1🍊

56 34 1
                                    

Fajar mulai memancarkan sinarnya. Dengan semangat yang dimilikinya, Gadis itu pun segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dan selang beberapa menit kemudian, Sila sudah siap dengan pakaian sekolahnya. letak kamar Sila berada di lantai dua. Sila mulai menuruni tangga menuju dapur untuk melihat apakah ada makanan yang tersisa yang bisa ia santap pagi ini? Dan ternyata yang ada hanyalah tumpukan piring kotor.

Sebelum berangkat, Sila menyempatkan untuk melirik sekilas ke arab ayah bundanya dan kak Fara yang sedang berbincang manis di meja makan. perlahan air mata itu muncul kembali. betapa bahagianya berada diposisi kak Fara yang dikelilingi oleh  orang orang yang menyayanginya. Sementara Dirinya?untuk menyapa pun tidak pernah. 

Apakah kalian pernah mendengar sebuah pernyataan Bahwa kebahagiaan bisa didapatkan dari banyak hal? yap kebahagiaan mungkin tak bisa kita dapatkan dari orang orang yang berarti bagi kita, dari oranglain pun bisa.karena kebahagiaan maupun kesedihan mempunyai takarannya masing masing. Itulah yang membuat Sila selalu menyemangati dirinya sendiri.

Karena tidak ada makanan yang tersisa,
terpaksa Sila harus memakai uang tabungan sekolahnya untuk mengisi perutnya pagi ini. Waktu semakin berjalan Sila kemudian berjalan menyusuri jalanan menunggu angkot menuju SMA Kencana sekolahnya.
Jarak rumah dengan sekolah  cukup jauh, tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

"aduh angkotnya kok belum muncul ya? Bisa telat nih. Pokoknya Sila nggak mau kalo keliling lapangan lagi."  Gumamnya.
Lama menunggu angkot di seberang jalan, akhirnya yang ditunggu tunggu pun datang. Dan Sila bisa Mengikuti Kegiatan belajar di Sekolah.
karena beberapa hari yang lalu Sila telat berangkat alhasil dia pun mendapat sanksi keliling lapangan.
Ia takut kejadian memalukannya itu terulanh kembali.

Ia langsung berlari kecil menuju kelas XI IPA 1. Sesampainya di kelas, gadis itu kemudian mempersiapkan buku mapel pertamanya yaitu fisika.
"Sil, lo kok kayak lari gitu?" tanya Tari sahabatnya.
"Eumm iya Tar, aku nunggu angkotnya lumayan lama tadi, jadinya buru buru." Jawabnya.
"Kirain apaan." balas Tari.

Jam menunjukkan Sepuluh lewat lima belas menit, Berarti sudah waktunya beristirahat.
"Oke anak anak pelajaran kita hari ini selesai." Ucap bu Riri.
"Baik bu terimakasih." sahut sekelas XI IPA1.
selama pelajaran fisika berlangsung, sila tidak berhenti memegang perutnya yang sudah keroncongan karena tak diisi makanan dari tadi malam.
"Sil yuk ke kantin  Gue laper banget nih, gue traktirin lu nanti," ajak Tari.
"Eumm ya udah yuk. Tapi bayarnya sendiri sendiri aja deh, uang Sila masi pas kok." jelas Sila.

"Bener?" tanya tari.
"Iya Yuk! " balas Sila.
"Kantinnya rame banget yah."ucapnya sambil berjalan menuju meja kantin.
Iya lo tunggu sini aja sekalian nyari tempat duduk. Gue pesenin dulu,lo pesen apa sil? " tanya Tari.
"Eum Aku mie ayam aja Tar." balas Sila".
Setelah selesai menyantap makanan, mereka berdua kembali ke kelas. Mempersiapkan diri untuk les selanjutnya.

Sila hanya mempunyai Seorang sahabat di sekolahnya yaitu Tari, Karena Sila mempunyai sifat yang tertutup kepada semua orang.
Dan Tari adalah orang yang cukup mengerti dengan sifat dan keadaan dari sahabatnya itu. Tari tidak mengetahui semuanya tentang  masalah yang dihadapi Sila, tapi Tari selalu men-support sahabatnya itu.

Sepulang sekolah Sila langsung menuju tempat kerjanya di sebuah kafe yang letaknya tak jauh Dari Sekolahnya.
Sila bekerja pada hari senin sampe hari jumaat tapi mengambil part time sebagai pelayan. ayah bundanya dan kak Fara, kakak angkatnya tidak mengetahui hal tersebut. Yap Sila mempunyai saudara angkat.
Orangtuanya mengangkat Fara sebagai anak mereka saat gadis itu masi bayi. Sila dan Kakak angkatnya itu hanya berjarak 1 tahun.

Sorry for typo..

 PatrisilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang