"Ngisi dulu, Bang!"




Plok!








"Gue udah penasaran," ucap Lucas tanpa rasa bersalah padahal habis nampol Juno yang statusnya lebih tua daripada dia.

"Dulu jaman SMA Kak Seli tuh dikenal kalem anaknya. Beuh! Lemah lembut banget lah selembut permukaan pampers, dan dia juga bisa main musik. Biasanya waktu ada acara dulu Kak Seli disuruh ngisi, solo dia. Pakai gitar sambil nyanyi, aduhayyy kalau inget itu rasanya adem hati gue," ucap Juno sambil cengar cengir.

"Ck, gue gak minta lo cerita tentang kehidupan dia tapi kronologi tentang kecelakaan dia!" semprot Jeff kesal.

Juno mendumal, "kan berhubungan. Intinya waktu gue lihat berita di grup angkatan panggung rigging-nya tuh ambrol. Roboh terus Kak Seli ketimpa semuanya itu. Disitu juga ada alat musik yang juga nimpa dia sama orang lainnya yang di atas panggung. Terus sound yang gue ceritain tadi biasanya kan disusun tinggi tuh. Juga jatuh ke tengah panggung. Ada 5 korban sih, 2 meninggal. Gimana gak meninggal ya, anjlok dari panggung aja udah bisa bikin patah kaki," jelas Juno.

"Tinggi emang?" tanya Lucas.

"Tinggi lah, ukuran panggungnya waktu itu juga yang gede katanya," jawab Juno.

"Kenapa bisa roboh? Gak mungkin kan gara-gara angin?" tanya Atuy.

"Lo pada lupa apa di sini pernah ada kejadian gempa? Nah ini pas banget waktu acara reuni gue, gue gak tahu rincinya sih. Intinya orang 5 itu gak bisa nyelametin diri. Kak Seli aja sampai sekarang masih koma," ucap Juno sedih.

"Kok dia gak hits ya? Padahal sering manggung loh?" tanya Delvin penasaran.

"Privacy jigeum!!" seru Lucas menirukan gaya teman mereka, Mark.

"Di Sekolah doang anjir, dia kalau gak dipaksa manggung sama guru mana mau? Gak bakalan mau. Orangnya bener-bener tertutup, ada orang nanya nama dia aja dia ragu buat jawab. Terus biasanya kalau ada yang tampil di post di feeds instagram OSIS, tapi Kak Seli gak mau. Dia pokoknya gak ada disetiap video dokumenter," ucap Juno. Lalu Juno menatap Jeff yang malah memperhatikan Pak Tono.

"Kenapa lihatin Paklek sampai segitunya?" tanya Juno.

Jeff menggeleng, siapa juga yang lihatin Pak Tono orang dia lagi menatap Ana.

"Lo tahu rumahnya?" pertanyaan Jeff membuat semua anak Sourire menatapnya.

"Jalan Arjuna Blok C nomor 07, deket kosan Yuli," jawab Juno.

"Lo mau ngapain dah?" Atuy menatap anak yang terjangkit gorengandingin syndrome ini bingung.

Jeff hanya menggeleng, mengingat adanya pesan masuk yang mengatakan alamat yang sama dengan apa yang Juno katakan. Jadi, siapa pengirimnya?

👾👾

Malam setelah latihan di studio, Jeff langsung pulang. Layaknya suatu ritual, dia meminum susu sebelum tidur.

Tapi bukannya tidur, Jeff malah melatih ototnya dengan mengangkat barbel dengan berat 5kg. Sedangkan Ana?

"Halo!" sapa Ana sambil cengengesan. Dia baru aja nembus jendela kamar Jeff.

Jeff menatap Ana sekilas dan ngelanjutin kegiatannya kaya gak ada apa-apa.

"Pinjem hape dong," Ana duduk di atas buffet sambil ngayunin kaki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pinjem hape dong," Ana duduk di atas buffet sambil ngayunin kaki.

"Dari mana?" tanya Jeff tanpa menatap Ana.

"Edwin, eh kok Dania sama si Hancuk bareng mulu sih. Mereka ada apa-apa?" tanya Ana sambil duduk di lantai, di depan Jeff.

Jadi Jeff itu duduk di tepi kasur, nah Ana duduk di atas lantai depan Jeff gitu.

"Dih? Udah berani tuh ngomong kasar? Gitu gegayaan ceramah sampai congek gue cair dan mulut lo bergelembung!" sindir Jeff.

"Hanan Cuakep! Jangan fitnah fitnah elahh!" ucap Ana sambil menatap Jeff kesal. "Tadi aku sama Edwin ngikutin mereka. Hanan kok gak ada tanda-tanda mau jenguk aku gitu ya? Sebenarnya hidup aku gimana sih?" gerutu Ana.

"Jangan dipikirin omongan Hanan anaknya emang asal nyablak, bocah prik dia," jawab Jeff. Padahal dia juga gak mengenal Hanan dengan baik.

"Dia kayaknya benci sama aku deh? Apa aku orang jahat ya Jeff?" Ana jadi kepikiran kalau dia emang orang jahat makanya Hanan kaya gitu ke dia.

"Nggak. Lo baik. Ana best girl! Ikut gue besok, habis gue manggung di UKR," ucap Jeff sambil meletakkan barbelnya di bawah kasur. Terus gak sengaja kejedot sama kepala Ana.

"Jauh-jauh deh! Iritasi kulit kepala gue kena lo ntar!" Jeff mendorong kepala Ana mundur.

"Ini kalau Edwin di elus-elus tahu!" protes Ana. Jeff yang masih membungkuk menatap Ana sinis.

"Elus-elus?" tanyanya.

"Iya!" jawan Ana kesal.

"Makan nih elus-elus! Kayak anjing aja di elus-elus!" seru Jeff sambil mengacak rambut Ana brutal.

"Ah! Jeff jangannn ihh! Kenapa sih kamu bisa megang aku gini," gerutu Ana sambil memegangi kepalanya yang diserang sama Jeff.

"Biar lo gak seenaknya sendiri," jawab Jeff sambil menoyor kepala Ana kuat sampai Ana hampir limbung. Kaya anak yang dibully banget Ana ini sama Jeff.

"Nggak jadi nih berburu di UKR?" tanya Ana.

Jeff menggeleng, "gue udah punya hal yang lebih penting," jawabnya.

Ana mengangguk paham, "oke. Sekarang pinjem hape!" seru Ana sambil menengadahkan kedua tangannya dan tersenyum manis.

"Tapasya lagi?" tanya Jeff.

Ana menggeleng, "jodha akbar! Aku mau nonton Raja Jalal!" ucap Ana.

Jeff hanya mendengus, lalu meraih ponsel miliknya dan diberikan Ana.

"Tahu caranya kan?" tanya Jeff.

Ana mengangguk semangat.

"Inget! Jangan buka apa?"

"Chat!"

Jeff mengangguk, katanya kaya melihara anjing berbentuk manusia.

"Yeay!! Satu .... dua ... " Ana udah bersiap mau terjun bebas ke atas kasur.

"Tiga!" disaat yang bersamaan Jeff juga menyerukan angka tiga dan meraih pinggang Ana. Diangkat gitu aja kaya gak ada bebannya, terus dia turunin di ayunan.

"Di sini aja lo. Gue butuh kedamaian biar tubuh gue fit buat besok. Jangan masuk!" peringat Jeff. Lalu mengunci jendelanya sambil menutup tirai. Ana yang ditinggalin di luar jadi bingung.

Terus berdiri dan masukin tangannya menembus jendela.

"LO MASUK SEJENGKAL GUE SPANK" teriak Jeff.

"Ih nyeremin banget deh," gumam Ana. Lalu kembali memainkan ponsel milik Jeff. Tapi panggilan dari Dania sangat mengganggu acaranya nonton Jodha Akbar nya.

"Aku angkat aja ah," gumam Ana sambil nampilin wujud mengerikannya. Dia ngangkat video call Dania dan matiin suaranya.








"Jeff— MAMAAAAAAA!!" Dania pingsan di seberang sana.

Ana terkikik geli, lalu mematikan teleponnya dan kembali ke wujud normalnya.

"Jalal aku datanggg!!!"

👾👾

Ini di draft tau gue udah semingguan kaga ngetik, buat yang nungguin cerita lain sabar yhhh

Syukron👳‍♂️

To : My Pretty Ghost 🎀Where stories live. Discover now