"Ten... Maafin mas..."

Ten terkejut, Jaehyun tiba-tiba berlutut di depannya. Ibu Ten tak kalah heran melihat sikap menantunya.

"Taeyong..."

Ah, Ten langsung paham mendengar satu nama itu disebut. Tapi ia tetap bertanya karena penasaran. "Kenapa Taeyong mas?"

"Taeyong pendarahan. Sekarang lagi di rumah sakit."

"Astaga..." Ten membekap mulutnya prihatin. Bagaimana pun Taeyong sudah ia anggap sebagai adiknya. Jelas ia khawatir.

"Kandungannya?"

"Belum tau. Mas mau ke sana-"

"Kamu ke sana, jangan harap bisa temuin Ten lagi."

"Bu!" Ten mendelik pada ibunya yang tiba-tiba memotong.

"Kenapa, Ten? Kamu mau ngalah lagi sama dia?"

"Tapi ini kondisinya beda, bu. Taeyong sekarang...butuh mas Jaehyun."

"Bu... Jaehyun mohon. Kasih Jaehyun kesempatan lagi. Jaehyun bakal tetep dampingin Ten, tapi ga sekarang. Kalau Taeyong udah baikan, Jaehyun bakal nyusul ke Singapore." Kali ini Jaehyun bersimpuh di depan ibu Ten.

Ibu Ten memalingkan wajah. Tak sampai hati melihat menantunya memohon. "Harus berapa banyak kesempatan yang ibu kasih sampai kamu berhenti nyakitin anak ibu?"

Bersamaan dengan pertanyaan ibu Ten, pengumuman bagi seluruh penumpang untuk memasuki pesawat dikumandangkan.

"Mas pergi aja. Temenin Taeyong. Kuatin dia. Aku tau mas bakal tepatin janji."

Jaehyun sudah tak sanggup menahan air matanya mendengar perkataan Ten. Terbuat dari apa hati istrinya ini?

"Tunggu mas, ya. Mas sayang kamu."

Setelah memberikan kecupan di dahi Ten, Jaehyun melangkah berlawanan arah dengan penumpang-penumpang lainnya.

Ten masih menatapi kepergian Jaehyun sebelum ditarik oleh ibunya menuju pintu masuk pesawat.

"Aku bodoh ya bu?"
.
.
.

Tiba di rumah sakit, Jaehyun langsung menyambangi bagian IGD. Setelah bertanya pada perawat yang bertugas, ia menemukan Taeyong yang sedang terbaring di salah satu ranjang ditemani oleh Johnny.

"Sayang, kamu gapapa?" Tanya Jaehyun begitu tiba di sisi Taeyong.

Ditanyai begitu, Taeyong malah menangis. Jaehyun merasakan hatinya ikut sakit karena tangisan itu.

"Maafin aku, mas..."

"Gapapa... Udah jangan nangis. Asal kamu gapapa, mas juga gapapa..."

"Hiks..."

Jaehyun tetap di sisi Taeyong, mengusap-usap kepalanya dan sesekali memberikan pijatan di tangan. Ia memutuskan untuk tidak banyak bertanya dulu. Setelah Taeyong menjadi lebih tenang dan jatuh tertidur. Johnny mengajak Jaehyun bicara di luar.

"Anak kalian masih ada... Taeyong ga keguguran."

Jaehyun membulatkan matanya. Terkejut, tapi senang. Padahal ia sudah menyiapkan hati untuk yang terburuk. "Beneran, John?"

Johnny mengangguk. "Tapi hampir. Aduh aku ga ngerti istilah yang dibilang dokter, abortus-abortus apa gitu. Intinya Taeyong ngalamin ancaman keguguran tapi janinnya masih bisa diselametin."

"Astaga... Ya Tuhan, terima kasih masih nyelametin anak dan istriku." Jaehyun mengatupkan tangan setelah mengusap wajahnya. Walaupun masih khawatir, setidaknya ia bisa sedikit bernapas lega.

"Masalahnya... Taeyong kayaknya trauma. Dari yang aku denger waktu Taeyong ditanya-tanyain dokter sih, Taeyong pernah beberapa kali ngalamin keguguran, jadi kehamilannya yang ini juga rentan."

"Iya, aku tau. Itu kelakuan mantannya yang brengsek itu. Gila, kalau bunuh orang ga dosa udah aku bunuh kali orang itu... Terus, dokter bilang apa lagi, John?"

"Ya itu, paling disuruh dijaga aja Taeyongnya. Untuk beberapa hari harus bedrest. Kalau memungkinkan bisa berenti kerja sampai kandungannya kuat. Karena kerja kan juga nambah stresnya. Stres sih penyebab utama Taeyong ngalamin gejala keguguran."

Jaehyun mengangguk-angguk mendengar penjelasan Johnny. Ingin rasanya ia memukul wajahnya sendiri karena salah satu sumber stres Taeyong pastilah dirinya sendiri.

"Sama... Dukung dia secara psikis. Traumanya kayaknya lumayan berat. Dia harus terus diyakinin kalau yang dialaminya sekarang itu bukan sepenuhnya salah dia. Kalau aku boleh saranin sih, kamu fokus ke Taeyong dulu untuk sekarang ini. Istri kamu yang satunya... udah ada keluarganya yang ngurusin kan?"

Jaehyun tertegun. Ya memang, Ten sudah ada keluarganya yang mengurusi, sementara Taeyong hanya memilikinya. Tapi ia sudah berjanji akan menyusul Ten sesegera mungkin.

Sial, seandainya ia benar-benar bisa membelah diri.

.
.
.

Bersambung

.
.
.

Kalo kalian jadi Jaehyun kalian bakal pilih apa?

Sedikit ilmu:

Keadaan di mana janin dan kehamilan masih dapat dipertahankan walaupun sudah terjadi tanda-tanda keguguran, disebut dengan ‘ancaman keguguran’ atau abortus iminens (threatened abortion). (sumber: Alodokter)

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now