"Ga diabisin mas?"

"Udah kenyang. Liat nih, gara-gara kamu bilang kayak tadi ke Jaemin, tanganku abis dicubitin."

Taeyong hanya tertawa. "Bagus, Jaemin." Taeyong memberikan jempolnya pada Jaemin, lalu menarik gadget yang dipegang anak itu. "Udah nontonnya. Sekarang waktunya tidur." Taeyong menggiring Jaemin dan Jeno agar segera masuk ke kamar. Meskipun mendapat protesan dari kedua bocah itu. Taeyong tetap berhasil membuat kedua bocah itu masuk ke kamar Jaemin. Yah setidaknya mereka sudah masuk kamar.

Sekarang saatnya mengurus si bayi besar.

.
.
.

Taeyong menyiapkan segelas air dan obat yang baru dibelinya tadi. Jaehyun merasa déja vu. Dulu saat ia sakit seorang diri di kosan, Taeyonglah yang merawatnya.

"Yong, dulu kamu meluk mas pas mas kedinginan. Sekarang gamau lagi?"

Taeyong menyobek bungkus obatnya dengan beringas. "Halah, mau aja dulu aku diboongin mas. Katanya kalo dipeluk langsung sembuh. Apanya, yang ada besoknya aku ketularan."

"Hahaha..."

"Mas besok ga kerja dulu ya? Aku cancel meeting sama klien."

"Jangan lah, Yong. Susah atur waktunya lagi nanti."

"Ck, jangan ngeyel mas. Kerjaan masih bisa ditunda, ga ada gunanya banyak uang tapi sakit. Besok sore juga kak Ten udah boleh pulang. Mending mas istirahat pulihin badan, jadi pas kak Ten pulang udah rada mendingan. Gamau kan ketauan sakit sama kak Ten?"

Dalam hati Jaehyun mengiyakan ucapan Taeyong.

"Udah ini cepet minum obatnya. Udah minum, ganti baju, trus tidur." Taeyong mengabsen satu per satu hal yang perlu dilakukan Jaehyun karena kalau tidak begitu, Jaehyun akan bertindak semaunya.

"Temenin aku tidur ya?"

"Ga ah, mas. Aku gamau ketularan."

"Jahat kamu, Yong. Ga nempel-nempel deh. Ya? Please..."

"Minum dulu." Jawab Taeyong tanpa mengiyakan atau menolak. Ia meletakan obat ke tangan Jaehyun lalu meninggalkannya ke kamar.

Jaehyun mengerucutkan bibirnya sebal. Gagal sudah membujuk Taeyong.

Beberapa menit kemudian Taeyong kembali sudah mengenakan piyama bermotif karakter kartun favoritnya. "Mau tidur di mana? Kamarku apa kamar mas?"

Pertanyaan itu membuat Jaehyun langsung sumringah. "Kamar mas aja."

.
.
.

Pagi hari Taeyong sibuk sendiri. Ia sudah menghubungi klien untuk membatalkan meeting mereka, pun sudah menghubungi teman kantor lainnya kalau ia terlambat datang. Tadinya ia mau cuti juga, tapi kalau begitu pasti akan semakin menimbulkan kecurigaan di antara karyawan kantor. Seorang manager dan sekretarisnya cuti bersamaan? Oh tidak, Taeyong tak mau ada rumor lagi.

Anak-anak juga inginnya bolos dulu, tapi kalau dipikir-pikir lagi, jika mereka di rumah, maka hanya akan mengganggu istirahat Jaehyun. Jaehyun sendiri sih demamnya sudah turun dibanding semalam. Cuma tersisa lemasnya, jadi ia bilang tak apa jika Taeyong meninggalkannya ke kantor.

"Taeyong, kamu juga sarapan." Jaehyun gemas melihat Taeyong yang mondar-mandir saja sejak tadi, mengurusnya, Jeno juga Jaemin.

"Iya mas, nanti aku bawa aja buat di jalan."

Taeyong hanya menjawab sekenanya sambil masih mondar-mandir memasukkan barang ini-itu ke tas Jaemin dan Jeno. Kedua anaknya sedang asyik menyantap sarapan roti dengan selai coklat dan susu. Entah apa yang mereka lakukan, susu Jeno tahu-tahu sudah tumpah dan menceceri lantai.

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now