Beberapa saat kemudian Shani keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk dengan rambut yang masih basah. Beruntung kamar Gracia tertutup dan dikunci.
Gracia yang melihat Shani hanya bisa meneguk ludahnya sendiri.
"Ya tuhan, cobaan apa ini?" Batin Gracia.
Shani yang sempat melihat wajah "pengen" nya Gracia tersenyum dan tertawa dalam hati.
"2-1 ya Ge, tunggu pembalasanku selanjutnya." Shani tertawa jahat dalam hati
"Kamu kenapa Ge ?" Tanya Shani memancing Gracia.
"Eh, gapapa kok ci." Ucap Gracia dan mulai kembali fokus ke hp sambil sesekali curi-curi pandang pada Shani.
Shani pun tersenyum puas, ia dengan cueknya meletakkan handuk yang dipakainya di tempat jemuran sehingga menampakkan Shani yang hanya memakai pakaian dalam dan topless.
Gracia semakin kepanasan, namun harus ia tahan karena keluarganya belum tidur. Lalu Shani berjalan ke lemari dengan santai, Gracia yang curi-curi pandang hanya bisa menahan nafas.
Shani berpura-pura mencari pakaiannya di lemari Gracia, karena memang ia sengaja menyimpan beberapa baju di rumah Gracia karena ia sering menginap.
"Geee, bajuku dimana, kamu sembunyiin ya?" Tanya Shani sambil menghadap ke Gracia.
Gracia pun menoleh dan tercekat dengan apa yg dilihatnya.
"Ya Tuhan kenapa ciptaan terindahmu ini doyan banget menggodaku." Geram Gracia dalam hati.
"Anuu.. Eemmm, itu di.. Di sebelah kanan ci di tungkat eh tingkat kedua." ucap gracia terbata-bata.
Shani pun berpura-pura mencarinya dan akhirnya menemukan bajunya, sambil terkekeh ia memakaikan pakaiannya. Setelah pakaian Shani dipakai, Gracia pun bernafas lega. Dan Gracia pun segera menuju kamar mandi.
"Ci, aku mandi dulu ya?" Ucap Gracia.
"Mau aku mandiin sayang?" Goda Shani.
"Ga ga ga ga nanti aku khilaf yang ada." Panik Gracia.
Shani menghampiri gracia,
"Jangan lama-lama mandinya ya sayang, aku tunggu di ranjang." Lagi- lagi Shani menggoda Gracia.
Gracia langsung melesat dengan pipi yang memerah, langsung ia guyur badannya karena ia sudah kepanasan sedari tadi.
"Kenapa Shani sangat menggoda?!" Gumam Gracia di bawah guyuran shower.
Selesai mandi dan mendinginkan kepala dari segala pikiran kotor setelah melihat Shani, Gracia keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah lengkap. Tidak ingin terjadi hal yang iya-iya.
"Yah, kok udah pake baju sih sayang?" Shani mendesah lelah.
Gracia menghampiri Shani lalu menjitak kepalanya cukup keras.
"Mesum otaknya, bersihin pake kemoceng nya Sumini." Gracia pura-pura marah.
"Kamu makin gemes marah-marah gitu." Shani menarik tangan Gracia hingga Gracia menimpa tubuh Shani.
"Eh.... ci Shani!!" Kaget Gracia.
Shani mencium bibir Gracia dengan cepat, membungkamnya dengan lumatan-lumatan lembut. Shani memutar balik posisi sehingga dia berada di atas tubuh Gracia.
Tangan Shani tidak bisa tinggal diam. Diam-diam tangan Shani sudah melepas kancing piyama yang Gracia gunakan. Ciuman Shani turun ke leher, meninggalkan bekas merah yang sengaja dibuat tidak terlalu jelas.
Tangan Shani meremas dua gunung kembar milik Gracia yang sangat indah. Tidak cukup sampai disana, tangan Shani mulai menuju ke daerah sensitif seorang Gracia. Sedangkan Gracia yang tidak ingin Shani kebablasan langsung mencengkeram tangan Shani dengan lembut dan itu seolah membawa Shani kembali sadar.
YOU ARE READING
UNPREDICTABLE [END]
RomanceKehidupan tidak bisa di prediksi, begitu juga dengan kisah percintaan GreShan. Selalu ada hal-hal menarik setiap harinya tidak pernah menyangka sebelumnya. Penasaran dengan ceritanya? YA BACA MAKANYA!! FF pertama hasil kolaborasi dengan @dm_indra
Lima Belas
Start from the beginning
![UNPREDICTABLE [END]](https://img.wattpad.com/cover/243317933-64-k778037.jpg)