"Ini kamar yang akan kau tempati, Jaehyun. Disebelah kamarmu adalah kamar Tuan Muda." Jaehyun mengangguk mendengarkan perkataan Bu Kim.
"Lalu sekarang dimana Tae—maksudku Tuan Muda berada?" tanya Jaehyun setelah mendudukkan tubuhnya diatas ranjang besar yang tersedia disana.
"Dikamarnya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya dikamarnya jika siang seperti ini. Sebenarnya saat malampun dia juga lebih sering dikamar." ucap Bu Kim menghela nafas, sedangkan Jaehyun hanya diam mendengarkan.
Lalu Bu Kim melangkahkan kakinya menuju ujung ruangan kamar Jaehyun, menunjuk sebuah pintu yang ada disana. "Ini pintu yang menghubungkan kamarmu dan kamar Tuan Muda."
Jaehyun mendekati dan melihat sebuah pintu yang tak terlihat karena warnanya sama dengan warna dindingnya. Dia tidak melihat sama sekali bahwa ada pintu disini.
"Karena kamar Tuan Muda kedap suara, kau harus membuka sedikit jendela kecilnya disini agar suara dari dalam kamarnya dapat terdengar. Dan satu lagi, jangan sampai Tuan Muda mengetahui ini. Nanti dia akan mengamuk." ucap Bu Kim sembari tersenyum.
"Tapi kalau aku membuka ini, dia bisa mendengarku juga kan?"
Bu Kim mengangguk, "Kamar Tuan Muda didesain bisa mendengar keadaan luar. Hanya kita yang diluar tidak bisa mendengar apa yang dilakukannya didalam."
Jaehyun mengangguk, "Ah begitu, setahuku ruangan kedap suara tidak bisa didengar didalam maupun diluar." ucapnya sambil menggaruk tengkuknya canggung. Jaehyun hanya sering menemui ruangan kedap suara yang seperti itu ketika dia bekerja sebagai pengawal di Amerika, bukan seperti ruangan Taeyong.
"Tuan Muda yang memintanya seperti itu." Jaehyun mengangguk paham, walau sekarang pikirannya bercampur aduk.
"Aku keluar dulu. Kau bisa beristirahat terlebih dahulu, aku akan berada dilantai bawah. Kita bisa berbincang saat kau sudah lebih segar." ucap Bu Kim sambil tersenyum.
"Baiklah, Bu Kim." Jaehyun tersenyum sopan lalu sedikit membungkuk ketika Bu Kim meninggalkannya sendirian dikamarnya.
Jaehyun kembali mendudukkan tubuhnya diranjangnya, menatap kesekeliling kamarnya ini. Setelah merasa cukup, dirinya beranjak untuk menata pakaiannya dilemari yang tersedia disana.
Dirinya tidak merasa begitu lelah sekarang, Jaehyun memutuskan untuk turun kelantai bawah menemui Bu Kim. Setelah berada dilantai bawah, Jaehyun menelusuri rumah yang sangat luas ini.
Setelah cukup lama berkeliling sendirian, sebenarnya beberapa pelayan di Mansion ini menawarkan diri untuk menemaninya tapi dia memilih berkeliling sendirian. Jaehyun akhirnya melangkahkan kakinya menuju halaman belakang yang terlihat sangat indah dan tertata rapi.
Matanya melihat Bu Kim yang sedang menata bunga yang berbaris rapi disana, Jaehyun mendekati Bu Kim.
"Perlu bantuan, Bu Kim?" ucapnya membuat Bu Kim menoleh.
"Ah, Jaehyun. Tidak, tidak perlu. Kenapa tidak beristirahat dikamarmu?" Bu Kim berdiri dari berjongkoknya dan mencuci tangannya pada wastafel yang ada disana.
"Ayo, kita duduk disana saja. Aku sudah menyiapkan teh dan cemilan untukmu disana." ucap Bu Kim sambil menunjuk kursi taman yang berada dihalaman belakang itu.
"Ah tidak perlu repot-repot Bu Kim." Jaehyun menggaruk tengkuknya dengan canggung.
"Tidak merepotkan, tenang saja. Ayo ikuti aku." Jaehyun mengikuti langkah kaki Bu Kim. Setelah sampai disana mereka mendudukkan diri disana, cuacanya sangat sejuk karena ini sudah cukup sore.
"Kudengar kau menjadi pengawal Presiden AS ketika di Amerika." Bu Kim membuka suara, Jaehyun tertawa pelan.
"Benar, Bu Kim."
"Sejak berapa lama?" tanya Bu Kim.
"Mungkin sejak aku berumur 22 tahun." Bu Kim memandang takjub kepada Jaehyun.
"Wahhh, kau sudah 8 tahun menjadi pengawal Presiden AS ya. Kau sangat hebat." Jaehyun hanya tertawa canggung.
"Biasa saja, Bu Kim. Jadi, bagaimana dengan Tae—Tuan Muda? Apa yang harus kulakukan?" tanya Jaehyun, dia cukup penasaran dengan keadaan Taeyong saat ini. Bu Kim tersenyum ketika mendengar Jaehyun terus menerus menyebut nama Taeyong.
"Tuan Muda memiliki Photophobia dan Haphephobia." ucap Bu Kim. Jaehyun tertegun, Photophobia? Berarti benar apa yang dikatakan Ten pada waktu itu.
"Photophobia. Phobia dengan cahaya terang, entah itu matahari atau lampu. Lalu bagaimana dengan Haphephobia?" tanya Jaehyun.
Bu Kim menghela nafas, "Phobia dengan sentuhan." Jaehyun terkejut mendengarnya.
"Tak ada yang bisa menyentuh Tuan Muda, hanya Tuan Lee saja yang bisa menyentuhnya, itupun membutuhkan terapi beberapa tahun." Jaehyun melihat dengan jelas raut wajah sendu diwajah Bu Kim.
"Apa Tuan Muda memiliki trauma sesuatu hingga membuatnya seperti itu?" tanya Jaehyun dengan hati-hati.
"Tentang Haphephobianya, itu didapat saat Tuan Muda masih SMP. Dia hampir diperkosa oleh 15 orang. Itu yang membuatnya homeschooling sampai lulus kuliah. Tapi, aku tidak tau pasti tentang Photophobianya, saat aku merawatnya di umur 7 tahun dia sudah memiliki phobia itu." jelas Bu Kim. Jaehyun menyandarkan tubuhnya, dia tak tau bahwa Taeyong hidup dengan cukup menderita saat ini.
"Aku tidak tau bahwa dia mengidap phobia seperti itu. " gumam Jaehyun.
"Itulah kenapa Tuan Lee selalu membayar mahal pengawal untuk Tuan Muda, dia hanya ingin Tuan Muda aman dan memiliki teman. Tapi mereka semua tidak betah karena kelakuan Tuan Muda yang selalu menjahili mereka." Bu Kim terkekeh diakhirnya.
"Tapi biasanya Tuan Muda sering keluar rumah saat malam, karena hobinya yang berbelanja." Jaehyun mengangkat alis lalu terkekeh pelan.
"Itu lebih terlihat cocok untuknya." ucap Jaehyun, membuat Bu Kim tertawa pelan.
"Aku bersyukur ketika kau menerima pekerjaan ini. Aku merasa kau lebih bisa membuat Tuan Muda nyaman." ucap Bu Kim.
"Ya, aku juga bersyukur mendapatkan pekerjaan ini." gumam Jaehyun pelan, lalu tersenyum tipis.
TBC
Happy Reading 💖
Jangan lupa vote dan komen ya~
Love you all!!!❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romansa{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 3
Mulai dari awal
