[ 2 ] ᴍᴀᴛᴇ : ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄᴏɴᴅ ꜱᴏᴜʟ

By duniahartakarunn_

41.2K 4.8K 1.2K

Sequel of Mate ✓ | ft Harukyu the darkest side of us comes from our other selves ________________________ war... More

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX [END]
XX | bonchap ⚰️
XXI [ Arthur, Junkyu, dan Haruto ]
XXII [ Between Mate and Fate ] Part I
XXIII [ Between Mate and Fate ] Part II
XXIV [ Between Mate and Fate ] Part III

XI

1.1K 171 12
By duniahartakarunn_

"kenapa?kau terkejut?"

Arthur menggurat senyum miringnya lantas kembali mengayunkan belati itu kearah leher Haruto, berniat menyakiti saudara kembarnya lagi.

Grep

Zrass

"Akh- kau tidakh akan pernah arghh bisa membunuhku!!" Haruto meringis kesakitan kala belati emas itu tak sengaja menggores telapak tangannya disaat ia mencoba menghindar dan menangkis belati yang hendak menyentuh permukaan lehernya.

Arthur mendengus kala usaha kecil Haruto untuk terhindar dari serangannya malah membuat alpha itu semakin berteriak kesakitan karena telah melukai dirinya sendiri.

"kau tidak akan pernah menang melawanku, adikku" Arthur berkata sedemikian dingin dan juga datar, manik matanya menjadi merah pekat dengan sepasang gigi taringnya yang menonjol keluar.

'ah ternyata sedang gerhana bulan ya?'

Pemuda pucat itu lantas menundukkan kepalanya, sungguh ia tidak ingin memangsa siapapun saat ini. Meskipun waktu mendesak rasa laparnya terus meraung-raung tapi tetap saja Arthur tidak ingin memangsa tubuh Haruto begitu saja.

Akan terlalu mudah kalau pemuda itu mati sekarang.

trang!

Belati itu terjatuh diatas permukaan tanah yang berada tak jauh dari tempat Haruto bersimpuh dengan tangannya yang masih mengucurkan darah segar.

Arthur lantas menyamakan tingginya, menghadap tubuh gemetar Haruto karena luka yang ia dapatkan ditelapak tangannya bisa dibilang cukup dalam dan juga sangat menyakitkan, mengingat belati itu telah dilapisi oleh emas yang tentu saja bisa membunuhnya dalam sekejap.

"beruntunglah aku masih membiarkanmu hidup, Haruto"

Arthur tersenyum singkat saat sepasang manik matanya bertemu tatap dengan marble coklat emas milik saudara kembarnya. Meskipun kondisi Haruto lemah seperti ini tapi Arthur tetap bisa merasakannya, betapa besarnya rasa amarah pemuda itu karena terjebak didalam perangkap ilusi ini.

Pemuda pucat itu lantas sedikit menyibakkan jubahnya, menuntun pandangan Haruto turun kearah leher jenjangnya yang semula terbalut jubah hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"kau lihat?hahaha luna mu itu ah apa ya bukankah aku juga berhak menyebutnya luna?" Arthur tertawa kala ia kembali mengingat bagaimana Junkyu begitu agresif saat becumbu bersama dirinya semalam.

Begitu panas dan menggairahkan. Junkyu mampu membuat Arthur tak berhenti melakukan kegiatan panas itu hanya karena lenguhan pemuda cantik itu.

Haruto menggeleng tak percaya, tidak mungkin Junkyu akan mengkhianatinya kan?apa luna nya tidak bisa mengenalinya?apa Junkyu tidak merasa sakit ketika berhubungan intim dengan pemuda lain yang sebenarnya bukan pasangannya?

"tidak kau, akh kau pasti ber-bohong"

"aku tidak akan berbohong kepadamu" ujar Arthur dengan wajah pucatnya yang kini mematut senyum. Bahkan senyumnya saja mengerikan, bagaimana Junkyu bisa tidak menyadari kalau pemuda yang ada bersamanya saat ini adalah vampire licik yang menyelinap dan bersekutu bersama musuh Haruto yang lain.

"dia sangat menyukaiku" bisiknya tepat disamping telinga Haruto. Arthur tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus ini untuk menjadikan pemuda cantik itu sebagai pasangan hidupnya, tentu ia akan melakukannya karena semua yang dimiliki oleh Haruto harusnya menjadi miliknya termasuk pasangan hidupnya.

"janganh sakiti junkyuhh" Haruto terus menahan rasa sakit yang semakin menjalar diatas telapak tangannya, rasanya ingin sekali ia memotong tangan pemuda picik ini karena telah berlaku tidak sopan kepada Raja Alpha yang harusnya ia hormati.

"kau tenang saja, aku tidak akan menyakitinya selama kau tetap disini dan berhenti melakukan hal bodoh untuk melarikan diri"

Arthur meraih belati yang semula tergeletak begitu saja diatas tanah, pemuda itu tersenyum pelan dengan sepasang manik merah darahnya yang memandang lurus kearah belati emas yang berkilauan dihadapannya.

"atau, aku tak segan-segan untuk membunuhmu karena berani mencoba melarikan diri lagi dari sini" tuturmya masih dengan tatapan mata lurus kepada belati itu.

Haruto tak menjawabnya, ia memilih bungkam karena ia tidak bisa berjanji akan berdiam diri saja didalam perangkap sialan ini sedangkan Junkyu nya sedang dalam bahaya karena bersama pemuda yang bahkan tidak ia tahu siapa dia sebenarnya.

"a-apa maumu?"

Arthur tertawa lepas kala pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Haruto, pertanyaan yang konyol dan juga menggelikan bisa-bisanya pemuda itu bertanya apa maunya saat semuanya sudah jelas terpampang di depan matanya.

Sepertinya Haruto sangat bodoh untuk memahami apa tujuan Arthur sebenarnya. Arthur menggurat senyum miringnya, pemuda itu lantas menjambak surai legam Haruto kuat membuat sang mpu mendongak sembari memejamkan matanya karena sungguh tenaganya sudah terasa begitu lemah dan anggota tubuhnya yang seakan mati rasa.

.

.

.

"aku datang untuk menghancurkanmu"

___________

Sudah setengah hari Serim mempelajari ilmu perang bersama Yoonbin, tapi selama itu pula pikirannya tidak bisa terfokus kepada gerakan menyerang ataupun melindungi diri yang sedang Yoonbin ajarkan tadi.

Alhasil, sudah 8 kali lengannya tersayat pedang tajam milik Yoonbin yang tengah mengetes dirinya untuk mempraktekkan ilmu perang yang baru saja ia pelajari.

Zrass

"SERIM KAU HARUS FOKUS!" Teriak Yoonbin kala sorot mata Serim kembali bergetar tak menentu seolah sang pemilik darah half-blood itu sedang gugup.

Serim mencoba sebisa mungkin untuk memfokuskan pikirannya kepada arah ayunan pedang Yoonbin yang terus menyerangnya dari arah depan dan juga samping.

Tapi sekeras apapun ia mencoba memfokuskan pikirannya, tetap saja konsentrasinya terpecah kepada potongan-potongan kejadian aneh yang terus saja menghantui pikirannya selama 4 hari terakhir.

Prang

Zrass

"Akh-" pemuda itu reflek menjatuhkan pedangnya kala pedang Yoonbin tak sengaja menyayat lengan kirinya yang sebelumnya telah terluka karena serangan pemuda sipit itu beberapa saat lalu.

Yoonbinpun membuang pedangnya asal, ia lantas melangkah cepat untuk menghampiri Serim yang tengah meringis kesakitan sembari memegangi lengan kirinya yang terus mengucurkan darah.

"Sudah kubilang kau harus fokus, Park Serim!"

Yoonbin menatap luka sayatan itu dengan wajah prihatinnya

"seharusnya kau lebih berhati-hati kalau kau terluka seperti ini siapa yang akan kerepotan merawatmu huh?!" Omel Yoonbin sembari berkacak pinggang di hadapan serim.

"diamlah!seharusnya kau tidak menyerangku sebrutal tadi!" Pemuda itu terus menggerutu, Serum merasa tidak terima karena Yoonbin hanya menyalahkan dirinya tanpa menyadari kalau Yoonbin sendiri juga memiliki konstribusi besar dalam membuat luka sayatan sebanyak ini di tubuhnya.

Serim menghela nafasnya kasar, pemuda itu lantas meraih pedangnya sebelum meninggalkan Yoonbin sendirian di arena latihan dengan wajah yang mengerut bingung.

"kenapa dia ikut marah?" Yoonbin mengedikkan bahunya acuh sebelum mengekori Serim dan meninggalkan arena Atera sembari menggerutu diantara suasana hening yang terasa bisu.

.

.

.

"tuanku" Yoonbin membungkukkan badannya saat dirinya tak sengaja bertemu dengan Arthur yang tengah berjalan sendirian ditengah lorong Bangunan Utama Kerajaan Atera.

Arthur mengangkat tangannya, mengisyaratkan Yoonbin untuk menyudahi kegiatan membungkuknya. Pemuda itu menatap Yoonbin dari atas hingga ke bawah, satu seringaian tipis terukir di balik senyum menawannya.

Ia akan memulai rencananya dari Yoonbin.

"Ha Yoonbin, apa kau bersedia menerima semua tugas yang akan kuberikan nanti?"

Yoonbin mengernyit bingung, memangnya tugas apa sampai-sampai Haruto bertanya sedemikian ragu kepada nya yang telah bertahun-tahun menemani Haruto hingga pemuda itu bisa memperoleh kejayaan bersama Atera.

Apa dirinya masih belum layak untuk menjadi ksatria yang baik?

"tentu tuanku, saya akan menerima semua tugas dan perintah yang anda keluarkan" ujar Yoonbin masih dengan posisi kepala tertunduk

Arthur tersenyum kala ia mendengar jawaban yang begitu memuaskan dari pengawal saudara kembarnya ini. Tentu saja, tentu saja Yoonbin akan mematuhinya karena pemuda itu tidak akan menaruh curiga kalau orang yang ada dihadapannya ini bukanlah Haruto melainkan Arthur.

Seperti rencananya yang telah ia susun bersama Jaemin, pertama-tama ia harus membuat Yoonbin jauh dari Atera. Pemuda itu adalah ksatria terkuat yang akan menjadi penghalang besar apabila keberadaannya masih terus membayangi Atera.

Maka, satu-satunya hal untuk membuatnya menjauh adalah dengan mengutusnya pergi dari Kerajaan ini.








































"aku memerintahkanmu untuk menyelesaikan perang antar klan di daerah Timur"


















________________

Halooo udah siap baca chap selanjutnya?yuk gas langsung scroll ajaa꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Continue Reading

You'll Also Like

117K 13.8K 24
Berawal dari Jaehyuk yang menyelamatkan anak kecil sehingga menjadikan anak itu pasangan hidupnya.
78.9K 12.1K 17
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
47.2K 5.2K 21
Awalnya mereka saling membenci . sampai pada di titik mereka saling membutuhkan, disanalah rasa itu mulai tumbuh . "Seseorang sepertiku hanya mendapa...
430K 44K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...