Orbit | SKZITZY.

By fullytears

6.4K 648 99

o r b i t : a sphere of activity, interest, or application. oneshoot collection featuring Stray Kids and ITZY... More

intro .
heather • cjs,lmh
rumah • syn,yji
the little match girl • hyj,ksm
along the sea • hyj,ksm
you belong with me • hhj, srj
surabaya, ia kembali • lcr, hjs
(you) are the most certain • srj, hhj
supernova • hyj, ksm
mercusuar • syn,yji
alive, so alive • cjs, lmh

away from the crown • hyj, ksm

285 41 9
By fullytears

princess!yeji — baker!seungmin

inspired by this prompt i got from a website. and also the song "Line Without a Hook" by Ricky Montgomery.






AWAY FROM THE CROWN







"Ada urusan apa lagi, sehingga Tuan Putri kembali datang kesini?"

Sang gadis yang dipanggil dengan julukan royalti memutarkan bola matanya dengan kedua tangan dilipat di dada, menatap pemuda itu yang sedang tersenyum jenaka.

"Seungmin, sudah aku bilang berapa kali, tidak usah menggunakan gelar kebangsawanan kepadaku, tolong."

Tangan pemuda itu malah terarah untuk membuka tudung kain di kepala gadis didepannya, lantas mengacak-acak rambut gelap sang putri kerajaan, padahal saat pagi sudah disisir rapih oleh para pelayan istana.

"Selamat pagi, Tuan Putri Yeji, bagaimana keadaan di istana?" ucapnya sembari terkekeh, tapi tangannya dengan gesit langsung diberhentikan oleh Yeji yang tak ingin susunan rambutnya tambah terobrak-abrik oleh tangan jail milik Seungmin.

"Seungmiiiin, rambut aku jadi berantakan!"

"Enggak masalah, kamu masih cantik."

Yeji menggeleng-geleng, lalu berjalan menelusuri ruangan berukuran sedang yang baru saja ia diam-diam datangi. Aroma ruangan itu khas, terhirup bau-bau roti, pemandangan butiran-butiran tepung yang berserakan di meja kayu yang lebar. Toples-toples kaca berisi selai dan taburan. Terkadang berantakan, terkadang rapi.

Bagaimanapun kondisi ruangan tersebut, Yeji akan selalu menyukai kegiatan kecilnya yang tersembunyi dari sanak saudara, yakni mengunjungi toko roti milik Kim Seungmin di penjuru kerajaan kekuasaan keluarga. Mengambil separuh waktu bebas untuk menghilangkan penat, merasakan rasanya menjadi rakyat biasa tanpa iming-iming kebangsawanan.

Kisah klasik, mudah tertebak. Putri kerajaan yang jatuh kepada lelaki biasa yang dikata masyarakat tidak setara dengan kasta; tapi putri satu ini tak ingin mengindahkan prinsip-prinsip yang diagungkan keluarga. Meskipun suatu hari ia harus jatuh kepada tradisi, setidaknya hari-hari pada masa kini mampu ia habiskan sesuai dengan keinginannya sendiri.

"Jangan bilang kamu kabur lagi dari tugas-tugas apapun yang diberikan di istana." Seungmin mendekati Yeji yang sedang meraba-raba toples kaca miliknya yang berisi bermacam-macam penyedap rasa.

"Seungmin, ini isinya apa?"

"Jawab dulu, Yeji, jangan mengalihkan perhatian." Seungmin terkekeh, ia tahu Yeji pasti ingin menghindari topik tersebut, guna tidak ditampar dengan nasihat-nasihat bijak miliknya. Gadis itu memang berjiwa pemberontak, ia masih ingat pertama kali ia mengenal Yeji adalah dari aksi gila sang putri saat ia kabur dari pelayan-pelayan, lalu memanjat pohon rindang didepan rumahnya.

Awal mereka bisa saling kenal juga dari situ. Yeji yang tanpa sadar masuk ke toko roti milik keluarga Seungmin, bersembunyi dibawah meja membuat Seungmin terheran-heran.

"Ah, tapi jangan marahi aku, ya? Iya, aku kabur. Tenang, hanya pelajaran tidak penting. Etika-etika yang harus dimiliki seorang putri kerajaan dan—ah, pokoknya aku tidak suka, menyebalkan. Aku tidak suka diingati bahwa suatu hari aku akan menjadi ratu sebuah kerajaan, bla-bla-bla." Bibir Yeji sedikit mencebik saat mengucapkan kalimat-kalimat terakhir, seakan-akan meledek penghuni istana.

"Sudah kuduga. Tadi aku lihat kamu berjalan dengan waswas, tudung kamu juga lebih diturunkan kebawah agar tidak ada yang melihat. Astaga, Yeji, kamu ini—"

Belum sempat melanjutkan kalimat, Yeji cepat-cepat meletakkan telapak tangan kirinya ke mulut Seungmin, menutup mulutnya sebelum kalimat-kalimat lain diucapkan sang pemuda.

"Kan tadi aku bilang, jangan marah." Yeji tertawa, menatap bola mata Seungmin yang melebar, ekspresinya berubah terkejut.

Tapi bukan Seungmin kalau tidak memberi aksi balasan dan membalikkan situasi. Tangannya meraih untuk melepaskan telapak tangan Yeji, lalu ia kecup telapak tangan tersebut secepat kilat.

"Kim Seungmin!" wajah porselen milik Yeji merona, tersusupi tinta merah muda. Sekarang giliran Seungmin yang tertawa, sekaligus menatap wajah milik Yeji yang bertambah jelitanya dengan pipinya yang bersemu merah.

"Makanya, enggak kamu doang yang bisa iseng. Lagian, gitu doang kamu sampai panik."

"Ah, diam, Seung. Mendingan sekarang kita buat kue," ucapnya, meski kejadian barusan masih terbayang-bayang dalam nalarnya.

"Kamu lucu banget kalau lagi salah tingkah, Yeji." Seungmin menahan dirinya agar tidak kembali mengacak-acak surai coklat Yeji atau memeluknya tanpa alasan yang jelas.

Yeji tak menghiraukan kalimat tersebut, dan membuka lemari-lemari di dapur toko roti Seungmin untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kue, tapi hasilnya nihil. Kebanyakan bahan sudah dibawah batas minimal.

"Seung, mana bahan-bahannya?"

"Habis, Yeji. Ini sudah akhir bulan, aku belum beli bahan-bahan baru lagi, besok saja. Lagipula aku sedang istirahat dengan kegiatan membuat roti-rotian, hari ini sampai besok toko aku masih libur." Seungmin menjelaskan kepada Yeji yang heran melihat stok bahannya yang kosong.

"Oh.. gitu ya? Padahal niatnya aku ingin membuat kue lagi sama kamu, atau apple pie. Pasti enak."

"Kalau soal apple pie, aku baru saja buat sebelum kamu datang. Kamu mau?"

Pertanyaan dan pernyataan barusan memantik antusiasme dari sang gadis, ia mengangguk-angguk, tak perlu dibantah lagi bahwa ia setuju. Padahal, di istana ada lebih banyak variasi makanan dari juru masak ternama pula, tapi bagi Yeji, masakan buatan tangan Seungmin sendiri lebih memberi kesan jika dibanding makanan-makanan yang dihidangkan di meja makan keluarga kerajaan.

"Mau! Sekalian piknik, yuk?"

"Piknik? Dimana?"

"Enggak jauh-jauh, di depan danau Ginevra saja. Aku suka, disitu banyak pohon-pohon apricot dan apel, dan hamparan bunga dengan sejuta warna."

Seungmin mengerutkan alis. "Bagaimana kalau nanti kamu dicari staf kerajaan?"

Yeji melambaikan tangannya dan menggeleng. "Menurut aku enggak akan ada. Lama-lama juga mereka sudah lelah mencari aku dimana-mana, mungkin mereka tidak akan kepikiran untuk mencariku di danau Ginevra."

"Baiklah."

Danau Ginevra berada di pelosok kerajaan, paling ujung, mendekati perbatasan ke wilayah kerajaan sebelah. Yeji dahulu sering kabur ke ujung sini, dan belum pernah ada staf yang menemukannya. Entah, kian lama mereka sepertinya makin pasrah jika sang putri bungsu itu kabur dari istana, asalkan saat malam ia sudah duduk manis di meja makan bersama saudara dan kedua orangtuanya.

Yeji membuka gulungan karpet yang mereka berdua bawa, dan Seungmin mengeluarkan makanan-makanan yang mereka bawa di sebuah keranjang. Sungguh, makin ditatap, makin indah rasanya. Tepat sekali jika bunga-bunga tersebut dijuluki dengan bunga sejuta warna, karena memang mereka terlihat indah, berbeda-beda tapi seakan-akan warnanya bercampur satu membentuk pelangi dan juga harmoni.

