"mereka hanya ciptaanku dan aku mengontrolnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







"mereka hanya ciptaanku dan aku mengontrolnya. tidak ada yang nyata."

jaehyuk memperhatikan kata demi kata yang tertera pada layar tablet tersebut. namun, hingga detik ini, ia merasa tidak ada yang bisa dipercaya dari informasi-informasi yang ia terima.

"ah—" jaehyuk tertawa remeh, "bukankah data ini terlihat seperti game? seperti memilih karakter dalam permainan dengan informasi skill-nya?"

"lalu, kau pikir semua alatku di sini hanya mainan yang terbuat dari plastik?"

oh, benar. alat-alat canggih itu. jaehyuk lupa, bahwa benda di sekelilingnya saat ini benar-benar mendukung pernyataan seunghyun.

"mereka robot. aku yang mengatur pengetahuan dan emosinya. aku yang mengatur sejauh mana mereka mengetahui dan merasakan sesuatu. aku yang membuat mereka belajar bersikap seperti manusia dari melihat manusia. aku mengatur sifat mereka, dan semuanya. lalu, antara sengaja dan tidak, aku memilihmu sebagai orang yang menjaga mereka di masa uji cobanya." jelas seunghyun.

sebenarnya, ia terpaksa ngegas, sebelum jaehyuk meremehkannya lagi.

"ah, aku tidak memberi keduanya pengetahuan dan perasaan cinta. jadi, kau tau kan tidak akan ada pula yang namanya pacar?" seunghyun tertawa kecil, nadanya sedikit mengejek.

sebagai penciptanya, ia tau betul apa yang sedang robot-robotnya lakukan di luar sana.

sungguh. jaehyuk menjadi bingung perasaan mana yang saat ini sedang menguasainya.

terkejut, karena asahi dan park jihoon ternyata bukanlah manusia sepertinya.

marah, karena baru mengetahui hal ini setelah banyak hal yang terjadi antara dirinya dan dua orang itu.

sedih, karena fakta bahwa ia jatuh cinta dengan robot.

kasihan dengan dirinya sendiri, karena berarti selama ini asahi hanya menggunakan kata cinta tanpa benar-benar merasakannya.

dan lain-lain.

yang jelas, saat ini jaehyuk speechless. pikirannya tidak karuan mendengar hal tersebut. namun, ia berusaha mengatur pikirannya. setidaknya, agar ia bisa menyampaikan beberapa pertanyaan hingga semuanya jelas.

jaehyuk menghela nafas berat. mulutnya terasa berat untuk mengucapkan sesuatu, ditambah tiga pasang mata yang memperhatikannya, menunggunya untuk angkat bicara.

"pertama," ucap jaehyuk lirih, "kenapa memilihku?"

seunghyun tersenyum tipis, seperti sudah mengetahui jika jaehyuk akan menanyakan hal itu. namun, lagipula, jika jaehyuk tidak menanyakan itu, ia tetap merasa perlu menjelaskannnya.

"seperti yang ku katakan, antara tidak sengaja dan sengaja."

"aku sedang berada di kotamu. tidak sengaja, melihatmu pulang seorang diri di masa orientasi sekolah, sementara yang lain sudah menemukan teman barunya. keesokannya aku menunggumu dan kau tetap terlihat sendiri. sehingga, aku memutuskan melepas jihoon di sekolahmu sebagai masa uji cobanya dan memintanya untuk berteman dekat denganmu, bagaimanapun caranya. beruntungnya, ia ada di kelas yang sama denganmu. jadi, kau bisa menyimpulkan sendiri kan, mengapa aku memilihmu?"

"wah," jaehyuk tertawa hambar, "itu membuatku terlihat seperti orang yang menyedihkan."

jaehyuk tau benar, maksud seunghyun memilihnya karena ia terlihat tidak mempunyai teman; kesepian. meskipun malas untuk mengakui, bagaimanapun juga, faktanya memang seperti itu.

dan park jihoon, yang dikirimkan oleh seunghyun saat itu, menjadi teman pertamanya semasa sma.

dengan informasi ini, jaehyuk semakin bingung apakah ia harus berterima kasih karena itu?

"lalu? asahi?" tanya jaehyuk.

"ah, asahi," seunghyun menghela nafasnya, "aku harus mulai membuat asahi waktu itu. jadi, aku meminta jihoon untuk kembali. namun, sepertinya kau tidak bisa melepaskan jihoon begitu saja?"

seunghyun berjalan ke arah mejanya, mengambil sebuah ponsel dari lacinya. lalu, menunjukkannya pada jaehyuk.

layar pada ponsel itu menampilkan pesan yang jaehyuk kirimkan untuk jihoon selama bertahun-tahun ini.

"bisa kau lanjutkan penjelasannya? aku merasa bodoh melihat seluruh pesan ini."

seunghyun meletakkan ponsel jihoon untuk melanjutkan penjelasannya sesuai permintaan jaehyuk.

"ya— setelah aku selesai membuat asahi, aku kembali melepasnya di tempat yang sama dengan jihoon untuk masa uji cobanya."

"jadi, sebagai pengganti jihoon?"

"ya," seunghyun mengangguk, "lagi pula, ternyata kau juga cukup baik dalam menjaga jihoon sebelumnya."

jaehyuk melirik ke arah asahi, "tapi, sepertinya aku tidak cukup baik menjaga #02?"

"tapi, kau menyukainya— bisa menjaga dan menghabiskan waktu dengan #01 dan #02."

tentu. apa yang lebih bahagia dari pertemuannya dengan dua robot ini? tidak ada. kebahagiaan jaehyuk ada pada dua robot ini.

"lalu, arthur dan jun?"

"oh, kau mengingatnya?"

"kau hampir menyebutkan arthur di awal tadi. lagipula, aku juga tidak akan lupa dengan apa yang aku dengar di apartemen hari itu."

"tidak ada yang spesial. aku selalu membuat dua identitas untuk robot yang aku ciptakan; untuk digunakan di luar dan di dalam lab ini. asahi, aku tidak membiarkannya tau soal park jihoon dan mengaturnya untuk mengenali #01 sebagai park jun, kakaknya. karena aku tau, aku akan melepas asahi kepadamu lagi. jika asahi mengenali park jihoon, kau tidak akan fokus menjaga asahi."

jaehyuk mengusap wajahnya kasar, "aku tidak tau hal seperti ini ada di dunia nyata," ujarnya lirih; mengeluh terhadap posisinya saat ini.

kehidupannya yang sudah sulit, semakin dipersulit dengan fakta-fakta yang ia terima hari ini.

"tapi, apa tidak terlalu jahat untuk memilih orang sepertiku? memberikan seseorang dan mengambilnya lagi sewaktu-waktu."

"...bukankah hidup tentang datang dan pergi?"

jaehyuk menggigit bibir bawahnya, lalu berdecak. malas sekali untuk mengakui kebenaran kalimat itu.

"sekarang, waktumu dengan asahi sudah habis. aku harus memperbaiki dan... me-reset memorinya, seperti yang aku lakukan pada jihoon. secepatnya. sebelum seseorang memarahiku."

"apa aku benar-benar tidak memiliki waktu lagi?"

seunghyun mengalihkan pandangannya pada asahi. human #02 itu kemudian mendekatkan dirinya pada jaehyuk, lalu melingkarkan tangannya pada lengan jaehyuk.

"hari ini, masih bisa kan?" tanya asahi pada 'ayah'nya.

"bisa."

asahi tersenyum dan memandang jaehyuk, "kata ayah, bisa."

tatapan matanya, senyumnya, semua tentang asahi, tidak pernah gagal membuat jaehyuk merasa tenang.

meskipun dengan berat hati, dengan seluruh rasa sedih dan kecewa yang ia miliki saat ini, ia tetap harus memanfaatkan hari ini sebaik mungkin.







\

beep beep 🤖
maaf php . . .
kemarin keasikan liat AAA . . . ampun . . .

error   /   jaesahiWhere stories live. Discover now