GET STUCK 4

10.6K 358 4
                                    

POV ADEL


Aku terdiam saat melihat kejutan yang diberikan Marcel untukku. Dia mengajakku makan malam di kapal pesiar dan ini hanya kami bertiga. Awalnya Marcel hanya mau kita berdua, namun aku memaksanya untuk membawa Chacha. Aku ingin kami lebih dekat lagi. Chacha nampak senang dan terus sibuk mengambil fotonya dengan bantuan maid. Sesekali dia mengajak kami berfoto bersama, namun selebihnya dia sibuk sendiri. Marcel nampak bahagia melihat anaknya yang tidak bisa diam. Dia berkali - kali mengucapkan terima kasih karna aku mau mengajak Chacha. Sebenarnya Chacha sering menaiki kapal ini karna kapal ini milik ayahnya, namun dia bilang kali ini berbeda karna kapal ini tambah indah karna kehadiranku. Aku menatap Marcel yang menatapku lembut. Sentuhannya dirahangku membuat tubuhku lemas.

"Aku mencintaimu sayang," ucap Marcel lembut.

"Aku juga mencintai kalian," ucapku menjawabnya.

Marcel tersenyum dan mencium bibirku dengan lembut. Tidak menuntut hanya saling mengercap rasa manis dari ciuman kami. Letup - letup kebahagiaan dihatiku benar - benar tidak bisa tertahan hingga aku tidak henti - hentinya tersenyum menatapnya yang nampak indah dengan tatapan lembut yang selalu membuatku basah. Aku tahu aku selalu menginginkannya.


*A*


Aku di kurung dalam rumah menjelang pernikahan. Aku beruntung sebelum pengurungan ini aku sudah puas bersama mereka saat kami makan malam di kapal pesiar Marcel. Lagi pula Chacha diperbolehkan mengunjungiku. Chacha bilang daddynya sangat merindukanku dan ingin mempercepat hari pernikahan kami, namun di tolak karna dia harus bersabar hingga tanggal yang ditentukan. Jujur aku juga sangat merindukannya, namun aku berusaha menahan rasa itu. Biar bagaimanapun aku wanita dan sangat tidak pantas kalau aku tidak bisa menahan diri untuk bertemu dengan Marcel. Aku mendesah lelah menatap diriku di cermin. Rasanya aku sangat tidak percaya bisa secepat ini aku memutuskan untuk menikah dengan Marcel. Aku benar – benar tidak mengira kalau aku bisa secepat ini bertekuk lutut di bawah pesona Marcel, namun setelah di fikir kembali aku memang pantas seperti ini mengingat pesona Marcel yang tidak bisa aku tolak. Kisah kami memang nampak seperti sebuah film yang terlihat konyol dan tidak nyata, namun inilah kisah kami. Kisah yang aku sendiri tidak sangka bisa nyata. Ini seperti sebuah mimpi. Mimpi indah yang mendadak menjadi nyata. Kalau difikirkan lagi mungkin orang lain akan mengira kalau aku gila dan hanya mengincar harta Marcel karna bisa secepat ini memutuskan untuk menikah dengannya. Tapi aku bisa pastikan kalau aku tidak peduli dengan harta bendanya. Aku hanya peduli kepada cinta yang diberikan Marcel dan Chacha kepadaku. Aku merasa hatiku selalu menghangat dan bahagia saat bersama mereka. Aku yakin kami akan menjadi keluarga yang bahagia.  


*A*


Akhirnya hari yang kami tunggu tiba. Setelah Marcel melafalkan janji pernikahan, aku diperbolehkan keluar dari kamar untuk menemuinya. Dia nampak tampan dengan setelan jas hitamnya. Dia menatapku intens dan tidak mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia menyambut tanganku dan kami mulai saling memasangkan cincin pernikahan. Dia mengecup bibirku lembut penuh kerinduan setelah aku mencium punggung tangannya.

"Kau cantik sekali sayang," ucapnya.

Aku hanya tersenyum malu mendengar kata - katanya. Pesta pernikahan kami nampak sangat mewah. Marcel ngotot menyelanggarakan pesta semewah dan seindah ini karna ini yang pertama untukku dan yang terakhir untuk kami. Marcel nampak lega saat pesta usai. Dia langsung membawa kami pulang kerumahnya. Chacha nampak kelelahan dan tertidur dipelukkanku. Marcel berusaha meraih Chacha kegendongannya, namun Chacha nampak tidak nyaman dan mengeratkan pelukkannya padaku. Aku berusaha mengangkatnya saat keluar dari mobil karna aku masih memakai gaun pengantin yang lumayan panjang dan merepotkan. Aku mengganti pakaian Chacha yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya. Aku juga mengelap wajahnya dengan handuk yang dibasahi air hangat. Dia nampak nyaman di bawah sentuhanku. Aku tahu pasti dia sangat lelah karna tadi dia sibuk berdansa dan berlari kesana kemari bersama Albert. Mereka nampak sangat menggemaskan tadi. Aku sampai hampir tidak tahan untuk menghampiri mereka tadi kalau tidak diingatkan Marcel kalau tamu kami masih banyak. Aku begitu kagum kepada Albert yang begitu tampan dan pintar, namun aku harus meringis mendengarnya merayu Chacha hingga pipi anakku bersemu merah. Dia nampak dewasa sebelum umurnya. Aku menatap Marcel yang mengetuk pintu kamar Chacha. Dia nampak tersenyum dan menghampiriku. Tanpa banyak kata - kata dia menggendongku dan hampir membuatku terpekik kaget.

Get StuckWhere stories live. Discover now