"Kok serem sih pak pertanyaannya?"
Johnny tertawa melihat Doyoung bergidik. "Kita sama-sama pasien penyakit jantung, Doy. Dulu saya sempat operasi, nih bekasnya masih ada di dada saya. Saya sih berhasil sembuh. Gatau kalau dia. Saya sih berharapnya dia udah sehat dan hidup normal kayak saya sekarang. Pasti gedenya cakep deh. Soalnya dulu pas kecil aja lucu."
"Barangkali jodohnya bapak dia. Saya aminin deh dia masih hidup dan masih jomblo."
Johnny tersenyum kecil. "Makasih ya Doy, berkat kamu saya jadi nemuin foto ini lagi."
.
.
.
Taeyong menghembuskan napas lelah, lalu menyenderkan kepalanya yang terasa pening. Ia melirik kursi Jaehyun yang tidak diduduki pemiliknya.
"Mas, aku kangen..."
Sudah dua hari Jaehyun menunggui Ten di rumah sakit. Setelah hampir seminggu kemarin ia tidak dibiarkan menemui Ten, sudah sepantasnya Jaehyun membayar kerinduan pada istri pertamanya sekarang. Jaehyun hanya pulang ke rumah sebentar untuk mengambil keperluan dan bahkan tidak datang ke kantor hari ini. Meninggalkan Taeyong dengan setumpuk pekerjaan.
Taeyong memahami itu. Meskipun itu berarti kebersamaannya dengan Jaehyunlah yang harus dikorbankan. Ia harus mengalah dan bersabar kali ini. Sambil mengelus-elus perutnya Taeyong bangkit berdiri. Di pintu ia berpapasan dengan Johnny.
"Eh mau ke mana, Yong? Baru mau ngasih ini." Tunjuk Johnny pada kopi di tangannya.
"Mau muntah." Balas Taeyong singkat, lalu setengah berlari meninggalkan Johnny.
Johnny mengernyit di tempatnya. Apa ia terlalu menyebalkan sampai Taeyong mau muntah hanya karena melihatnya?
Johnny masih di ruangan saat Taeyong kembali dari toilet. Ia mau memastikan kalau bukan ia penyebab Taeyong muntah. "Kamu salah makan, Yong?"
"Belum makan."
"Loh? Masuk angin berarti. Yaudah ga jadi saya kasih kopi deh. Mau dibeliin nasi uduk aja?"
"Gausah bang. Aku ga nafsu makan."
Johnny menatap Taeyong iba. Laki-laki itu terlihat lelah dan pucat. Punya masalah apa lagi dia? Bukannya sekarang sudah bahagia setelah menikah dengan Jaehyun? Atau ternyata kehidupan pernikahan tidak seindah itu?
"Oh iya, Jaehyun nitipin kamu. Katanya awasin makannya Taeyong, jangan capek-capek kerjanya. Emang kamu lagi sakit?"
"Ngga, bang."
"Lah terus?"
Tiba-tiba saja Taeyong menangis. Johnny jadi bingung. Ia salah bicara apa?
"E-eh... Jangan nangis dong. Iya-iya ini abang pergi deh. Ga ganggu Taeyong lagi."
"Jangan..."
"Eh?"
"Kangen..."
Johnny makin bingung. Jadi Taeyong kangen dia gitu?
.
.
.
"Yong, kalo mau cerita abang siap dengerin."
Johnny dan Taeyong kini jalan beriringan setelah jam kerja mereka berakhir.
"Aku gapapa, bang."
"Gapapa gimana? Tadi tiba-tiba nangis gitu!"
Taeyong tersenyum kecil. Merasa malu sekaligus terharu dengan perhatian Johnny.
"Gapapa bang, kata dokter itu normal, pengaruh hormon aja, emosi jadi labil, sensitif."
"Hormon? Sensitif?"
YOU ARE READING
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...
![In Between [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/233637683-64-k106652.jpg)