"Nah buat masalahmu tadi, kalo menurutku sih ya lakuin aja. Kalo pikiran kamu ke masalah itu terus dan malah ga fokus kerja, jadinya ga ada yang didapet. Ambyar semuanya. Mana lagi ga ada Jaehyun kan, kamu yang harus presentasi di rapat besok."

"Iya sih..."

"Udah, apa pun hasilnya yang penting kamu udah usaha. Tuhan yang paling tau hasil terbaik buat kamu."

Taeyong mengangguk sambil menjabat kedua tangan Johnny. "Makasih, bang."

"Kalo mau bilang makasih, kasih sun di pipi- eh Taeyong, kok main pergi aja sih? Ealaaah... kesempatan padahal, mumpung lagi ga ada bosnya."

.
.
.

Mengikuti saran Johnny, Taeyong berniat mencoba test pack yang diberikan Ten saat jam kerja usai. Setelah memastikan toilet kosong, ia memasuki bilik paling ujung. Tak sulit baginya menggunakan alat kecil itu karena ini bukan yang pertama kalinya. Setelah menunggu beberapa menit, ia sudah bisa melihat hasilnya.

Satu garis.

"Ah...."

Ada perasaan lega di hati Taeyong, tapi tak bisa dipungkiri jika ia juga merasa kecewa. Taeyong menghela napas panjang. Setidaknya akan ada seseorang yang bahagia mendengar kabar ini.

.
.
.

"Gimana? Udah kamu coba?"

Sambutan selamat datang dari Ten adalah pertanyaan itu. Jujur saja, Taeyong sedang lelah dan tak ingin membahas tentang itu, tapi ia tak bisa mengabaikan yang lebih tua.

"Udah kak, negatif."

"Oh..."

Ten memang berusaha terdengar netral, tapi Taeyong bisa merasakan sedikit rasa senang dalam kata "oh" nya. Terasa saja.

"Yaudah kamu mandi dulu sana, terus langsung ke meja makan ya, anak-anak udah laper katanya."

Taeyong mengangguk dengan lesu dan berlalu ke kamarnya.

.
.
.

Tiga hari ditinggal oleh Jaehyun, Taeyong merasa kinerjanya menurun. Bukan karena ia kewalahan dengan beban kerja yang ditinggalkan, hanya rasa malas tiba-tiba saja menyerangnya. Ia biasanya adalah orang yang rajin. Makanya ia sendiri merasa aneh saat banyak pekerjaannya yang tak terselesaikan karena ia lebih banyak rehat dibanding bekerja.

"Taeyong~ makan siang?" tawar Johnny seperti hari-hari sebelumnya.

Tapi Taeyong tidak mengiyakannya kali ini. "Masih belum kelar kerjaan saya, bang."

"Tumben."

"Tadi keasikan main among us."

"Lah dalah... Terus gimana, mau nitip aja?"

"Boleh, makanannya samain aja, bang. Eh, tapi sama es kelapa boleh?"

"Es kelapa? Ada ga ya yang jual deket sini?"

"Kalo ga ada gapapa sih, tapi lagi pengen. Di bayanganku enak kayaknya minum itu siang-siang. Eh iya, ini uangnya." Taeyong segera merogoh dompetnya tapi dicegah oleh Johnny.

"Ga usah, tak bayarin aja. Mumpung abis gajian."

"Makasih bang Johnny. Maaf ya ngerepotin."

"Ngga lah, Taeyong mah ga pernah ngerepotin."

.
.
.

Sebelum pulang ke rumah, Taeyong menyempatkan mampir ke tukang es kelapa yang ia tahu. Tadi siang Johnny gagal mendapat pesanannya. Tapi karena kepalang ingin, Taeyong sampai bela-bela lewat jalan yang memutar demi mendapat seplastik es kelapa.

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now