Danau yang berada dihadapan mereka juga bersih, bening tak dihantui ampas. Bisa dipakai sebagai cermin, bayangan mereka tampak di genangan-genangan air tersebut.

Yeji mengambil satu potong pai apel yang mereka bawa, mengunyah makanan tersebut, menikmati tiap gigitan. Masakan buatan Seungmin selalu lezat, tidak pernah kalah dari juru masak istana.

"Enak?"

Yeji mengangguk-angguk. "Banget!"

"Tentu, masakan Kim Seungmin tidak akan tidak enak."

"Terserah kamu deh, Seungmin."

Waktu mereka berdua habiskan dengan berbincang-bincang, sekaligus berlari-lari di hamparan rumput yang kosong. Hanya mereka berdua. Tak ada staf kerajaan yang memantau, tak ada pelayan istana yang meneriaki Yeji untuk kembali. Hanya dua nyawa, Seungmin dan Yeji. Sungguh, rasanya segala mahkota, istana, julukan putri, semuanya lepas untuk sementara ini.

Keduanya kembali lagi ke karpet setelah berlari-lari penuh tawa, dengan posisi tertidur, bersebelahan dengan kepala saling berhadapan.

"Seungmin, kalau kamu tahu, aku sangat menyukai hal-hal kecil seperti ini. Berlari-lari, menikmati makanan di pinggir danau. Kalau bisa, sampai dewasa aku ingin tetap melakukan hal-hal ini... tapi, dengan kamu."

Seungmin masih menutup bibirnya rapat, belum menjawab. Tangannya mengambil bunga yang berada didekatnya, sekaligus rambut Yeji ia pinggirkan untuk menyelipkan flora itu ke ujung telinga Yeji yang ujungnya memerah.

Yeji membeku, membiarkan tangan kiri Seungmin menyusupkan bunga, dengan tangan kanannya yang menahan lehernya. Kali ini ia tak berkomentar, kalau ia bilang ia tak suka afeksi-afeksi kecil Seungmin seperti ini—artinya ia berdusta.

"You look pretty." Tangan Seungmin belum sepenuhnya pergi dari wajah Yeji, telapaknya masih menggerayangi pipi Yeji yang sedikit memerah. Menelusuri wajah lembutnya dengan tatapan lurus kearah sang putri.

Bagaimana Yeji tidak bersemu, jarak wajahnya ke Seungmin terlampau tipis.

"Seungmin, aku enggak mau jadi semacam permaisuri dari seorang raja dari kerajaan entah berantah. Rasanya hidup ini semakin datar, kalau aku hanya ditakdirkan untuk.. menikah? Melihat Hyunjin, yang dilatih dengan hal-hal yang lebih penting untuk menjadi pewaris tahta suatu hari. Aku juga ingin menjadi bebas."

"Well, you deserve to have rights like that, Yeji. Kalau saja bisa, kalau diizinkan Semesta, aku juga ingin bersama kamu. Berpetualang bersama, bekerja sama membangun kehidupan yang lebih indah. Tapi.. "

Yeji menatap kedua mata Seungmin lamat-lamat. Disitu, kalimat Seungmin berhenti, digantikan dengan kedua tangannya yang merangkul bahunya ringan, seolah-olah berkata 'Esok hari tak usah dipikirkan, yang penting hari ini kita masih bisa bersama.'

Dan memang begitu adanya. Memang begitu cara Yeji bertahan. Singkirkan dulu segala kemungkinan buruk yang terpampang didepan mata. Takdir-takdir kerajaan yang seakan-akan sudah diukir rapih oleh keluarganya untuk ia ikuti.

Hari ini ia masih bisa merasakan hatinya terbang dibawah rangkulan Seungmin, dan ia akan menikmatinya—mengindahkannya sebisa mungkin.

"Yeji, i've always loved you."

Continue Reading

You'll Also Like

65.3K 5.8K 15
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...
52.5K 4.9K 49
WARNING! 21++✓ YIZHAN ✓ MAFIA ✓ BxB ✓ M-PREG✓. Terjebak dalam sarang mafia, Xiao Zhan .. seorang pemuda...
760K 54.6K 46
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
254K 20.1K 97
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...