ECS - Bab 7. Menilik Sisi

7 1 0
                                    

selamat membaca...

Endemi Cinta Sukma – Bab 7. Menilik Sisi

Pukul empat dini hari di kota Solo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul empat dini hari di kota Solo. Suasana tak jauh berbeda dengan kota Surabaya. Setelah mengirim pesan kejutan kepada Sukma, Jati berencana untuk memesan sebuah taksi online untuk kemudian menuju salah satu hotelnya yang berada di kota Solo. Meski lelah, tetapi hatinya lumayan bahagia. Sebab, ia berada di kota kelahiran sang pujaan hati.

Setelah keluar dari area stasiun dan menunggu lima menit, akhirnya taksi yang ia pesan datang juga.

Sembari melepas penat, Jati kembali membuka perpesanan. Berharap ada tanda-tanda keberadaan Sukma. Apakah masih di Bandung ataukah sudah kembali ke Solo. Naas, di layar bagian atas ruang pesan antara ia dan Sukma, terpampang bahwa Sukma terakhir kali online sekitar pukul 2 dini hari. Apa gerangan yang ia lakukan di jam itu?

Ujung jempol jari Jati hampir saja menyentuh icon telepon, tetapi akhirnya ia urungkan. Kurang etis menelepon seseorang di jam ini hanya untuk bersapa menanyakan kabar. Akhirnya Jati memutuskan untuk tidur saja sepanjang perjalanan menuju hotel.

Sukma – Jiwa : maaf, baru bangun. Habis dinas dari Bandung. Kamu di Solo?

Sebaris kalimat yang langsung membuat seluruh indera Jati berfungsi. Lelah yang sedari tadi Jati rasa, menguap tak bersisa. Wewangian bunga mawar dan lavender yang lembut mengisi ruangan, membuat saraf-saraf jati relaks meski adrenalin sedang melonjak.

RJM : tak apa. Iya, baru nyampe. Boleh ketemu?

Jeda yang tercipta membuat gemuruh dalam dada. Seperti anak muda yang sedang dimabuk asmara, segala hal tentang Sukma membuat Jati bergairah. Segera ia menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Memilih aroma cedar wood yang lembut dan menenangkan untuk menyambut hari ini. Semoga segala sesuatunya seperti yang Jati harapkan.

Sukma – Jiwa : boleh. Tapi siang menjelang sore saja, ya. Masih capek banget. Will text soon.

Okay, lumayan waktu untuknya mempersiapkan diri. Sepertinya pergi ke salon pria tak jadi soal. Tapi, untuk apa? Dan di mana? Jati masih buta arah di Solo. Dan juga ia tidak mempunyai kenalan maupun kerabat di sini. Kecuali Sukma. Semasa kuliah, Jati jarang atau bahkan tidak pernah menginjakkan kaki ke Solo. Selain menurutnya lumayan jauh, di Jogja tidak kurang tempat hiburan baginya. Kalaupun Jati benar-benar ingin berlibur, Jati memilih untuk pulang ke Bandung atau ke Bogor.

Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Menunggu kabar dari Sukma sembari melamun? Adakah hal produktif yang bisa aku lakukan?

Hampir saja Jati terjatuh dari tempat tidur jika saja ia tidak berpegangan kepada nakas samping. Suara dering telepon yang sangat memekakan telinga membuatnya kembali menapak ke dunia.

Kutu bulat! Apa lagi anak ini?! Sudah aku bilang kirim laporan via email saja, kenapa harus telepon?

"kenapa?" bentak jati kepada Kristo di ujung saluran.

Endemi Cinta SukmaWhere stories live. Discover now