fudanshi [jichen / chenji] ●

By lari-jauh

506K 71.2K 16.9K

chenle itu fudanshi dan sering banget masang-masangin jisung sahabatnya sendiri sama teman cowoknya yang lain... More

introduction
1. kebiasaan
2. korban (1)
3. korban (2)
4. monyet-monyet beropini
5. kak nana
6. babinya berubah
8. cilor
9. saturday night
10. midnight drive
11. zoo
12. apa yang paling indah?
13. shut up, i love you
14. kondangan
15. dare
16. angels
17. hujan
18. midnight
19. korban (3)
20. live it down
21. bestie things
22. cafe
23. blurry day
24. saturday morning
25. safe place
26. position
27. normal day
28. begin
29. vana's morning
30. 1st day
31. caffeine and a little life story
32. energy charger
33. different night
34. study together gone wrong
35. 'bout our physical touch
36. sunday talk
37. what happened?
38. dinner
39. semedi katanya
40. knotty
41. ending
42. someone's special day
43. sunny
44. night talk
45. new year
46. bad memory
47. pathetic
48. a discussion
49. therapist
50. relief
51. renjun
52. kiss
53. chu chu yogya
54. nyaman
55. angkringan
56. morning walk
q n a
special chapter! [1]
special chapter! [2]
special chapter! [3]
daily life; gumvana and their child [jichen/chenji]

7. gitar

13K 2K 644
By lari-jauh

jadi sabtu ini jisung sama chenle keliling-keliling nyariin jaemin dan jeno cuma buat ngasih pesanan fudgy brownie mereka. awalnya chenle naik ojol ke kampus jisung, terus jisung chenle ke gedung fakultas jaemin karena jeno bilang kalo dia main ke sana, dihampirin ternyata jeno jaemin malah balik ke fakultas jeno yang mana itu juga fakultas jisung, terus katanya lagi di taman ternyata sudah– ya pokoknya mereka berdua keliling kampus jisung cuma buat ketemu jeno dan jaemin, sudah kayak reporter mau wawancara orang penting.

"lelah. kena mental gue cuma nyari mereka berdua," keluh chenle sambil ngehempasin tubuhnya di kursi mobil jisung.

"minta," kata jisung sambil buka kotak brownies punya chenle.

"nggak boleh yang ori," larang chenle.

"kenapa nggak nambah yang ori aja?" tanya jisung sambil makan satu potong varian oreo.

"karena gue pengen semuanya," jawab chenle.

"mau ke rumah gue?" tanya jisung. dia bersihin remahan brownies yang jatuh di bajunya, "gue mau pamer sesuatu."

"apaan anjir?" tanya chenle sambil ngerutin dahinya.

"liat aja," jawab jisung sambil naik turunin alisnya.

"aneh-aneh pasti," kata chenle sambil masang seatbelt-nya.

"suudzon mulu lo," balas jisung kemudian mulai ngelajuin mobilnya keluar dari area kampus.

"tingkah lo pantes di-suudzon-in soalnya."

"oke aja."

chenle cuma ngangkat bahunya nggak acuh kemudian lanjut senyum-senyum cengengesan depan hapenya.

"lo boleh gue tonjok nggak?" tanya chenle tiba-tiba.

jisung ngelirik sahabatnya, "kalau karena kapal homo gue yang tonjok lo duluan."

"emang lo tega sama gue?" ledek chenle.

"tega, gue nggak pernah nonjok lo karena nggak pernah ada alesan yang bikin gue harus nonjok lo," jawab jisung. yang nerima jawaban cuma nyibir kecil sambil nyomot browniesnya lagi.

nggak lama kemudian chenle nyeletuk lagi, "jadi cewek kok kayak gitu. anjir jadi males gue sama cewek."

"nah! makanya ngehomo sama gue aja kuy, lo masuk kriteria gue soalnya," sahut jisung yang langsung dibalas tamparan sama chenle.

"bilang lagi," kata chenle datar.

"lo ganteng," balas jisung sambil senyum kaku.

"makasih."

"oke."

hening setelahnya. jisung megangin pipinya yang agak merah kena tamparan chenle sedangkan yang nampar ngedumel di samping jisung.

