Married Dadakan

By sweetiesone

164K 13K 3.8K

Arevin nero ardiaz, salah satu anak kembar keluarga Nero yang harus menanggung permusuhan beruntun yang ayahn... More

01. Pertemuan Kampret
02. Sah!
03. Definisi Cowok Nyebelin
04. Revan Vs Revin
05. Berbeda
06. New Life
07. Why?
08. Kesal
09. Pain
10. Bisa pasti bisa
11. teror satu
13. Plan
14. misi dan visi
15. Perbincangan sore
16. Malam Minggunya Kita
17. Pacar saya
18. Permulaan
19. Sedikit Tanda
20. Official
21. Keraguan
22. Keluarga Adijaya
23. Pertemuan para William
24. Insiden
25. Mulai terlihat
26. Mulai bergerak
27. Mama
28. Pengorbanan pertama
29. Kepergian Aleta
30. Medan Perang
31. Ungkapan lama
32. Akhir Cerita
TERIMAKASIH
SPIN OFF ; Mengejar Cinta Muslimah

12. Revan

3.8K 403 85
By sweetiesone

Leta berlari kecil bersama Nino menyusuri koridor rumah sakit. Setelah mendapat pesan dari Revin, Leta bergegas mengajak Nino untuk melihat keadaan Revan.

Leta memelankan langkahnya kala melihat Revin, Amora dan Vano yang terduduk cemas di depan ruang ICU.
Leta mendekat disusul oleh Nino.

"Revin," lirih Leta mendapat balasan tatapan dari Revin. Leta dapat melihat rasa takut dari tatapan Revin.
Leta menarik nafas, berusaha mengembalikan dahulu tenaganya setelah berlari kecil.

"Gimana keadaan Revan?" tanya Leta kemudian, menatap setiap orang yang duduk di depannya. Vano hanya diam memainkan kakinya sedangkan Amora mengunci rapat mulutnya tak mengindahkan pertanyaan Leta.

Leta menghela nafas, nampaknya ia seperti orang bodoh yang tidak dianggap keberadaannya sekarang. Nino yang sedari tadi diam menarik tangan kanan Leta untuk mundur dan mensejajarkan posisi mereka.

Raut tak suka terlihat dari muka Nino. Ia benar-benar kesal terhadap perlakuan orang-orang ini kepada sahabatnya.

"Denger, lebih baik kita jajan es mambo" bisik Nino pada Leta yang sedari tadi menunduk menatap lantai berubin putih tempat mereka berpijak sekarang.

Leta menggeleng pelan tanda heran sambil menatap dan mencubit lengan Nino. Ia tak habis pikir dengan ajakan Nino.

"Diem ih jangan aneh-aneh!" peringat Leta sambil berbisik menunjuk muka tengil Nino.

Aktivitas Nino dan Leta tak luput dari pandangan Revin. Leta dan sahabatnya nampak sangat dekat di mata Revin. Lebih dari dirinya.

Tak lama, pintu ICU terbuka disertai tolehan semua orang. Dokter yang menangani Revan berjalan mendekati Revin. Semua berdiri menatap penasaran apa yang akan dokter tersebut katakan.

"Keluarga pasien?" tanya dokter berpakaian bedah lengkap. Revin mengangguk.

"Orang tua pasien?" lanjut dokter tersebut kala tak menemukan orang dewasa diantara mereka.

"Sedang dalam perjalanan, kalau dokter mau bicara sesuatu bisa dibicarakan dulu dengan saya" ucap Revin meyakinkan. Kini Vina dan Rescha berada di luar kota. Akan lama bila penanganan Revan harus menunggu, disinilah kedewasaan Revin diuji.

Dokter tersebut mengangguk paham mempersilahkan Revin ikut dengannya.

Semua orang hanya bisa diam melihat kepergian Revin mengikuti dokter.

Ya Tuhan, semoga aja Revan baik-baik aja batin Leta menatap pintu ICU yang tertutup namun masih menandakan ada aktivitas di dalamnya.

°•°•°•°

"Jadi begini, kami sudah melakukan penanganan dini terhadap pasien. Terdapat patah tulang dibeberapa bagian serta luka ringan serta benturan dibeberapa bagian tubuh saja. Kami hanya butuh satu tanda tangan orang tua pasien untuk melakukan operasi pada beberapa tulang yang patah" jelas dokter tersebut sambil nenunjukkan potret x-sray milik Revan.

Revin bersyukur Revan hanya patah tulang saja tidak ada hal serius lainnya.

"Orang tua kami masih dalam perjalanan dari luar kota apa mungkin bisa kalau saya yang menyetujui?" tanya Revin penuh harap.

Dokter tersebut nampak meniman-nimang pertanyaan Revin. Sedetik kemudian dokter itu mengangguk sembari menyodorkan sebuah surat persetujuan.

Revin bernafas lega untung saja dokter ini tidak monoton dengan peraturan rumah sakit yang hanya menyetujui tanda tangan orang dewasa.

Dengan cekatan Revin menerima uluran bolpoin dan surat persetujuan berlanjut membaca dan menorehkan tanda tangan miliknya.

"sudah?"
Revin mengangguk mendengar pertanyaan dari dokter di depannya.

"Kami akan lakukan operasinya segera, tidak perlu cemas berdoa yang terbaik saja" nasihat dokter berlanjut menerima surat persetujuan dari Revin dan membawanya keluar.

Masalah apa lagi sekarang gumam Revin menatap langit-langit ruangan. Setelah ia kini berganti Revan yang terkena masalah.

°•°•°•°

Semua menoleh melihat dokter kembali masuk ke ruang ICU dengan beberapa perawat lagi dan peralatan.

"separah apa sih?" tanya Nino dengan suara berbisik pada Leta yang hanya mengedikkan bahu tanda tidak tau.

Tak lama Leta mendengar suara langkah kaki yang nampak terburu-buru mendekati mereka.

"Tante Vina, om Rescha" lirih Amora menghadap lorong rumah sakit sambil berdiri menyambut kedatangan mereka. Yang lain pun ikut menoleh tak terkecuali Leta.

Vina nampak kacau dengan air mata mengalir menghiasi wajah awet mudanya. Sedangkan Rescha nampak cemas menggandeng istrinya.

"Gimana keadaan Revan?" tanya Vina histeris pada semua orang. Rescha berusaha menenangkan istrinya. Mendekap Vina kedalam pelukannya sambil mengelus punggung Vina yang bergetar.

"Dimana Revin?" tanya Rescha pada semua orang.

"Disini pa" ucap Revin mendekat kearah mereka. Rescha menoleh bahkan semuanya menoleh. Muka santai Revin sedikit membuat mereka tenang.

"Revin baik-baik aja cuma patah tulang ringan" jelas Revin ikut mengelus pundak mamanya.

Vina mendongak menangkup pipi Revin meminta keyakinan.
Revin sedikit tersenyum menampakkan lesung pipitnya mengusap air mata Vina.

"Mama tenang aja, Revan ngga kenapa napa" ucap Revin disertai anggukan Vina yang sudah cukup merasa yakin.

Leta tersenyum melihat luluhnya sikap dingin Revin pada mamanya. Ini sungguh pemandangan langka. Ia berpikir apa harus ia memotret atau memvideokan.

"Gue pulang dulu deh, ntar bunda gue koar" bisik Nino pada Leta. Leta mengangguk meng-iyakan. Lagi pula memang Nino masih memakai seragam begitu pula dirinya, Revin, Vano dan Amora.

Nino tersenyum berjalan mendekati Rescha dan Vina untuk pamit pulang. Leta menatap kepergian Nino sampai tubuh sahabatnya tak terlihat. Hanya Nino saja yang bisa membuat dia merasa dianggap. Bagaimana sekarang Nino sudah pulang, semua orang terasa asing baginya.

Leta berjalan mendekat kearah Vina yang duduk di kursi tunggu rumah sakit. Sadar akan menantunya yang mendekat Vina berdiri memeluk tubuh Leta. Leta bingung namun sedetik kemudian ia membalas pelukan Vina sambil mengelus punggung Vina.

"Revan Let, anak Mama" lirih Vina. Leta sadar bagaimanapun keadaan Revan parah atau tidaknya pasti akan tetap membuat Vina cemas. Sebelum Revan itu terbangun ketakutan masih melanda diri Vina.

"Revan pasti baik-baik aja ma"

5 jam

Sudah lima jam mereka menunggu, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Amora dan Vano juga sudah pulang dua jam yang lalu. Vina menyuruh Amora untuk pulang bersama Vano.

Leta duduk sambil menahan rasa kantuk yang melandanya sedari satu jam yang lalu. Revin yang duduk disamping Leta menarik senyum kecil, benar-benar lucu.

Detik berikutnya Revin terkejut karena sudah mendapati Leta yang bersender dibahunya. Dengan cepat Revin mendorong kepala Leta membuat Leta terbangun kembali.

Leta mengerjap, sungguh kasar sekali Revin ini. Di drama yang sering Leta tonton pihak lelaki pasti dengan suka rela membiarkan pihak perempuan bersandar padanya. Tapi lihat manusia batu disampingnya. Leta melotot sambil mendengus kesal pada Revin yang hanya diam.

"dokter" lirih Vina berdiri mendekati dokter dan beberapa perawat yang sudah keluar dari ruang operasi. Leta yang awalanya mengantuk kini ikut berlari mengikuti Vina, Rescha dan Revin.

"pasien baik-baik saja tinggal menunggu pasien siuman"
Semua bernafas lega mendengar penuturan dokter tampan berumur sekitar 30-an tahun itu.

"oh iya, mari kita bicarakan tentang beberapa masalah yang dialami paisen"
Rescha mengangguk mengikuti dokter menjauh dari depan ruangan ICU.

"kalian pulang aja ya, biar mama yang jaga Revan" usul Vina mengelus lengan Revin.

Revin menggeleng dengan cepat, "ngga ma, Revin disini".

Vina menggeleng kecil tanda tak setuju, "Lihat Leta udah ngantuk" ucap Vina melihat Leta yang baru saja menguap. Leta tersenyum malu dengan penuturan mamanya.

Revin nampak berpikir sebentar lalu mengangguk. "Yaudah sana" ucap Vina berlanjut memasuki ruangan ICU tempat Revan berada.

"Ayo"
Ajak Revin berjalan dahulu keluar dari rumah sakit.

°•°•°•°

"Laper?"
Leta mengerjap, ia mengantuk sekali sampai tidak fokus pada pertanyaan Revin yang sedang menyetir.

"Mau makan?" ulang Revin dengan pertanyaan lain yang sama maksudnya.

Leta mengangguk, ia merasa lapar juga sedari tadi sore tidak makan.
Revin mengangguk paham mengemudikan mobilnya menyusuri jalan yang cukup sepi karena sudah menuju tengah malam.

"Mau makan mie ayam?" tanya Revin memelankan mobilnya melihat trotoar dengan beberapa pedagang kaki lima. Leta mengangguk nampaknya bukan hal yang buruk makan mie malam-malam.

Setelah melihat jawaban Leta, Revin segera menepikan mobilnya berlanjut membuka pintu mobil disusul oleh Leta.

"Silahkan mas, mbak"
Pedangang berumur sekitar 45 tahunan itu mempersilahkan Revin dan Leta untuk duduk.

"Mau pesen apa?" tanya pedangan tersebut mendekati Leta dan Revin yang sudah mulai duduk ditenda kecilnya.

"lo mau apa?" tanya Revin pada Leta yang duduk di depannya sambil menopang dagu.

"Mie ayam sama air putih"
Revin mengangguk, mengalihkan tatapanya pada Leta beralih pada pedagang bakso yang sudah menunggu pesanan mereka.

"Mie ayam satu, baksonya satu, air putih dua" ucap Revin menyebutkan pesanannya dan Leta.

tak ada percakapan antara keduanya, hanya saling lirik beberapa kali. Revin nampak sibuk dengan ponselnya sedangkan Leta sibuk menghitung mobil yang lewat di jalan raya.

Tak lama pesanan mereka datang, membuka lebar mata Leta.
"Anak SMA sekarang pulang malam yan dek?" tanya pedagang tersebut sambil meletakkan pesanan mereka.

Leta dan Revin saling bertatapan kemudian melihat baju mereka. Ya masih seragam sekolah. Leta mulai cemas dengan pemikiran abang mie ayam.

"Ngga mas, saya sama ade saya tadi ke rumah sakit jenguk saudara lupa belum ganti baju" jawab Revin tiba-tiba membuat Leta terkejut. Apa dia terlihat seperti adik Revin. Sungguh Leta tidak mengerti.

"Oh gitu, silahkan dinikmati"
Leta dan Revin mengangguk bersama.

Leta hendak makan namun melihat Revin yang hendak menyuapkan bakso ke dalam mulutnya sangat menggoda Leta. Ia menyesal tidak memesan bakso.

Sadar akan mupeng Leta, Revin menjauhkan kembali sendok berisi potongan bakso dari mulutnya.

"Mau tuker?" tanya Revin menaikkan satu alis menatap Leta. Leta mengigit bibir bawahnya sebenarnya ia sangat ingin tapi apa sopan dia berperilaku seperti itu. Harusnya ia bersyukur sudah diberi makan.

Leta menggeleng, namun tak menutupi mupengnya di mata Revin. Dengan sigap Revin menukar makanannya dan Leta. Leta sedikit terkejut dengan kelakuan tiba-tiba Revin.

"Makan" perintah Revin memberi sedikit sambal pada mie ayam Leta yang sudah menjadi miliknya sekarang.

"Ngga usah tuker" tolak Leta, namun Revin hanya diam menyantap makanan di depannya.

Leta mengedikkan bahu memakan bakso Revin yang sudah menjadi miliknya. Lagi pula ini keinginan Revin sendiri kan.

"Mana lima ribu gue?"
Leta hampir tersedak mendengar pertanyaan tiba-tiba Revin. Masih ingat saja Revin dengan uang lima ribunya.

"Gue buat bayar kas kelas" jawab Leta menyengir tak enak. Revin hanya diam menatap Leta sampai beberapa detik.

"Besok lo dapet uang jajan sepuluh ribu, gue potong uang jajan lo lima ribu" jelas Revin kemudian membuat Leta melongo, dasar pelit

Dengan pasrah Leta mengangguk mebuat Revin tersenyum puas.

Revin mengernyit melihat ponselnya yang menyala dengan sebuah pesan dari mamanya - vina. Dengan penasaran Revin mengambil ponselnya membuka pesan dari Vina.

"Revan udah sadar" ucap Revin setelah melihat pesan dari mamanya. Leta tersenyum penuh syukur. Orang sebaik Revan tak mungkin dengan mudahnya celaka, begitu pikit Leta.

°•°•°•°

Spam next sini
Btw, hppy nw year smuany. Smoga tahun 2021 ngga se suram tahun 2020.

Continue Reading

You'll Also Like

956K 14K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
58.7K 4.3K 33
Satu semester akhir menjadi penentu kelulusan. Namun, semua tak sesuai harapan. Tsabita siswi cerdas dan tidak neko-neko hamil di luar nikah, tanpa t...
635K 63.5K 89
FOLLOW GUE DULU WOIIII!!!! * * * DISARANKAN UNTUK MEMBACA "HOT RELATIONSHIP" YANG PERTAMA DULU YA GUYS, SUPAYA VIBES NYA DAPET❤️ *** Menjalani hidup...
968K 24.4K 50
Gadis bernama Febby Putri Aprillia rela kehilangan masa remaja dan bangku kuliahnya demi menikah muda dengan Ali, kakak kelasnya. Mereka dijodohkan o...