Papa [Akashi Seijuro]

" Aku ayahmu. "

Akashi terdiam mendengar pernyataan dokter tentang putrinya--(Name).

Katanya, ia kehilangan ingatannya. Walau itu untuk sementara.

Namun, walau itu untuk sementara--pertanyaan (Name) saat itu sudah sangat menyakiti hatinya. Karena, Akashi sudah menunggu, ia menunggu hari ini tiba, ia sudah menunggu putrinya tersenyum ke arahnya sambil memanggilnya ayah.

Walaupun akhirnya bahkan tidak sesuai harapannya. (Name) tidak membencinya, (Name) tidak memanggilnya ayah, dan juga (Name) tidak mengenalnya sebagai sosok seorang ayah. Di pikirannya ia hanya orang luar--orang luar yang mendekatinya tanpa tahu apapun.

Ah, ia merasa sangat frustasi.

Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia menuju ke arah ruangan putrinya.

Surai dengan warna (h/c) itu terurai, rambutnya sudah panjang jika dibandingkan dulu--(Name) yang dulu lebih memilih rambut pendek yang mudah untuk dirawatnya. Namun, sekarang rambutnya bahkan sudah panjang.

Ia melangkah menujunya dengan perlahan.

Tepat di depannya ia terdiam, putrinya sama sekali tidak memperhatikan kedatangannya. Gadis itu terus saja menatap ke arah luar dari jendela, sampai ia terdiam. Apakah (Name) sedari tadi terus-menerus seperti ini?

"(Name)."

Gadis itu menoleh, matanya kosong. Hampir seperti tidak ada harapan yang terlintas dari sana. Ini sangat menyakitkan untuknya. Untuk melihat anaknya yang seperti ini. Semua kesalahannya.

Ia salah,

Ia bersalah kepadanya,

Dan ini balasannya.

Semua kalimat itu datang dari pikirannya yang terus menghantui Akashi saat melihat putri semata wayangnya.

"Maaf tapi siapa Anda?"

Akashi tersenyum, ah suara itu sudah lama tidak ia dengar. Bukannya bahagia, tapi ia malah merasakan dadanya tertusuk ribuan jarum.

"Aku ayahmu."

Ya, aku ayahmu (Name), ayah yang membuatmu jadi seperti ini.

Dan mungkin jika boleh,

Ijinkanlah aku mengulang dari awal lagi agar bisa menjadi ayah yang sempurna bagimu.

« 🌿 »