"maaf," kata jisung sambil nekan kedua pipi chenle. "bercanda doang vana," lanjutnya.

"bodo," ketus chenle.

"gelato mau?" tanya jisung.

"mau."

"lusa tapi, lo udah makan brownies gitu," kata jisung.

chenle langsung ngelirik jisung tajam, "php anjing."

"nggak usah marah, itu dilanjut lagi bacanya," kata jisung.

"kamu bajingan," kata chenle sambil nunjuk-nunjuk tepat di depan wajah jisung.

"hei tidak boleh kasar," balas jisung. dia belokin mobilnya ke salah satu minimarket, "mari, beli es krim pedelpop sebagai pengganti gelato."

"tiga," minta chenle.

"terserah orang pakai uang lo sendiri," kata jisung sambil keluar dari mobilnya.

"gue pengen ngurangin ngumpat tapi kok ya gue mainnya sama gumelar terus, asu."

🏳️‍🌈

sekarang pasangan sahabat itu sudah sampai rumah jisung. yang punya rumah sudah senyum-senyum sendiri sejak mereka sampai.

"lo kenapa sih, takut gue jadinya," kata chenle sambil masukin sisa es krim ke kulkas.

"loh emang senyum salah?" tanya jisung.

"hayolo belum makan siang tapi makan es krim," celetuk seseorang dari pintu dapur.

"udah bunda, udah makan siang tadi beli di kantin!" panik chenle.

bunda ketawa pelan kemudian ngusak rambut chenle gemas, "sana ke kamar jisung. liat anaknya beli apa tuh."

"nggak aneh-aneh kan bun?" tanya chenle sambil ngebuang bungkus es krimnya.

"nggak astaga!" seru jisung.

"gue tanya bunda!" seru chenle balik.

"nggak kok, sana deh," kata bunda sambil ketawa pelan. setelahnya cowok manis itu nyusul sahabatnya yang sudah pergi lebih dulu.

"apaan sih?" tanya chenle sewaktu sampai di kamar jisung. chenle ngalihin perhatiannya ke arah yang jisung tunjuk. "RAVENDRA JISUNG GUMELAAAR!" teriak chenle waktu sadar apa yang ada di depan matanya. gitar listrik yang harganya sama sekali nggak murah.

"hehe," kekeh jisung ngebalas respon chenle.

"gitar lama lo masih baguuuus," kata chenle.

"tapi kan gue pengen? selagi bisa kenapa nggak?" tanya jisung.

"NGERAMPOK AYAH LO YA?!" tuduh chenle.

"ENAK AJA! GUE NABUNG YA!" balas jisung.

"kan bisa dipake buat yang lebih berguna gitu," lirih chenle sambil mandangin gitar putih yang ada di depan meja belajar jisung. "itu alat kuliah lo juga nggak semurah ituuu," lanjut chenle. rasanya chenle mau meleleh.

"kan ada budget sendiri buat itu," jawab jisung santai sambil ngerebahin tubuhnya di ranjang. "coba deh, enak banget," lanjut jisung.

"iya enak, enak banget gue tau. yamaha lo juga enak, apalagi ini," kata chenle sambil megangin dahinya. dia ngedudukin tubuhnya di samping jisung, "itu gitar akustik lo juga mahaaal."

"itu juga sama kayak gitar lo kan?! piano lo lebih mahal plis," balas jisung. 

"tapi lebih kerasa kalo beli dua kali, mau nangis aja rasanya. mending beliin gue coklat," kata chenle.

"mending beli gitar lah anjir, beli coklat nanti jadi tai sama aja buang-buang uang," kata jisung.

"bisa-bisanya beli fender, yang yamaha aja udah mahal," gumam chenle.

"kalo bisa kenapa tidak gitu lho beb," kata jisung sambil naik turunin alisnya. 

"yamahanya jual aja, lumayan," celetuk chenle.

"ENAK AJA, ADA KENANGANNYA ITU! TIDAK INGATKAH KAMU WAHAI GIOVANA, TEGANYAA!" teriak jisung. dramatis banget tapi alasannya memang gitu, banyak kenangannya. 

"mari buat kenangan baru bersama fender mu, ayo lepaskan si yamaha," balas chenle sambil nepuk-nepuk kepala jisung.

"kamu siapa? berani-berani menyuruhku untuk menjual si yamaha?" tanya jisung.

"aku? aku orang yang terluka karena kamu membuang uangmu untuk membeli sang fender, raawr!" jawab chenle sambil nubrukin tubuhnya ke tubuh sang sahabat kemudian ngegigit leher cowok jangkung itu. 

"GIOVANA, SAKIT!" teriak jisung. "BUNDA ADA BUAYA DI KAMAR JISUNG!" lanjut jisung. karena gigitan chenle di lehernya nggak kunjung dilepas, jisung milih buat gelitikin cowok manis itu.

"AHAHAHAHA GUMELAAAR!" tawa chenle keluar keras setelahnya. dia berusaha nyingkirin tangan jisung dari pinggangnya,"GUMELAR STOOOOP! PLIS AHAHAHAHA!"

"mampus."

"BUNDAAA AHAHAHAHA!"

"JISUNG GUMELAR! UDAH!" 

"DISURUH UDAH AHAHAHA GUMELAR STOOOP!" teriak chenle sambil mukul-mukulin lengan sahabatnya. "HIAAAT!" teriak chenle. akhirnya setelah pasrah, chenle berusaha balikin posisi tubuh mereka. setelah berhasil lepas chenle langsung ngatur napasnya yang tersenggal. 

"capek asu," umpat chenle sambil mukuli wajah jisung pakai guling. yang diumpati nggak gubris malah jalan ke arah kaca buat lihat lehernya.

"giovana, berdarah leher gue," kata jisung. 

"bohong!" seru chenle.

"liat sendiri nih," jawab jisung sambil nunjukin lehernya yang tadi digigit chenle. 

si pelaku natap horor leher korbannya kemudian ngeraba-raba giginya sendiri, "gigi gue setajem itu? perasaan nggak kuat banget gue gigit."

"taring lo tajem itu," kata jisung sambil bersihin lukanya pakai tisu. 

"dibersihin pake air sama sabun sana, nanti diobatin," perintah chenle sambil meringis ngilu.

"pake antiseptik aja, males ke kamar mandi," kata jisung sambil ngelempar kotak p3k ke kasurnya yang langsung dibuka sama chenle.

"sini," kata chenle sambil nepuk-nepuk pahanya. jisung langsung ngerebahin kepalanya di paha sahabatnya dan meluk pinggang yang lebih tua.

"le, jangan jual yamaha nya..." kata jisung.

"bercanda doang ih, yakali gue yang jual orang itu gitar lo," jawab chenle sambil bersihin luka yang tadi dia buat di leher jisung. "kayaknya lo emang pernah bilang pengen beli fender kan? nggak papa, gue cuma kaget lo nggak bilang gue dulu," lanjutnya.

"selesai, jangan tidur di sini gue nggak kuat," kata chenle nggak lama kemudian. tangannya gerak ngusak rambut tebal jisung.

"cium," lirih jisung.

ketawa kecil, chenle kemudian ngecup pelan leher jisung, "cepet sembuh hasil gigitan giovana."

"nyeh," cibir jisung.

"sana ah, capek," suruh chenle. tangannya nyingkirin kepala jisung dari pahanya.

"lop yu babi."

"makasih."

"lop yu tu gitu kek."

"makasih."

"oke."

🏳️‍🌈

Continue Reading

You'll Also Like

32.3K 4.4K 31
"Kau bisa sembuh... Aku yakin... Ayolah,hyung... Kau tidak lemah... Kau lelaki terkuat yg pernah aku temui setelah Ayah ku..." "Tapi semua itu masih...
7K 599 5
Bagaimana jadinya jika kamu di jodohkan dengan orang yang kamu tidak suka semasa sekolah? pasti rasanya ingin sekali menolak perjodohan itu kan? tap...
214K 17.8K 82
[END] Saat primadona sekolah tiba tiba tersangkut masalah sama si anak ambis sekolah. Eh tiba tiba, rasa itu datang "Zhong Chenle! Lo manis banget si...
94.3K 10.5K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...