“sedap? tunangan?” I said in a low voice and smiled sweetly at him…

Muka dia macam mau muntah ada, macam mau pengsan pun ada ni…. Hahahaha!

Pantas dorang Holland, Sydney and Hudson pusing tengok apa yang menimpa London…

I looked down and smiled mischievously… ah jajal kau, Kimmy…! Ter-click otak saya….

Then I looked up at London...

Saya menyentuh muka London dengan lembut… ah, jambang-jambang kasar…

“babe, are you okay?” saya kasi stoon mata saya, saya gigit lagi bibir bawah saya… my expression as if saya sangat risau…. Konon…

“babe?” Hudson bingung… I ignored…

Tajam mata London tengok saya… I love this acting…
“what did you choke on? Let me see… ahhh.. Open your mouth…”

He shut his mouth and glared at me… ouch! Jelingan tu bah…
“open…" saya sentuh bibir dia… memaksa dia buka mulut….

Saya kasi dekat betul muka saya sama mulut dia… saya pura-pura mau menghidu kopi o cap minyak kapak dia terminum, hahaha! Tapi dia menahan juga bibir dia…

Ting! Macam tertumbuh tanduk di kepala saya… 😈 if I can’t smell, I will taste! HAHAHA!

Saya kasi makin dekat muka saya, tangan saya di paha dia… saya sengaja kasi dekat tangan saya in between his thighs…

“come open…” saya pujuk for the last time… until… saya jilat bibir dia… tangan saya memicit his d*ck…

“ahhh…” did he just let out a groan?

“pedas, sayang…” manja suara saya… nenen saya melekat di dada dia…

“sayang?” Hudson tambah bingung…
“sayang?” Sydney mengulang…
“sayang?” mulut Holland terlopong…

“Ah! Saya kenyang sudah…” saya berdiri, stood over London si uncle psycho dan menekup muka dia… I winked down at him dan menunjukkan muka saya yang paling gete… “be a good boy here, tunangan…”

Saya tepuk-tepuk kedua-dua pipi dia dengan lembut… HAHAHA!

“I wanna go shopping…” I flipped my hair and grabbed Hudson’s car keys…

“soup tomato saya!” Hudson called out…

“kau mau makan sangat soup kau tu! Naik Grab saja lah balik!” saya teriak balik…

“apa angin dia tu? Sekejap baik sekejap sot?” Hudson sama Sydney bertengok sesama sendiri…

“saya hantar kau balik sajalah nanti…” Sydney bilang…

Bagus, terus saya jalan masuk kereta dan drive off…

-end of flashback-

Saya syok-syok limpang atas katil bila tiba-tiba ada video call…

KARTER!

“Apa?” saya jawab the call
“Mana kau?” dia tanya…
“Sini lah mana lagi?” saya jawab…

“Nasib kaulah saya sibuk…” dia bilang… “I’m coming to get you home…”

“Tidak payah, saya pandai balik sendiri…” saya jeling dia…

Macam dia mau cakap something to me… but suddenly…

“Talia!” keluar tu suara gete si Karter “aspetta, amore…”

“kimak!” saya teriak abang saya… “kalau mau menyundal jangan call saya! dì a Natalia di andare all'inferno!!”

I told Karter to tell Natalia to go to hell!

I'm a Sucker for PainWhere stories live. Discover now