I'm a Sucker for Pain

chapter 53

“yeah…” saya jawab… saya buat muka boring… then I changed the subject that has been messing up my head… “anyways… what’s with you and Sydney? Kenapa bersayang.. ber-LOVE…? you said both of you are only friends…”

“kenapa? Kau takut saya mati kena amp*t?” Jelo terkekeh geli… Boleh-boleh dia think it’s funny… “kau masih hidup juga tu… atau kau ni hantu sudah? Sudah mati kena amp*t lepas tu bangun hidup balik untuk minta lagi kena amp*t..”

Jelo ketawa terbahak-bahak…

“Kitai!!” saya ambil bantal-bantal saya, berhabis saya humban Jelo…

“Resurrect to be fuck..!” Jelo mengolo… sambil mengelak dari bantal-bantal yang meluru ke arah dia… that rhymes, though 🤣

“eee sudahlah..” hilang nafas saya melayan si Jelo ni.. saya ingatkan London saja boleh buat saya hilang nafas… ciss ni pengkid..!

Saya tukar pakaian saya, changed into a long blue summer dress and tied my hair up high… saya gigit bibir bawah saya sambil berfikir, mmm… mau pakai panties kah tidak ni ah…

“kau tidak mau mandi kah?” Jelo tanya saya…

“saya sudah mandi bah di hotel tadi…” saya jawab…

“kau tidak mau kasi hilang tu sperm di rambut kau?” kindet punya Jelo… manada sudah bah.. sikit saja tu, kasi hilang pakai tangan saja ok sudah…

“tiada sudah bah…” I rolled my eyes… my face and neck sudah saya guna wet tissue dalam limo untuk kasi bersih… “bah mari..”

***

@Aldi Milan Hotels & Resorts

Sydney and Jelo went to their rooms to pack… saya tidak faham dorang ni… sekejap macam lovers, sekejap macam friends…

Tapi yang paling penting sekarang is getting out of Armando’s hotel…

I prayed that he won’t turn up here… saya tidak mau dia tau London is here in Milan and is in his hotel… semestinya dia akan buat atau merancangkan sesuatu…

Armando hasn’t moved on…

Dan saya tau peluang untuk doa saya termakbul adalah 50/50… sebab ini adalah Armando’s favourite hotel… the lounge area that saya dan London duduk tadi pagi, is one of his favourite sitting spots… we used to sit there during those days we were together… but hanya setakat sana di lounge area or the hotel's restaurant & café… I never knew how the rooms were like..

Armando loved the view of Piazza Del Duomo from Aldi.. itulah ini hotel favourite dia… the Duomo Di Milano… where we used to dream to wed..

It was not only a dream, we planned to marry there… he did.. marry there… not to me, though…

Argh! kenapalah saya tidak sedar ini adalah hotel dia semalam? Ah, cinta, kerinduan dan nafsu yang menggila clouded my mind last night…

As we got to the suite, London had only a luggage and backpack to pack… tidak payah sangat, sebab dia baru satu malam sini… he hasn’t unpacked much…

“one round?” London whispered in my ear… dia memicit n*pples saya lembut.. “mmm.. dress, no bra, no tape.. let me feel if… you’re wearing anything down there…”

“sayang.. we need to check out… fast..” saya memujuk dia..

“what are you afraid of hmm?” London jilat leher saya… ah…

“I’m not.. the bodyguards are on standby if..” tidak habis kata-kata saya…

“you think I cannot protect you?” he turned me around and bit my lower lip lightly..