cp.7

1.4K 117 53
                                    

Pagi ini dimulai dengan kesunyian di dalam rumah. Yang biasanya selalu ada keributan entah apa yang diributkan tapi pagi ini sama sekali tidak ada suara. Bibi Jennie pun heran saat dia mengantarkan makan pagi untuk mereka, pertama memasuki rumah disambut dengan kesunyian.

"Kemana yang lainnya, Mod?" tanya Bibi Jennie saat berpaprasan dengan Mod di dapur.

"Masih didalam kamarnya Bi"

"Kenapa sedikit berbeda suasana pagi ini, tidak ramai seperti biasanya"

"Haha masa si Bi. Kalau gitu Mod panggilkan mereka dulu untuk sarapan" Mod pergi meninggalkan Bibi Jennie dengan banyak pertanyaan di kepala.

Setelah beberapa menit mereka semua turun dan makan pagi bersama. Semua memandang PP dengan cemas pasalnya dia makan dengan diam tanpa berbicara sepatah katapun. Tadi saat Mod mengetuk kamar PP, dia terlihat kacau dengan mata sembab dan pucat tak jauh berbeda dengan Billkin.

"PP?" panggil Bibi Jennie lembut saat melihat wajah pucat PP yang berdiri di depan kulkas.

"Ya Bibi?" jawabnya lemah.

"Kamu kenapa. Jangan katakan baik-baik saja karena Bibi tahu kamu sedang tidak baik" kata Bibi Jennie khawatir karena dia tahu anak di hadapannya ini pasti akan bilang 'PP baik-baik saja'. PP mulai berkaca-kaca memandang Bibi Jennie.

"Bibi!" PP menubruk Bibi Jennie memeluknya erat sambil menangis tersedu.

"Hiks.. PP- hiks.."

"Bibi di sini sayang jangan menangis" Bibi Jennie mengusap kepala belakang PP menenangkan anak dalam pelukannya ini.

Teman-temannya yang melihat hanya memandang satu sama lain walau mereka khawatir tapi tak tahu harus berbuat apa. Apalagi Billkin remaja itu benar-benar merasa bersalah telah membuat orang yang paling dia sayangi menangis.

"Hiks.. PP merindukan mereka. Papa dan Mama" kata PP dalam tangisnya.

"Tidak apa-apa, Papa Mama PP juga merindukan kamu pastinya. Jangan menangis sayang. Ada Bibi disini ada teman-teman kamu juga" Bibi Jennie terus mengelus surai hitam PP dengan penuh kasih sayang.

"Disini sakit sekali, Bibi!" PP melepaskan pelukannya lalu menekan dada kirinya. Billkin tahu yang ini ditujukan untuknya. Dia terus memandang PP ingin sekali memeluk PP-nya dan mengatakan bahwa PP lah yang dia cintai.

"Bibi tahu. Bibi tahu" Bibi Jennie menarik PP kembali dalam pelukannya. PP kembali menangis dalam pelukan Bibi Jennie bahkan Bibi Jennie juga ikutan meneteskan air mata.

Seharian itu PP menjadi sosok pendiam berbicara seperlunya saja. Billkin frustasi dibuatnya, PP mengabaikannya mendiaminya lagi bahkan membuat dirinya tidak terlihat dimata anak itu. Dan itu rasanya sakit sekali. Keempat temannya hanya bisa pasrah, tidak tahu harus apa.

Tepat jam 6 sore Tarn mendatangi rumah mereka menemui PP seorang diri.

"Billkin tidak dirumah" kata Mod

"Aku tahu!" Tarn menjawab dengan santai.

"Lalu?"

"Aku ingin bertemu PP"

"Kenapa lagi?" tanya PP dari dalam rumah.

"Aku ingin berbicara denganmu. Tolong dengarkan ceritaku jika tidak kamu akan menyesal"

PP memandang Mod seolah berkata 'haruskah mendengarnya?' dan dijawab dengan 'terserah' dari pandangan mata Mod.

"Oke! Kita bicara diteras depan" PP berjalan kedepan rumah duduk di salah satu bangku disana. Diikuti Tarn yang duduk disebelahnya. Mod kembali kedalam rumah menemui Kai, Bass dan Phillip.

First Love (BKPP) ✔Where stories live. Discover now