03 Anggota Pertama

Start from the beginning
                                    

Achazia tiba di sekolah setelah menelusuri gang sempit. Ia melihat di depan gerbang sosok Gen berdiri. Ia langsung menghampiri ksatria miliknya.

"Selamat pagi Tuan," sapa Gen hormat.

Achazia tersenyum kecil. Ia menepuk pelan pundak Gen. Keduanya berjalan seiringan yang membuat para gadis berteriak histeris. Wajah tampan dan badan tegak menjadi pemandangan indah bagi para gadis yang melihat kedua pemuda itu.

"Kau tak perlu memanggilku dengan sebutan tuan. Panggil saja aku dengan Achazia, kita kan teman sekelas dan satu keluarga sekarang." bisik Achazia.

Gen agak tertegun, ia menganggukkan kepala kecil. Ia tak menyangka sang raja, ternyata tidak seperti pemikiran liarnya. Sosok Achazia memang pantas menjadi seorang raja yang bijaksana dan royal kepada budak atau anggota keluarganya.

Keduanya terus berjalan menuju kelas. Topik perbincangan hangta tentang dunia tempat tinggal Achazia dan kehidupannya selama di sana.

Gen mengetahui beberapa sifat dan pengalaman dari sang raja setelah ia mendengar cerita langsung darinya. Itu membuat Gen semakin mantap mengambil keputusan yang tepat. Ia tidak akan menyia-nyiakan kehidupan barunya ini.

Reyna melihat kedua pemuda itu, lantas menyambut dengan senyuman manis. Beberapa murid di kelas jatuh pingsan melihatnya. Kedua payudara milik Reyna bergoyang-goyang mengikuti langkah kaki jenjangnya.

"Pemandangan yang indah," ucap Achazia tak sadar. Hal itu didengar oleh Reyna dan ia semakin mempermainkan payudaranya untuk membuat teman kecilnya itu terangsang.

Gen menggelengkan kepala kecil. Ia memilih untuk duduk di bangkunya. Buku pelajaran dan alat tulis dikeluarkan dari tas sekolah miliknya, lalu diletakkan di atas meja. Ia melirik kecil melihat tingkah Reyna yang masih menggoda Achazia.

"Pasti itu berat baginya," ucap Gen tersenyum kecut.

Achazia sudah tak tahan lagi. Ia menarik kedua tangan Reyna dan langsung memeluk tubuhnya. Sensasi lembut dan kenyal sangat terasa di depan. Satu tangan Achazia sengaja menyentuh payudara milik Reyna. Reyna mengeluarkan desahan kecil.

"Hahaha... Jangan pernah bermain-main denganku," bisik Achazia. Ia melepaskan pelukan, lalu berjalan menuju singgahsana miliknya di dekat jendela.

Reyna langsung lemas. Ia menyeringai kecil mengingat tingkah mesum Achazia. Kedua pipinya merona merah seperti tomat.
.
.
.
.

Bel istirahat berbunyi. Murid kelas X-5 berebutan keluar kelas untuk menuju kantin. Cacing-cacing di perut mereka sudah berdemo ingin diisi oleh makanan.

Achazia menuju tempat duduk Reyna. Ia memiliki sebuah urusan penting dengan teman kecilnya itu. Reyna terlihat sedang menunggu seseorang, ia sesekali melirik kecil keluar kelas. Sosok pemuda yang tak dikenal Achazia sudah berdiri di depan pintu.

"Kau lama sekali!" kesal Reyna. Ia berjalan cepat menghampiri sosok pemuda itu.

Achazia dan Gen langsung bergabung dengan mereka. Keempat murid SMA Kuoh saling memberikan isyarat melalui mata.

Suasana kelas sudah terlampau sepi. Lingkaran sihir berwarna orange dan biru muncul di lantai yang mereka pijaki. Keempat sosok itu menghilang dalam hitungan detik.

Halaman belakang sekolah...

Lingkaran sihir kembali muncul di sana. Empat iblis muda sudah tiba. Achazia dan Reyna mengambil beberapa langkah mundur menjauhi bidak mereka. Sepasang sayap hitam mirip kelelawar terbentang lebar di belakang punggung Gen dan pemuda di sebelahnya.

"Apa kalian sudah siap?" tanya Achazia.

"Kami siap!" jawab kedua pemuda itu lantang.

Dalam hitungan detik, Achazia sudah melempari beberapa bola api kecil ke depan. Reyna pun memunculkan pasak es dari bawah tanah.

Phenex DxD RebornWhere stories live. Discover now