Skylight

By katabulan

358 5 3

Menjadi Ketua Osis di Sekolah tentu membuat nama Zoya melambung tinggi. Belum lagi ia dikabarkan menjalin hub... More

PROLOG
1. Zoya
2. Azka
3. Persiapan
4. Mbok Yem
5. Ikut ga ya?
6. Berangkat
7. Dia seru
8. Siapa namanya?
9. Pertemuan
10. Notifikasi
11. Aneh
12. Tawaran
13. Iya
14. Mbak bioskop
15. Stalker
16. Foto pertama
18. Datang
19. Bubur Ayam
20. Pulang
21. Kali Pertama
22. skylight
23. Berhenti atau Lanjut?

17. Berbeda

7 0 0
By katabulan

Semakin hari kesibukan Azka semakin bertambah. Turnamen futsal besar-besaran akan segera dimulai. Mau tidak mau, panitia OSIS yang dipimpin oleh Azka harus bekerja ekstra keras.

Hubungannya dengan Zoya kian memburuk. Azka yang sudah jarang membalas pesan Zoya mengakibatkan hubungan mereka kian merenggang. Mereka sibuk satu sama lain, karna Zoya pun juga sedang mempersiapkan acara di sekolahnya.

Bedanya, Zoya selalu menyempatkan waktu untuk membalas pesan Azka.

Namun tidak dengan Azka.

Azka menghela nafas kasar, tubuhnya letih karna seharian harus mengurus persiapan futsal. Ia tahu hubungannya dengan Zoya akan semakin renggang, namun ia rasa ia tidak harus pusing memikirkannya.

Karna Azka tidak pernah serius dengan wanita manapun.

Azka fikir Zoya akan lelah dan menjauh darinya karna pesannya yang selalu ia balas sangat lama. Bukan karna sebab, Azka melakukan itu karna ia memang jarang membuka handphone nya.

Bukan maksud Azka membiarkan Zoya menunggu. Hanya saja ia tidak mau berjuang terlalu keras akan sesuatu. Biarkan semuanya mengalir, jika suatu saat pesannya tidak dibalas oleh Zoya, berarti itu yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Azka duduk ditepi lapangan futsal, beristirahat sebentar dengan meneguk air mineral yang barusan ia beli.

Handphone di kantong celana kanannya berbunyi, menandakan ada pesan baru yang masuk.

Zoya: azkaa

Zoya: lo sibuk ya?

Zoya: balesnya nnti aja gapapa

Zoya: semangat pak ketos! semoga acaranya lancar yaa heheheh

Mata Azka mendelik, bagaimana bisa ia lupa membalas pesan Zoya sejak kemarin sore, hingga gadis itu mengirim pesan kembali padanya untuk memberikan semangat.

Buru-buru ia ketik balasan untuk Zoya selagi ia istirahat.

Azka: Zoy sorry gue lupa bales chat lo dr kmrn

Azka: iyaa

Hanya itu balasan Azka. Ia terlalu letih untuk berbasa basi.

***

Kedua bahu Zoya menurun saat membaca pesan Azka. Sudah satu minggu Azka menjadi sosok yang tidak Zoya kenal. Dingin, lama membalas pesan, tidak peduli padanya, dan hilangnya seluruh sifat hangat dari Azka.

Pandangan Zoya semakin kabur, ditengah ia mempin rapat OSIS tak sengaja ia membuka handphone nya. Ia pikir balasan Azka akan membuat mood nya membaik. Namun ia salah, justru tangisan yang akan ia dapat.

Zoya harus tetap profesional sebagai pemimpin. Masalah pribadinya tidak boleh ia campuri dengan masalah organisasi. Seperti robot yang bertemu remotnya, kini Zoya sedang pada mode ‘pura-pura untuk baik-baik saja’ dan lanjut memimpin rapat dari awal hingga akhir.

Selesai rapat di Sekolah, seharusnya Zoya harus langsung menuju base camp organisasi nya yang ada di luar sekolah untuk sekedar berkumpul, tapi Zoya memilih untuk berdiam diri di ruang OSIS sembari menenangkan diri.

Zoya menutup matanya perlahan, mencoba mengingat kembali rentetan kejadian yang sudah ia alami akhir-akhir ini dan mencoba meresapi setiap momen yang ada agar ia tidak salah mengambil langkah.

Dirasa sudah cukup tenang, Zoya membuka matanya. Ia semakin sadar bahwa tak seharusnya ia marah akan perubahan sikap Azka. Azka begitu karna ia seorang ketua OSIS, dimana ia pasti sangat sibuk mempersiapkan event yang akan datang. Seharusnya Zoya tetap ada disampingnya, memberi dukungan pada laki-laki itu.

***

Turnamen futsal kurang lima hari lagi, namun masalah silih berganti datang. Otak Azka sudah lelah memikirkan ini semua. Ia ingin sedikit berbagi cerita agar bebannya sedikit berkurang.

Siapa lagi kalau bukan Zoya.

Ya, Zoya yang terlintas dipikiran Azka saat dirinya membutuhkan teman bercerita.

Azka tahu, wanita itu bisa menjadi tempat ia pulang, berbagi cerita saat yang lain bahkan tidak peduli padanya. Kalimat penenang sangat ia butuhkan saat ini. Azka berharap, Zoya mampu memberikan itu semua. Namun, Azka tahu jika belakangan ini hubungannya tidak baik-baik saja, jadi Azka hanya berharap Zoya tidak berubah seperti dirinya.

Azka: zoyyyaaaa

Azka: zozoyy

Azka: zoya sibuk?

Azka merasa canggung jika harus berbasa basi seperti ini lagi. Ia tahu jika tindakannya beberapa minggu terakhir itu salah, mendiamkan Zoya tanpa alasan yang jelas. Tapi hanya Zoya yang Azka butuhkan saat ini.

Zoya: apa

Zoya: enggak

Dada Azka rasanya mencelos melihat jawaban Zoya. Gadis itu menjawab chat Azka berbeda dengan biasanya, perasaan bersalah Azka muncul satu persatu.

Azka: hmm

Azka: zoya cuek bgt jd takuttt :(

Zoya: engga, knp?

Azka: mau ceritaaa :( boleh?

Zoya: iya sini

Azka: gue cape

Zoya: kenapa?

Azka: masalah lapangan, udah h-berapa ini malah jd masalah lg

Zoya: cerita yg jelas

Azka: iya tuan putri

Azka: harusnya hari ini gue DP lapangan buat ntar turnamen. kmrn jg gue uda blg kalo tanggal 16 mau gue booking, eh td di telfon katanya tgl 16 penuh. labil amat ajg

Zoya: ga coba cari lapangan lain?

Azka: susah zoy, tim gue harus cari lapangan yg sesuai konsep / kita rubah konsepnya

Zoya: lo bikin konsep sesuai sm lapangan yg ga jadi itu?

Azka: iya lah njir, kalo ga gt jg gue uda pesen yg lain

Zoya: setau gue, lapangan futsal bentukannya gt gt aja si, kalo lo mau ubah konsep pun kayanya ga banyak ka

Azka: iya :( tp gue capee pgn nongkrong sm temen" jg

Zoya: ka, selesaiin dulu ya tanggung jwbnya? yuk bisa yuk, gue bantu apa deh

Azka: bantu semangatin aja cantik

Zoya: tiap hari jg uda gue semangatin, lo nya aja yg gajelas!

Azka tersenyum. Bisa-bisanya gadis mungil ini mencoba menyindirnya.

Azka: maafin atuh, azka kan lg sibuk :(

Zoya: hmmm

Azka: nanti waktu turnamen, lo harus dateng ya

Zoya: lah kan gue bukan siswa sekolah lo

Azka: ih katanya mau semangatin gue :(

Zoya: iyaaaaaaa

Azka: zoy, azka cape tauuu :(

Zoya: ka, dengerin gue

Zoya: eh baca mksdnya

Zoya: capek itu gapapa ka, wajar. lo boleh capek, tapi jangan nyerah ya? gue tau lo tuh hebat banget. berhasil/engga nya suatu acara itu ga penting, yg penting lo uda berusaha semaksimal mungkin. lo udah luangin waktu, tenaga, pikiran lo buat selesaiin project ini. harus kelar sampe akhir ya ka? jangan nyerah. lo pemimpin ka, lo yang punya kuasa penuh atas anggota lo. kalopun acara ini nanti ga jalan sesuai ekspetasi lo, gue yakin anggota lo tetep bangga punya ketua kaya lo, termasuk gue.

Hati Azka tenang membaca barisan kalimat penyemangat dari gadis itu.

Azka tidak salah pilih untuk pulang.




Karna Zoya berbeda dari yang lain.

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 238K 65
Di tengah kehancuran keluarganya dan sang ibu yang sedang sakit keras, Rafa bertemu seorang pengusaha kaya yang memberinya sebuah misi. Gadis itu har...