Dark Shadow

Mulai dari awal
                                    

Mendengara itu semua, Riancia pun jadi sulit untuk tidur, ia pun berinisiatif untuk pergi ke kamar sang kakak. 

"Tok... Tok... Tok...", terdengar suara pintu di ketuk di luar kamar Rasya. 

"Kak, kakak ada di dalam gak?", tanya Riancia dari luar kamar Rasya. 

"Hn. Masuk ajah!", jawab Rasya dari dalam kamar. Mendapat persetujuan dari sang kakak, Riancia pun segera membuka pintu kamar tersbut dan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamar sang kakak. 

Ia pun melihat Rasya sedang berkutat dengan guitar akustik nya, dan Riancia segara menghampiri sang kakak. 

"Ada apa?", tanya sang kakak saat tahu bahwa sang adik sudah berada tepat di sampingnya. 

"Ayah sama Bunda kak!", jawab Riancia lirih, dan ia pun ikut duduk di lantai bersama sang kakak sambil memeluk lututnya. 

"Mereka berantem lagi, heh?", tanya Rasya santai. 

"Iya! Sampai kapan mereka mau berantem terus?" jawab Riancia sekaligus bertanya. 

"Gue juga gak tau, gue gak terlalu mikirin urusan mereka. Urusan nilai-nilai di sekolah gue ajah masih belum bener!", sahut Rasya. 

Hening.... 

Satu... 

Dua... 

Tiga... 

Tak ada tanggapan dari sang adik, Rasya pun segera menolehkan kepalanya agar dapat melihat keadaan sang adik. Menangis. Yah itu lah yang dilakukan oleh Riancia sekarang. Melihat keadaan sang adik yang sangat kacau tersebut, Rasya pun tak tinggal diam, ia segera mendekatkan dirinya ke sang adik, lalu dengan penuh kasih sayang ia memeluk sang adik untuk memberi ketenangan. 

"Hush... Udah ah jangan nangis! Malu tau masa seorang Rincy nangis sih! Di depan kakaknya lagi", Rasya berusaha menghentikan tangisan Rincia, tidak lupa ia mengelus-elus punggung Riancia untuk memberi ketenangan, Riancia pun membalas pelukan dari sang kakak. 

"Tapi kak!", timpal Riancia sambil menangis. 

"Udah jangan nangis lagi!", seru Rasya lagi. 

Lama mereka saling berpelukan, Rasya merasakan kalau napas Riancia sudah teratur, ia pun segera mengcek Riancia dan benar daja tebakan Rasya bahwa Riancia ternyata sudah tertidur. 

"Huh dasar kebo!", ledek Rasya sambil tersenyum simpul, ia pn merasa iba dengan keadan adiknya yang sekarang ini, dengan penuh rasa sayang Rasya pun segera menggendong sang adik dengan gaya "Bridal Style" untuk menidurkannya di tempat tidur nya, setelah is meletekan sang adik di atas tempat tidurnya, is menundukan diri nya dan berbisik di telinga sang adik "Good night my sister! Have a nice dream!", ucap Rasya dengan tersenyum pahit, karena ia tahu bahwa Riancia tak akan bemimpi indah, hanya mimpi buruk lah yang akan ia dapat di dalam tidur lelapnya. 

Setelah mengucapkan selamat malam kepada Riancia, ia segera menuju pintu kamar dan membukanya. 'Gue tidur di kamarnya dia ajah dah!' ucap Rasya dalam hati. Sebelum sepenuhya ia keluar dari kamarnya, ia ingin mematikan lampu kamarnya terlebih dahulu, tetapi ia teringat akan siapa yang sekarang tengah tertidur lelap di dalam kamarnya, dan ia pun tida jadi mematikan lampu kamanya, dan berkata 'Oh iya gue lupa, dia takut gelap', ucap Rasya dalam hati. 

# # #

Lima bulan berlalu, dan konflik diantara kedua orang tua mereka pun belum juga usai. Dan yang terpenting sikap mereka pun sangat bereubah 180 derajat. Seperti halnya Rasya yang sekarang sering sekali pulang larut malam dalam keadaan mabuk berat. Lalu Riancia yang sekarang berubah menjadi Riancia sang Pemurung, ia bahkan jarang bicara dengan sahabatbya sendiri, Bianka. Mereka berubah menjadi anak yang pendiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2011 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang