"Siapa juga yang cemburu sama jamet?"
"Mas, cemburu ga dosa kok. Itu tandanya cinta."
"Iya! Aku cemburu! Karena aku cinta kamu! Puas?"
Taeyong tersenyum penuh kemenangan. "Yaudah ayo makan siang. Katanya aku suruh makan yang banyak. Udah sengaja-sengaja nolak ajakan Pak Johnny nih, seneng ga?"
"Seneng dong. Lagian apa sih yang bisa ditawarin Johnny? Nasi padang? Mas bisa nawarin yang lebih buat kamu." Jaehyun sengaja berbisik setengah mendesah di telinga Taeyong sampai yang dibisiki menggeliat kegelian.
"Mas, masih di kantor..."
"Ah gasabar pengen malem."
"Malem ini mas sama kak Ten."
"Oh ya? Yaudah sampe ketemu besok malem, Taeyongnya mas~"
.
.
.
"Mas, di kantor gimana?" Ten bertanya saat mereka sudah sama-sama berbaring di tempat tidur. Sesi konseling seperti ini memang hal yang biasa mereka lakukan sebelum tidur. Biasanya Jaehyun akan dengan senang hati bercerita tentang hal menarik berkaitan pekerjaannya di kantor. Tapi tidak untuk hari ini.
"Mas mau tidur duluan ya, Ten? Capek banget di kantor. Kamu juga tidur, besok Jaemin sama Jeno harus dibawain bekel kan?"
Ten akan memaklumi karena memang kadang seperti itu. Saat Jaehyun pulang lembur ia pasti memilih langsung tidur tanpa bercerita dulu. Tapi hari ini Jaehyun tidak lembur. Ia pulang tepat waktu bersama Taeyong dan mereka pulang dengan canda tawa saat memasuki rumah. Ten ingin menepis pikiran buruk, tapi kenyataan membuat ia berpikir sebaliknya. Mungkinkah Jaehyun sudah bosan dengannya? Dan memilih berbagi cerita dengan Taeyong, si istri baru?
"Hhh... Kamu udah seharian sama Taeyong, mas. Masih ga ada waktu buatku juga?" Lirih Ten sebelum menyusul Jaehyun ke alam mimpi.
.
.
.
Memilih tak terlalu memikirkan perubahan sikap Jaehyun, Ten menjalani kehidupan tanpa masalah bersama madunya. Tidak terlalu buruk sebenarnya karena nyatanya Taeyong amat tahu diri.
Taeyong tak pernah dengan sengaja mengusai Jaehyun untuk dirinya sendiri. Malah kadang ia mengikhlaskan Jaehyun untuk menemani Ten di jatah malamnya. Ada kalanya Ten kambuh dan butuh seseorang yang menemaninya tidur untuk berjaga-jaga. Saling menjaga perasaan satu sama lain, itulah yang berusaha dilakukan Taeyong dan Ten.
Semuanya damai-damai saja, sampai suatu pagi, rumah mereka dibuat ribut karena Jaehyun yang muntah-muntah setelah memakan sarapan buatan Taeyong.
"Kak, aku ga masukin yang aneh-aneh. Sumpah!"
Taeyong berkata takut-takut melihat Jaehyun yang sedang diurut tengkuknya oleh Ten.
"Iya Yong, percaya kok. Kakak, Jaemin sama Jeno makan nasi goreng kamu juga tapi gapapa. Mas Jaehyun masuk angin aja kali. Kamu ambilin minyak angin di kotak P3K deh."
"I-iya kak..."
Taeyong melesat menjalankan titah Ten dan kembali dengan minyak angin di tangannya. "Ini kak."
Ten menerima minyak angin yang dituangkan Taeyong dan mengoleskannya ke perut dan dada Jaehyun. Setelah itu mereka sama-sama memapah Jaehyun ke sofa ruang keluarga.
"Mas gapapa, Yong..." Jaehyun akhirnya bicara karena melihat ekspresi bersalah di wajah Taeyong. "Serius bukan karena masakan kamu. Mas begini udah ada kali 3 harian."
"3 hari? Kok ga bilang?" Ten tampaknya siap mengomel.
"Cuma masuk angin, Ten. Atau mungkin maag kambuh. Kemaren juga mas udah minum obat, trus mendingan. Gatau ini kenapa pagi-pagi kerasa mual lagi."
YOU ARE READING
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...
![In Between [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/233637683-64-k106652.jpg)