P.1 [Ruang fotokopi]

905 79 43
                                    

Seorang pemuda bersurai gelap sedang asik melamun, selagi mesin fotokopi didepannya terus beroperasi. Dia sedang sendiri, teman-teman yang biasa bersamanya tak ada yang mau diajak kesana, dengan beralasan kalau ruangan fotokopi disekolah itu menyeramkan. Bahkan Haechan yakin sekali dengan adanya sesosok mahkluk astral diruangan itu. Namun Huang Renjun sudah disana sendirian lebih dari sepuluh menit dan tak ada apapun yang harus ditakutkan sepertinya. Meskipun memang benar ada, asal tak mengganggu, tak masalah bagi pemuda itu.

Suara detik jam terdengar membosankan. Ia masih setia dengan lamunan tak pentingnya. Sampai sebuah suara yang jelas-jelas bukan suara mahkluk astral membangunkannya.

"Renjun!" Teriak seorang gadis.

Semuanya terjadi sangat cepat, jangan tanya Renjun juga, itu sangat cepat sampai-sampai ia pun tak tau apa yang sebenarnya terjadi.

Sebuah ciuman berhasil mendarat di pipinya-sesenti lebih ketengah saja bisa-bisa mendarat di bibirnya bahkan, karna tadi pemuda itu sempat menoleh ketika namanya dipanggil.

"Sorry" Gumam gadis itu. Kemudian berlari keluar, masih terus berkata sorry sampai akhirnya menghilang dari penglihatan Renjun.


° r e n j u n f r e a k i n' h u a n g °


"Gila ya lo, emang gak ngotak kalo ngasih tantangan!" Seru seorang gadis dengan badge bordir bertuliskan Kim Saeron di bagian kiri dadanya.

"Lo cium mananya?" Tanya temannya.

"Pipinya lah, mau mananya emang!"

Somi masih mengamati wajah Saeron yang sudah merah pun berkomentar, "Ya kali mananya kek gitu, gak asik banget lo, masa pipinya"

"Sinting" Bisik Saeron tapi masih cukup untuk didengar teman-temannya.

"Heh" Suara laki-laki berhasil membuat setengah lusin cewek dimeja itu mendongak.

"Duh langsung disamperin, mampus" Kekeh Shuhua.

Saeron pura-pura tak melihatnya datang.

"Lo kan? Sini ngomong dulu sama gue"

Siyeon sok berdeham. Namun masih tak ada jawaban dari gadis yang diajak bicara itu.

"Gue ngomong sama lo, Kim Saeron" Renjun sudah kehilangan kesabaran. Kalau masih gak mau jawab, Renjun juga bisa nyosor-nyosor seperti yang gadis itu lakukan, didepan teman segengnya bahkan.

Saeron mendongak sekilas berdoa dalam hati semoga laki-laki itu pergi karna ia sama sekali tak berniat menjawab apapun. Teman-temannya masih setia menunggu, berharap mendapat scene seperti didrama.

Tanpa permisi, laki-laki itu duduk menghadapnya, berhasil mendapat tolehan kaget dari Saeron.

"Yaudah kalo gak mau, ngomong disini aja"

Karina bergerak bangun dari duduknya, "Privacy girls"

Dan yang lain pun ikut berdiri, hendak pergi dari kantin, tak memerdulikan pelototan Saeron yang seakan berkata "STAY!"

Renjun Freakin' Huang [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang