Di Tolak

4 4 0
                                    

Aku sedang berdiri di depan ruangan seorang dosen yang akan memeriksa isi tesisku. Aku berdiri dengan gugup di depan pintu yang memiliki ukiran indah itu.

Tiga menit lalu telpon rumahku menerima panggilan dari dosen yang ada di dalam. Dia menyuruhku datang saat itu juga karena dia hanya memiliki sedikit waktu.

Kalian penasaran ya kenapa aku bilang tiga menit aku sudah sampai disini. Itu karena teknologi kami yang canggih, kami dapat berpindah tempat kapan saja dalam hitungan detik. Kami biasanya memanggilnya alat transportasi atom.

Alat transportasi atom bekerja berdasarkan sifat-sifat kimia yang menjadikan tubuh seseorang layaknya pecahan atom kemudian memunculkannya di tempat yang di inginkan. Bukan semua tempat yang dapat di jangkau dengan alat ini, melainkan hanya tempat-tempat yang masuk dalam peta koordinat saja.

Entah kenapa, aku merasa kepanasan saat ini. Padahal aku hanya memakai baju yang tidak cukup tebal seperti biasanya.

Biasanya aku memakai pakaian yang amat tebal karena cuaca yang sangat dingin.

Bahkan di Kutub Utara yang dulunya bisa di tinggali ataupun di kunjungi sekarang tak bisa lagi seperti dulu. Akibat cuacanya yang amat dingin, baru menghembuskan nafas saja sudah membeku.

Tapi semenjak pemerintah menemukan alat yang orang-orang dulu sering menyebutnya pemanas kota, sekarang Kutub Utara bisa di kunjungi kembali.

Asal kalian tahu, jika pemanas kota terlambat dinyalakan beberapa menit saja, maka kota akan mulai membeku. Karena itulah pemerintah selalu berjaga-jaga agar jika ada pemanas kota yang rusak bisa segera di perbaiki atau di ganti dengan yang baru.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu tersebut dengan hati-hati. Terdengar sebuah suara dari dalam yang menyuruhku untuk masuk.

Ceklek

Aku membuka pintu tersebut dan terlihatlah seorang pria yang duduk di kursi kebesarannya sembari menatapku.

"Selamat siang, Profesor. " Kataku seraya membungkukkan sedikit badanku.

"Kau yang bernama Selia bukan?" Profesor itu bertanya sembari membaca berkas yang di pegang nya, mungkin itu adalah berkas-berkas tentang data diriku.

Aku mengangguk kemudian menyerahkan tesisku yang cukup tebal.

Profesor yang dari name tag nya bernama Hendrick itu meraih tesisku dan mulai membacanya. Alisnya mengkerut saat membaca tesisku.

"Kau tahu bukan kalau judul tentang matahari di larang di universitas ini?" Tanya-nya masih dengan memperhatikan tesisku.

"Ya, aku tahu, Profesor. " Jawabku.

"Lalu kenapa kau masih membuat tesis dengan judul ini?" Tanyanya lagi.

"Emm... itu, aku ingin mencari penyebab matahari mengilang, Prof. " Jawabku ragu.

Profesor Hendrick mengalihkan pandangannya padaku. Aku menunduk menghindari tatapan darinya. Ada rasa takut dalam benakku sekarang.

Profesor Hendrick berdiri dari kursinya. Aku semakin menundukkan kepalaku. Berbagai pikiran negatif memenuhi kepalaku. Apa dia akan memarahiku? Atau apakah dia menghukum ku? Itu semua memenuhi kepalaku sekarang.

"Kau harus berhati-hati Selia, universitas ini memiliki satu alasan sehingga melarang setiap mahasiswa untuk menggunakan judul ini." Diluar dugaan ku, Profesor Hendrick ternyata tidak memarahi atau pun menghukumku. Justru dia malah memberiku nasehat.

Tapi tunggu, kenapa universitas ini melarang kami para mahasiswa untuk menggunakan judul tentang matahari? Aku juga ingat Steve menggunakan judul yang sama, dan juga tesisnya di tolak sama sepertiku.
Aku jadi bingung sekarang, hilangnya matahari ini menjadi teka-teki yang amat rumit bagiku.

"Selia, kau baik-baik saja?" Tanya Profesor Hendrick sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku.

Aku tersentak hingga refleks mundur satu langkah. "Eh, aku baik-baik saja, Prof. " Aku jadi salah tingkah karena Profesor Hendrick melihatku melamun.

"Kalau begitu aku pergi dulu, Prof. " Aku langsung bergegas membuka pintu dan keluar ruangan itu dengan rasa penasaran dan juga sedikit rasa malu yang mencampurinya karena melamun tadi.

             ~Kembalinya Matahari~

Jangan lupa vote, dan komen. Kalau perlu masukin library ya!! Follow juga IG author @Twin_Angels258

Kembalinya MatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang