Married By Accident

By fitrianiarindah

3.9M 223K 7.7K

[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, s... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Casting
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
53
54
55
56
57
58
59
60
Epilog
Promosi
Sequel
info penting!

52

43K 2.6K 129
By fitrianiarindah

Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, namun seorang pria belum bisa memejamkan matanya, memang dirinya sudah ngantuk, tapi pikiranya masih kemana-mana sehingga membuatnya sulit untuk tertidur.

Pria itu memiringkan badanya menghadap ke arah istrinya yang sudah tertidur. Hari ini istrinya berbeda, dan itu semua hanya karena ulahnya, ia seperti ingin menghajar dirinya sendiri karena telah mengucapkan hal yang salah.

Lalu apa yang harus ia lakukan supaya istrinya bisa seperti yang kemarin-kemarin lagi? Mella yang ceria, Mella yang manja, dan Mella yang ramah, gimana cara mengembalikanya, Ray bingung. Saat ini Mella selalu bersifat patuh, selalu merasa tak enak jika Ray membantunya, dan selalu berbicara cangung jika mengobrol, bahkan senyum yang di tunjukkan bukanlah senyum tulus.

Raynand kembali merubah pisisinya seperti semula, yaitu berbaring sambil menatap langit kamar, kemudian ia menghembuskan nafasnya kasar, lalu menjambak rambutnya, "Ini semua salah lo, dasar Raynand gila!" Umpatnya kepada dirinya sendiri.

"Apa yang harus gue lakuin, ini semua gara-gara lo Raynand bodoh!"

Air matanya yang luruh langsung ia seka dengan kasar, kemudian duduk bersila di samping Mella. Raynand langsung menatap wajah Mella lekat, lalu menatap perut buncit Mella.

Harusnya Ray bisa menjaga ucapannya dengan wanita yang sedang berada di masa labil-labilnya. Terlebih lagi Ray sudah menggoreskan banyak luka kepada wanita itu. Tak ayal jika wanitanya mudah bernegatif thinking terhadap Raynand.

Ray sungguh bodoh, harusnya perempuan itu saat ini lagi sibuk dan lagi semagat-semangatnya berkenalan dengan teman-teman baru di perkuliahanya semester awal. Namun Ray malah merusak segalanya. Ia sangat merasa bersalah, ia menjadi malu mempunyai gelar tinggi yang menyertai namanya. Lulus S3 namun sikapnya bak orang yang tidak berpendidikan, sungguh Raynand Brengsek.

"Maaf," ujar nya lirih hampir tak terdengar.

Setelah itu, Ray langsung mengecup dahi Mella singkat, kemudian mencium perut buncit Mella agak lama.

"Nak, bantu ayah buat ibu mu seperti dulu lagi, ibu mu yang ceria, oke" ucap Ray dengan mulut bergetar, setelah itu Ray mengelus perut Mella, Ray terkejut perut Mella bergerak, senyum Ray pun mengembang, anaknya merespon ucapannya, sungguh Ray sangat bahagia.

"Bantu ayah ya nak, tolong kamu minta sama ibumu agar tidak marah lagi sama ayah," ucap Ray lagi, dan perut Mella bergerak lagi. Senyum Ray pun mengembang sangat lebar, air matanya kembali menetes, ia sangat bahagia.

"Terima kasih nak, selamat malam," akhir Ray, kemudian mencium perut Mella lagi, setelah itu Ray kembali berbaring, senyumnya masih terukir, dengan perlahan Raynand mulai memejamlan matanya.

Saat itu juga, wanita yang tertidur di sampingnya, mulai membuka mata, air mata mengalir dari sudut matanya. Sebenarnya ia dari tadi tidak bisa tidur, dan hanya pura-pura tertidur. Mella mendengar semua keluh kesah suaminya, dan juga merasakan tingkah suaminya yang mencium dahi dan perutnya. Apakah ini semua salahnya, Ray saat ini sangat susah, apa ini karena dirinya? Dirinya begitu kekanakan. Hanya karena satu kata yang terucap salah, masalahnya langsung ia besar-besarkan.

Mella langsung tidur miring menghadap Ray, kemudian mengelus pipi Raynand, "Maaf," Cicitnya lirih.

Saat itu juga mata Ray terbuka, tangan Mella yang berada di pipi Ray langsung ia taruh di dada karena kaget, jantungnya berdetak sangat kencang, kemudian menutup matanya. Mella kira, Ray sudah tertidur, tapi ternyata belum.

"Kenapa?" Tanya Ray penasaran, Mella hanya menggeleng.

"Hei, kamu kenapa?"

"E--nggak papa kak" jawab Mella gugup, dengan tangan yang masih memegangi dadanya, dan mata yang terpejam, ia enggan menatap Ray, lebih tepatnya takut.

"Terus kenapa kamu tadi minta maaf? Kamu tadi juga belum tidur?"

Mella diam, ia bingung hendak menjawab apa.

"Hmm?" Ucap Ray terus menuntut jawaban Mella, namun Mella diam dengan mata yang masih terpejam.

"Jawab Mella, kita harus menyelesaikan masalah ini sama-sama, aku nggak bisa terus-terusan kaya gini, aku nggak suka ada kecanggungan di antara kita," ucap Ray lembut dan pelan-pelan, Ray berharap Mella mau bicara denganya.

Dengan perlahan Mella pun membuka matanya, "Kakak benar, kita harus selesaikan masalah ini sama-sama," jawab Mella.

Ray mengangguk, "Ya, lalu kenapa kamu tadi minta maaf, kan aku yang salah, jadi maafkan aku,"

"Enggak kak, aku yang salah, aku terlalu baperan dengan kata-kata kakak, seharusnya aku tidak sakit hati hanya karena kakak mengucapkan jika anak ini anak kakak saja, maaf kak," jawab Mella lirih, padahal jika ia mengingat itu, ia masih sakit hati, ibu mana yang tidak sakit hati jika sang suami yang dulunya bodo amat dengan dirinya apalagi anaknya, lalu tiba-tiba si sumai itu menyebut anak mereka dengan sebutan anakku saja, bukan anak kita? Namun, Mella akan membuang rasa sakit itu, ini demi ketentraman rumah tangganya, di tambah lagi, Raynand sungguh dan sangat-sangat merasa bersalah karena mengucapkan hal itu, Mella yakin jika Ray tidak ada niat sebelumnya untuk melukai hati Mella.

"Aku juga salah Mel, harusnya aku lebih hati-hati saat bicara."

Mella menggeleng cepat, "Nggak mas ini semua salah aku. Aku terlalu kekanakan, gini aja baperan."

Raynand mengerucutkan mulutnya, "Udah ah, iya aku maafin. Dari tadi kok minta maaf terus, padahal belum lebaran.

Untuk menanggapinya Mella hanya tersenyum tipis.

"Senyum yang lebar dong," pinta Ray dengan senyuman manisnya, Mella pun langsung tersenyum manis juga.

"Nah gitu, kan cantik"

"Terus kalo aku nggak senyum, jelek gitu?!" Tanya Mella pura-pura marah.

"Tetep cantik kok, tapi lebih cantik kalo tersenyum" sahut Ray gemas lalu mencium kedua pipi Mella secara bergantian.

"Uluh uluh... gemoy nya..."ucap Ray sambil terus menciumi pipi Mella yang bertambah gembul.

"Udah kak... tidur udah mau pagi loh"

"Iya, iya" sahut Ray kemudian tertawa.

"Eh, tunggu dulu" ucap Ray membuat mata Mella yang semula sudah tertutup kembali terbuka.

"Apa?" Tanya Mella penasaran.

"Aku minta sesuatu boleh enggak?" Tanya Ray.

"Apa?" Tuntut Mella sangat penasaran.

"Kalo manggil aku jangan pake embel-embel kak lagi Mel..."

"Terus, cuma Ray gitu. Mau kamu?! Hmm... enggak sopan loh" sahut Mella sedikit kesal, udah terlihat nggak sopan malah suaminya minta gitu.

"Bukan sayang"

"Terus?"

Ray tersenyum manis, "Mas gitu loh, atau Sayang, atau Hubby gitu.. biar romantis dikit lah, aku sadar aku nggak bisa romantis seperti yang lain, terus kamu panggil aku pake gituan pasti ada unsur romanya..." pinta Ray sambil tersenyum manis, Mella pun hanya memasang wajah datar dan kadang bergidik geli.

"Coba lah Mel"

"Gak! Aku nggak mau!!" Tolak Mella mentah-mentah.

wajah Ray pun menjadi murung, "kenapa?" Ucapnya sedih.

"Masa aku panggil kamu sayang, terus entar yang... sayang gitu... ihh geli kak, atau aku panggil kamu hubby, terus panggilnya byyy... gitu? Enggak banget tau kak, nadanya sama kek bahasa inggrisnya lebah bee tau kan?!" Jawab Mella sejelas, jelasnya.

"Ya panggil aku mas gitu, kan lebih romantis di bandingkan kamu panggil aku kakak, emang aku kakak mu?"

"Bukan" jawan Mella polos.

"Makanya panggil aku mas gitu lah Mel..." rengek Ray bak anak kecil.

"Mas sama kak sama aja artinya kak, kenapa nggak den aja aku panggilnya, den bagus ing ngarso gitu"

"Ck, Mellaa... lama-lama kamu itu bikin gemes-gemes kesel ya, jadi pengen nerkam kamu tau gak?!" Geram Ray malah membuat Mella tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa ketawa heumm?"

"Bwahahaha...  lucu tau gak, jahilin kamu kamu itu bikin ngakak hahaha..." ucap Mella sambil tertawa keras sampai menggema di seluruh ruangan kamar, Ray hanya memasang wajah datar, sungguh ia sangat kesal di jahili Mella.

"Kak hahahaa.... muka kamu kok jadi kayak triplek" ejek Mella lagi, Ray langsung berbalik memunggungi Mella.

Mella pun mengerem tawanya, ketika sudah melihat Ray ngambek, "Dih gitu aja ngambek! Dasar!" Cibir Mella, namun Ray terus mendiamkanya.

"Kak..." Rayu Mella sambil menggoyang-goyangkan legan kekar milik Raynand.

"Ck marah nih ceritanya....?"

"Mass...." panggil Mella lembut, dan pada akhirnya Ray langsung berbalik menghadap Mella kembali, dengan senyum yang mengembang.

"Apa? Coba ulangi lagi?" Pinta Ray dengan wajah yang masih tersenyum.

Mella tersenyum smirk, "Junaedii..." ucapnya manja.

"Eh?!" Ujar Ray dengan mata yang melotot.

"Ehehehehe.. enggak enggak, maksudku Mas, Mas Raynand Melviano..." ucap Mella sambil terkekeh, Ray langsung membawa Mella kedalam pelukanya.

"Nahh gitu dong sayang, bagus tau gak" ucap Ray bahagia.

"Tapi Geli kak kalo bagi aku, aku udah nyaman panggil kamu kakak. Kakak aja ya... yayaya..." celetuk Mella di dalam pelukan Ray, dengan wajah yang terbenam di dada Ray, sehingga suara Mella terdengar tak begitu jelas.

"Big no sayang, kamu panggilnya harus pake Mas lebih baik di banding Kak, entar kalo udah lama-lama pasti juga terbiasa"

"Hmm iya serah kakak, aku udah ngantuk" sahut Mella lirih kemudian memejamkan matanya di dalam pelukan Ray, Ray pun hanya menyahutnya dengan gumaman lalu mereka berdua tertidur bersama.

***

Eyooo... gimana part ini guys?

Bagus nggak?

Maag yee... masih banyak Typo dan kata-kata campuran hehehe..

Jangan lupa vote nya yak, komentarnya udah kan?

See you next chapter❤

Continue Reading

You'll Also Like

169K 10.3K 26
CERITA INI SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK CETAK DAN E-BOOK. [Ibu gitu deh, WA saya nggak dibalas.] [Bu ....] [Kok, jahat, sih, Ibu?] Ya Tuhan, pipiku te...
169K 16K 44
"Ga gue hamil." Bagaimana perasaanmu ketika sahabat yang selama ini kamu jaga mengungkapkan sebuah fakta seperti ini? Arga rasanya ingin marah, bahka...
1M 4.3K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
17.3K 1.5K 42
Tentang rasa yang tak pernah dapat diabaikan hadirnya. Hati Saka langsung tertambat pada Raya kala gadis itu berjalan acuh melewatinya. Saka tak pern...