"Mas minta maaf, Ten..."
Ten menggigit bibirnya guna menahan isakan yang akan kembali keluar. Ia bahkan sampai kesulitan bernapas karena melakukan itu.
"Ten, tenang dulu. Jangan begini. Inget jantung kamu..." panik Jaehyun sambil berusaha menarik Ten ke dalam pelukannya. Cara itu biasanya berhasil menenangkan Ten yang kalut, tapi kali ini tidak. Ten menepis dan menghindar dari usaha Jaehyun untuknya.
"Aku pernah... bilang ke Taeyong... Kalau aku pergi... Taeyong bisa gantiin posisiku... buat mas dan Jaemin... Tapi aku gatau... kalau rasanya... bakal sesakit ini..." Susah payah Ten berkata di sela-sela isakan yang akhirnya dilepaskannya.
Jaehyun tak sampai hati melihat istrinya menangis. Ia tak mungkin membeberkan keinginannya malam ini juga. Maka kini ia hanya menjulurkan jemarinya untuk menghapus jejak-jejak air mata dari pipi mulus istrinya. Tanpa berkata apapun lagi.
.
.
.
Dering handphone memecah keterbisuan yang tercipta di antara Jaehyun dan Ten setelah tangis Ten mereda.
Jaehyun tidak berminat mengangkat panggilan itu, tapi Ten menyuruh mengangkatnya di panggilan yang ketiga. Jaehyun cukup terkejut mendapati nama Taeyong di layar handphonenya. Sambil mencuri-curi pandang pada Ten, Jaehyun menyentuh handphonenya agar panggilan tersambung.
"Halo Taeyong?"
"Mas! Ya Tuhan, akhirnya mas angkat juga..."
"Ada apa, Yong?" Jaehyun bisa merasakan kekalutan dari suara Taeyong di seberang sana dan itu menular padanya.
"Aku takut mas..."
"Takut kenapa? Ada apa sebenernya?"
"Aku lagi di rumah sakit, mas. Jeno..."
"Kenapa Jeno? Ngomong yang jelas, jangan sepotong-sepotong gitu, Yong!"
Meskipun Jaehyun memaksa, nyatanya ia juga paham sulit bagi Taeyong menjelaskan situasinya di sela tangis dan kepanikannya.
"Oke, kamu di rumah sakit mana? Mas ke sana sekarang."
Taeyong menyebutkan lokasi rumah sakit tempatnya berada sekarang sebelum resmi memutuskan sambungan teleponnya.
"Mas mau ke mana?" Tanya Ten melihat Jaehyun bergegas menyambar dompet dan kunci mobilnya.
"Taeyong sama Jeno lagi di rumah sakit, Ten. Kayaknya keadaan Jeno gawat. Mas liat mereka sebentar ya?"
"Aku ikut."
Jaehyun merasa tersentuh karena Ten masih menunjukkan kepeduliannya.
"Gausah. Jaemin siapa yang jaga? Kalau dia tiba-tiba kebangun?"
Ten sepertinya setuju dengan Jaehyun makanya ia mengangguk. "Kabarin aku ya mas kalo udah ketemu mereka."
Jaehyun yang kali ini mengangguk. Ia meraih tangan mungil Ten sebelum benar-benar keluar dari rumah. "Maaf ya, Ten. Nanti kita omongin ini lagi. Mas bakal jelasin semuanya, dari awal."
Ten tidak menjawab, tapi Jaehyun menganggapnya sebagai sebuah persetujuan.
Selepas mengantar Jaehyun pergi, Ten menyandarkan tubuhnya pada pintu. Perlahan kehilangan tenaga saat air mata kembali menuruni pipinya.
"Kamu keterlaluan mas..."
Ten tenggelam dalam tangisannya. Menyesali kebodohannya yang tak bisa egois. Ia membiarkan Jaehyun pergi menghampiri Taeyong di saat hatinya baru saja dihancurkan. Di mana akal sehatmu, Ten?
.
.
.
Jaehyun menemukan Taeyong tengah memandang hampa sosok tubuh anak kecil yang terbaring di brankar. Ia menepuk pelan pundak laki-laki itu demi mendapatkan atensinya.
YOU ARE READING
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...
![In Between [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/233637683-64-k106652.jpg)