Kakak (Albert x Fem!William)

447 38 9
                                    

"Kakak."

"Kakak."

"Kakak."

Albert sangat senang mendengar William memanggilnya dengan sebutan kakak, terlebih lagi ketika menggunakan nada manis nan menggoda seperti sengaja.

Mengetes imannya untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang kakak pada adiknya.

"Kakak."

"Kakak."

Dan sekarang William sedang memanggil Albert terus-menerus tanpa henti. Louis dan Moran yang memang sedang satu ruangan bersama mereka berdua saling pandang.

Akhir-akhir ini William sedang senang menjahili Albert entah apa tujuannya, pokoknya setiap Albert pulang dari jalan-jalannya dengan kereta kuda pasti William akan menyambutnya dengan sebuah pelukan.

Termasuk sengaja menempelkan dadanya ke tubuh Albert entah itu punggung entah itu dada.

Respon Albert selalu membuat William ketagihan menjahili kakaknya tanpa mengenal waktu, apalagi kalau reaksi Albert salah tingkah dan juga rona pipi yang menghiasi wajah tampannya.

Malam hari di kediaman Moriarty, William beranjak dari kasurnya dan berjalan perlahan menuju pintu sambil memeluk bantal putihnya. William baru saja mengalami mimpi buruk dan dia ingin tidur dengan Albert meskipun dia tidur berdua bersama dengan Louis.

"Kakak."

Mendengar panggilan lirih dan juga suara pintu yang berdecit ketika terbuka dengan pelan dari luar, Albert membuka kedua matanya. "Apalagi Liam?" tanya Albert dengan nada jengkel. Panggilan Liam itu sebenarnya dari Sherlock tetapi Albert memakainya juga karena alasan tertentu.

"Aku takut, Liam mau tidur sama Kakak." William tersenyum inosen.

Albert menggerutu, dia merasakan sesuatu yang aneh dari William, masalahnya William tidak tidur sendirian, ada Louis tapi mengapa William memilih dirinya?

"Yaudah sini." Albert membalikkan badannya.

William berjalan pelan menuju kasur Albert setelah menutup pintu kamar. William merangkak naik ke kasur dan tidur bersebelahan dengan Albert. Bantal putihnya dipeluk dengan erat.

Crimsonnya menatap wajah Albert yang begitu damai. Sedikit demi sedikit mendekatkan tubuhnya ke Albert.

"Liam, tidurlah."

William tersentak, ternyata kakaknya masih bangun. "Liam boleh peluk kakak?"

"Hn."

Raut wajah William menjadi sedih.

Sebelah mata Albert terbuka sedikit, setelah matanya tertutup kembali Albert menarik si surai kuning ke dekatnya, dia mendekapnya erat. Tangan Albert mengelus surai kuning panjang milik William.

Halus seperti sutra ditambah dengan wangi shampo yang masih menempel.

"Kakak."

"Apa lagi?"

"Liam cinta kakak."

"Kakak cinta juga sama Liam."

.

.

.

Gaje '^'b

Albert And William |Moriarty The FANFICTION|Where stories live. Discover now