spin-off : Theo & Luna, -02.

Começar do início
                                    

"Haruskah kita melakukannya sekarang", ucap Theo berbisik, karena lama kelamaan jeratan pada tubuh mereka makin mengerat, dan itu membuat tubuh Theo sedikit menengang saat merasakan hangatnya tubuh Luna.

Luna mengangguk dengan gugup, "Kita harus melalukannya".

Theo perlahan mendekatkan wajahnya pada Luna, pemuda itu meneliti wajah gadis di depannya tanpa berkedip, sangat cantik, pikirnya.

Luna terkejut saat merasakan bibir Theo berada di bibirnya. Perlahan tapi pasti Theo menggerakkan bibirnya dengan lembut, menekan pelan benda kenyal itu, lalu menghisapnya dan melumatnya.

Kepala Luna sedikit pusing merasakan ciuman memabukkan itu, ia memejamkan matanya, berusaha keras membalas ciuman Theo, tapi ia tidak bisa, ini pertama kali nya.

Lumatan itu berhenti, Theo menatap wajah Luna, ia paham bahwa ini pertama kalinya untuk gadis itu dan Theo tak mau menyakitinya.

"Pejamkan matamu Luna", percayalah ini kali pertama Theo menyebut nama Luna dengan benar.

Pemuda itu mencium gadis itu lagi, kali ini sedikit menuntut, ia mengigit bibir Luna, dan saat gadis itu membuka mulutnya, ia melesatkan lidahnya kedalam rongga mulut Luna. Theo menyesap bibir Luna bagai candu, menghisapnya dengan keras membuat Luna mendesah tanpa diminta.

"Enngghh.. "

"Ini gila, dan manis", batin Theo menjerit.

Bibir Luna terasa sangat lembut dan manis, seperti marshmello dan nafasnya seharum jeruk segar. Sepertinya ini akan menjadi candu baru bagi Theo.

Ciuman itu masih berlanjut dengan sangat panas, Theo menyesap dan mengigit bibir Luna, dan Luna sesekali membalas ciuman itu walau sedikit kaku.

Mereka merasakan sulur sulur Mistletoe telah hilang dari tubuh mereka, tapi Theo masih tak menghentikan aksinya.

Tangannya tak tinggal diam, ia menyentuh wajah Luna dengan lembut dan menarik tubuh gadis itu agar lebih menempel padanya.

Sebenarnya Theo tak ingin melepas ciuman itu, jika bisa ia akan melakukannya seharian asal itu dengan Luna, tapi ia mengerti bahwa gadis itu kehabisan nafasnya, ia menarik wajahnya menjauh.

Nafas mereka memburu saling bersautan, Theo bisa melihat bibir Luna membengkak akibat ulahnya, dan itu terlihat sangat seksi dengan wajah Luna yang sayu.

Luna berusaha mengumpulkan kesadarannya lagi, ia menatap Theo dan tersenyum, "Kita berhasil", ujarnya dengan nada bergetar.

Theo jelas tau bahwa gadis itu masih gugup, ia pun juga. Setelah sekian lama ia hidup didunia, pemuda itu tak pernah merasakan sesenang ini saat mencium gadis. Dan Theo tak percaya rasa aneh yang menjalar di hatinya itu karena gadis aneh yang selalu ia bully dengan teman temannya.

Luna masih menatap mata Theo yang kali ini terlihat sangat bersinar, ia bisa melihat harapan yang menuntut disana dan sebuah kepuasan yang terpancar jelas. Ia tau pemuda itu tak ingin menghentikan ciumannya tadi, tapi Luna tak mau jika harus terjatuh pada lelaki seperti Theo yang tak bisa fokus pada satu perempuan, Luna tak mau jatuh terlalu dalam.

-------

Setelah kejadian itu, Theo berusaha mendekati Luna, tapi gadis itu selalu menjauh, seakan tak pernah terjadi apa apa pada mereka.

Hal itu membuat beberapa penggemarnya merasa marah, dan meradang. Dan membuat murid lainnya bingung tak menyangka seorang Slytherin sejati dan playboy seperti Theo mengejar Luna gadis aneh dari Ravenclaw.

Sikap Theo yang dengan jelas selalu mengejar ngejar Luna itu disaksikan oleh banyak orang, karena itu para penggemar Theo berusaha berbuat jahat pada Luna, seperti sekarang.

𝚐𝚕𝚞𝚎𝚍 (short story) ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora