"Hm, begitu ya."

Aku mengangguk sebagai jawaban. Setelah sempat bergelut secara alot tadi, akhirnya aku mengiyakan permintaanya untuk jalan jalan di luar. Sesekali ada beberapa perawat yang menyapa kami, atau sekedar mebatap kami. Mungkin bingung, karena kami berdua berjalan-jalan saat cuaca di luar sedang hujan dan dingin.

"Kita balik ke kamar lagi ya mas, di sini dingin." Ujarku sambil merapatkan sweeter oversize yang Afka kenakan. Membuatnya tetap nyaman tanpa harus kedinginan karena gigitan udara dingin di luar sini.

"Mas ngak boleh kedinginan. Balik ke kamar lagi ya?"

"Hm." Afka pada akhirnya mau mengalah.

Walaupun rasa puasnya belum terpenuhi semua, namun setidaknya aku sudah mencoba memenuhi keinginanya. Kami kembali keruanganya, setelah hampir 30 menit lamanya berjalan jalan di sekitar lorong rumah sakit dilantai atas.

"Mas istirahat lagi saja. Kata dokter, mas kan harus banyak beristirahat."

"Iya. Aruna, saya mengerti."

Diluar memang sedang hujan lebat, walaupun perkiraan cuaca hari ini harusnya panas. Meleset dari prediksi, hujan lebih dulu tiba menyapa bumi. Membawa jutaan liter air terjatuh kebumi, menyapa setiap mahluk hidup didalamnya.

"Aruna?"

"Iya. Kenapa, mas butuh sesuatu?"

"Iya."

"Butuh apa, biar Una ambilkan."

"Pelukan."

"Hah?" Ujarku cengo.

Aku yang sedang duduk disamping bad Afka sampai melongo cengo dibuatnya. Afka minta dipeluk, begitu?

"Saya ingin dipeluk."

"Hm?" Bingungku.

"Saya tidak bisa tidur." Sorot mata lemahnya menatapķu penuh minat.

Duh, Bakos--Bapak kos satu ini memang paling bisa membuat hatiku gundah.

"Hm, peluk gimana?"

"Sini?" Afka menepuk nepuk sisi badnya yang sedikit menyisajan ruang.

Maksudnya gimana ya?

"Makasud mas?"

"Naik, peluk saya disini."

Hah??

Naik ke atas bed-nya begitu? Memangnya ini drama drama di dunia oranye atau apa?

Demi tuhan, itu bed didesain untuk menampung satu pasien atau individu. Bukan di desain untuk dua orang apalagi untuk berpelukan dan sebagainya. Dih, ada ada saja Afka ini.

"Ayo Aruna!"

"Tapi itu bed-nya kecil. Di desain buat menampung satu orang loh mas?"

"Saya yakin kamu tidak akan menghabiskan banyak ruang, tubuh kamu kurus."

"Kurus dari mananya coba? Ini bodygoals." Ketusku sambil berdiri.

"Kalau ada suster atau dokter gimana?" Imbuhku.

"Tidak apa apa, memangnya kenapa?"

"Ish, masa sakit tifus buat IQ kamu berkurang sih mas?" Decakku kesal.

Afka hanya tersenyum tipis, sambil merentangkan tanganya lebar. Benar, ini ada yang salah Afka makan sepertinya. Sikapnya hari ini aneh sekali, manja juga. Apa pria coolkas kalau bucin gini ya?

"Kalau bed-nya rusak gimana mas?"

"Tidak akan. Kita tidak berbuat yang aneh aneh sampai tempat tidur ini rusak."

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Where stories live. Discover now