.
.
.

"Mas, turunin aku di sini."

"Oh iya, lupa. Gamau sekalian di depan kantor aja?"

"Mas..."

"Iya, iya, ini berenti."

Sudah menjadi kebiasaan mereka seminggu ini. Jaehyun dan Taeyong akan pergi ke kantor bersama, tapi Jaehyun akan menurunkan Taeyong agak jauh sebelum sampai kantor. Awalnya Jaehyun tidak menyetujui ide Taeyong ini. Karena ia tak mau sang istri lelah berjalan. Tapi Taeyong bersikeras, lumayan hitung-hitung sekalian olahraga pagi dan akhirnya Jaehyun mengalah.

Tentu saja Taeyong mengajukan ide itu bukan tanpa alasan. Untuk sementara ini ia tak ingin status mereka diketahui orang-orang di kantor. Ia memang sudah kebal dengan berbagai omongan buruk, tapi di tempat kerja? Agaknya tidak etis kalau orang-orang mencampuri urusan pribadi mereka. Jadi biarlah mereka sembunyi-sembunyi dulu. Kalau waktunya tepat, nanti ia sendiri yang akan mengungkapnya.

"Mau sampai kapan kita begini, hm?"

"Sampai kapan ya?" Taeyong malah balas bertanya pada Jaehyun dengan wajah sok bingung. Membuat Jaehyun gemas dan mencubiti pipi tirus Taeyong.

"Makan yang banyak ya. Mas kangen pipi chubby kamu."

"Hmmm...udah sih mas, buka pintunya, nanti aku telat."

"Hehehe, iya, iya..."

Setelah itu Taeyong dan Jaehyun berpisah untuk bertemu lagi di ruangan mereka nanti.

.
.
.

"Taeyong, maksi bareng di nasi padang yuk?" Tawar Johnny pada Taeyong yang baru kembali dari toilet. Taeyong melihat jam di tangannya dan memang sudah saatnya makan siang.

"Maaf Pak, tapi Pak Jaehyun udah ngajak makan siang duluan di nasi bebek."

"Walah... Kamu udah dimonopoli Jaehyun aja. Bilangin Jaehyun, sekali-kali bagi Taeyongnya dong. Masa udah kerja bareng Jaehyun, maksi juga bareng Jaehyun."

"Emangnya saya BengBeng Pak dibagi-bagi?" Taeyong menanggapi candaan Johnny dengan candaan lagi. Apa jadinya ya kalau Johnny sudah tahu ia dan Jaehyun sekarang adalah pasutri? Mungkinkah laki-laki itu akan menjauhinya?

"Nggak, kamu mah Top sendiri, yang lain BengBeng."

"Duh, apa sih pak? Otak saya ga nyampe."

"Laper tuh, makanya ga nyampe."

Jaehyun menggenggam pulpennya dengan geram. Beginilah yang ia takutkan kalau orang-orang tak tahu statusnya dengan Taeyong. Akan banyak laki-laki semacam Johnny yang merasa boleh menggoda Taeyongnya tanpa izin.
Jaehyun posesif? Ya bisa dibilang begitu. Gagal memiliki Taeyong dulu membuatnya tak ingin berbagi Taeyong sedikit pun. Yah kalau untuk urusan pekerjaan sih tak apa-apa. Tapi ini? Johnny jelas-jelas sedang flirting pada Taeyong. Jaehyun tak suka.

"Kamu jangan keseringan bercanda sama Johnny deh. Nanti ketularan jamet."

"Jamet? Apaan tuh mas?"

"Gatau. Intinya dia ngeselin. Orang-orang sih nyebutnya dia jamet."

Oh, Taeyong paham. Kalau Jaehyun bicaranya sudah absurd begini, tandanya ia sedang cemburu. Ia sudah hafal tingkah Jaehyun yang satu ini sejak zaman pacaran dulu. Ah, Taeyong jadi semakin ingin memanasinya.

"Liat istrinya bahagia kok ga seneng sih, mas? Aku bisa ketawa loh kalo bercanda sama Pak Johnny."

"Gausah bercanda sama dia, sama aku aja."

"Kamu garing mas, lucuan juga Pak Johnny."

"Taeyoooong..."

"Hahaha... Suamiku cemburu ya? Ih lucunya~"

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now