3. YOU NEVER KNOW.....

Start from the beginning
                                    

Setelah gagal bertemu dengan teman alumni semasa sekolah menengah dulu, dia juga terpaksa membatalkan janji pertemuan dengan beberapa orang penting yang biasa memberinya banyak informasi soal perubahan dan perkembangan terkini dari harga-harga barang yang diedarkannya.

Dan semua pembatalan jadwal itu membuatnya terpaksa harus bertahan di sini, dalam perjalanan pulang menuju rumah dengan ditemani oleh hujan disertai angin yang cukup lebat serupa saat sedang terjadi badai saja.

"Dominic juga membatalkan pertemuannya? Sekarang kenapa?" Mark terlihat larut dalam memerhatikan tetesan air yang berjatuhan membasahi kaca mobilnya. Bertopang dagu dengan bosan sambil tangannya bergerak untuk mengusap tenang bulu halus Magu, anjing ras pomerania berwarna cokelat madu yang sudah menjadi teman hidupnya selama kurang lebih 6 tahun belakangan ini.

"Mister Dominic ada keperluan keluarga." Jawab Tae Oh sambil fokus menyetir.

Mr. Dominic adalah bos besar dalam dunia hitam yang digeluti oleh Mark. Pria itu adalah tokoh besar bagi siapapun, disegani oleh banyak orang sekaligus orang yang memiliki pengaruh besar terhadap terjunnya ia di dunia ini. Orang pertama yang mengenalkannya tentang bagaimana menjadi seorang pengedar yang ulet, dan cara mendapatkan barang berkualitas sempurna dengan cara yang epik dan aman tanpa sedikitpun menarik perhatian dari para aparat.

"Keperluan keluarga? Dia masih punya keluarga rupanya." Tanya Mark dengan nada malas-malasan.

Tae Oh mengangguk dalam ketenangan. "Ya. Dari yang kudengar, setibanya di Korea nanti Mister Dominic akan langsung menuju ke rumah utamanya untuk menemui putri bungsunya yang baru pulang dari Eropa setelah bertahun-tahun tidak pulang. Mister Dominic sangat menyayangi putri bungsunya ini, makanya dia rela membatalkan semua janjinya demi sang anak." Lanjut Tae Oh dengan panjang lebar.

Mark tersenyum kecut, Magu dalam pangkuannya terlihat tidak tenang setelah satu petir yang bunyinya cukup nyaring terdengar menyambar. Ia usap bulu-bulu halus Magu dengan sayang. Terkadang, Magu itu memang cukup sensitif dengan keadaan sekitar.

"Dia masih punya putri? Kupikir anaknya hanya satu, putranya yang sangat ia manja itu." Mark tersenyum setelah berhasil membuat Magu tenang kembali dalam pangkuannya. " Apa putrinya cantik? Apa aku perlu mendekatinya, mungkin dengan begitu aku bisa menjadi penerus kerajaan milik Dominic. Bagaimana menurutmu? Tidakkah itu akan terdengar bagus?" Mark mencoba untuk berkelakar.

Namun mendengar itu malah membuat Tae Oh segera menggelengkan kepalanya kasar. Baginya itu tidak lucu sama sekali.

"Tidak akan semudah itu Tuan. Mister Dominic begitu posesif dan protektif terhadap putrinya ini. Buktinya sampai sekarang tidak ada satupun orang yang tahu kalau dia masih memiliki putri -selain orang-orang kepercayaannya tentu saja. Sejak dulu dia selalu menyembunyikan identitas putrinya ini. Aku pun mendapatkan informasi setelah kemarin sempat menguping obrolan anak buah mereka secara diam-diam." Tae Oh mengubah intonasi suaranya menjadi begitu serius, memberi sinyal pada Tuannya jika ini merupakan informasi paling rahasia yang pernah didapatnya.

"Oh, semakin menarik. Jadi, apa maksudmu aku bisa memakai informasi ini sebagai bahan ancaman kepada Dominic kapanpun aku mau?" Mark malah berseringai, merasa tertantang dengan peringatan yang diberikan oleh Tae Oh kepadanya. Ini terasa semakin menarik, Mister Dominic memang banyak berjasa pada dirinya, tapi sesekali memanfaatkan pria itu dengan memakai putri bungsunya ini tidaklah buruk juga kan?

Ia bisa merauk keuntungan dengan lebih banyak, dirinya mungkin juga bisa semakin melebarkan daerah kekuasaannya, atau bahkan dia bisa membuat Dominic jadi balik tunduk kepadanya? Oh, terdengar sangat menggiurkan.

"Tapi, kupikir itu tidak akan semudah itu, Tuan."

Tae Oh mengacaukan segala bayang-bayang yang sekarang sedang diangankan oleh Mark. Dalam hati Mark sempat mengumpat dengan kasar, sopir bodohnya ini tidak pernah mengerti dan paham dengan situasi sama sekali.

RED [MARKHYUCK] Where stories live. Discover now