t w o

3K 319 34
                                    


Jeno masih terdiam, cuba mencerna apa yang barusan dikatakan oleh kakak kepada pacarnya. Menjadi pendamping Na Jaemin? Jeno tersenyum sebelum mengeluarkan ketawa kecil yang mana membuatkan sosok di hadapannya berasa aneh.

"Pasti kak Jaemin suka bercanda ya?"

Jeno kembali ketawa tanpa sedar sosok Jaemin dihadapannya mengetap rahang. Jaemin bengang saat merasakan dirinya seolah-olah diejek oleh Jeno. Apa dia terlihat seperti sedang bercanda?

"Apa itu bercanda? Seumur hidupku tidak pernah aku mendengar perkataan itu. Aku memang kembaran pacarnya tapi sifatku berlainan dengannya. Jangan kau samakan aku dengan dia."

Hup!

"Aku seseorang yang serius dalam berkata-kata."
















Jeno terdiam. Hatinya berdegup kencang saat tangan Jaemin mencengkam erat tangannya. Jeno merasa suasana diantara mereka berdua mulai tegang. Mata Jeno bertentang dengan kedua mata tajam Jaemin. Sedikit pun mata Jaemin tidak beralih dari Jeno.

Lagi-lagi hati Jeno berdegup kencang mendengar tapak kaki seseorang mulai melangkah ke arah mereka. Jeno cuba melepaskan pegangan Jaemin yang sayangnya cukup kuat untuk dilawan. Jeno mengigit bibirnya dan menatap Jaemin seolah-olah meminta tangannya dilepaskan namun sayang, tiada balasan.

"Lepaskan tanganku kak Jaemin. Orang lain bisa salah faham melihat kita berpegangan tangan!"

"Menurutku, tidak salah kerna sebentar lagi kau bakal menjadi adik iparku atau mungkin lebih tepat






































"Iste-"

"Jaem?"
















































Hup!

Jeno meringis saat dia berjaya melepaskan tangannya dari pegangan Jaemin namun sayangnya Han Daegang, pacar Jeno sudah berada di hadapan mereka berdua.

"Jaem ngapain berdiri disitu. Gue udah bikin kopi ni buat lo. Gak mau?"

Jaemin tersenyum saat melihat Jeno membuang muka. Pandanganya beralih pada Nana atau Daegang yang berjalan ke arahnya. Perlahan dia menggeleng tanda jawaban dari pertanyaan dari sang kembaran nya.

"Buat lo ama pacar lo aja. Gue udah kenyang."

Nana hanya mengangguk dan mengambil tempat di sebelah pacarnya yang dari tadi hanya mendiamkan diri. Sebelum Jaemin melangkah ke atas, dia mengambil kesempatan menghirup haruman yang menguar di leher pacar kembarannya.

Jeno segera menghidari Jaemin dan secara tidak sengaja bahunya menyentuh bahu pacarnya. Nana yang melihat tingkah laku pacarnya, turut memandang ke arah belakang yang mana kembarannya masih berdiri disitu.

"Eh Jaem, lo ngapain berdiri disitu?"







































"Oh gue tadi liat ada debu di baju pacar lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins ; JaenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang