Jaehyun menatap kedepan, "Aku selalu berpikir tentangnya, dia pasti sudah besarkan. Bagaimana rupanya? Bagaimana sifatnya? Apakah masih semanis dulu? Apakah masih secantik dulu. Tapi ternyata semuanya berubah. Benar kata Ten, dia bahkan seperti Aphrodite sekarang. Dia terlalu cantik."

"Melihat wajahnya membuatku semakin merindukan Eomma. Taeyongie sangat cantik sekarang, aku merindukan Taeyongieku." ucap Jaehyun tersenyum.

Dirinya terus terbayang akan wajah cantik Taeyong. Taeyongienya, Taeyong yang selalu mengikutinya kemana-mana. Si manis Lee Taeyong.

Dia mengingat bagaimana Taeyong kecil selalu ingin bermain dengannya, memanggilnya dengan lucu. Merengek dengan begitu menggemaskan. Tapi itu tak berlangsung lama setelah dirinya pergi meninggalkan si cantik itu.

"Tak kusangka aku bertemu dengannya seperti ini. Tapi dia begitu membenciku, Eomma." Jaehyun terkekeh kembali. "Mungkin dia tidak mengenaliku."

"Sifatnya terlihat berbeda seperti dulu. Apa mungkin karena dirinya sudah dewasa? Tapi, dia terlihat tidak baik." Jaehyun melunturkan senyumnya.

Jaehyun beralih menatap makam Ayahnya, "Appa, aku harus melindunginya kan? Seperti dulu."

*****

Taeyong menutup pintu kamarnya dengan kesal, mendudukkan tubuhnya diranjang besarnya. Lalu menendang-nendang udara dengan kesal, hingga sendal rumahnya terlempar berhamburan kemana-mana.

"Arrghhh, aku kesal!!!" tangannya meninju dengan brutal bantalnya. "Kenapa dia harus tinggal disini?!!!" teriak Taeyong dengan kesal, ranjangnya sudah berantakan sekarang. Tubuhnya berguling kesana-kemari karena kesal, Taeyong terus berteriak sedari tadi.

"Astaga!!! Aku sangat kesal!"
"Kenapa harus ada pengawal baru lagi?!!!"
"Sialan! Argghh aku membenci Daddy!!!"
"Melihat wajahnya saja aku sudah benci bagaimana aku bisa membiarkan dia berada disampingku!!!"
"Pokoknya aku tidak mauuuuuu!!!" Taeyong menggigit bantalnya dengan ganas.

Taeyong mendudukkan tubuhnya dengan tiba-tiba, keadaannya sangat mengenaskan dengan rambut yang berantakan serta jubah tidurnya yang terlempar entah kemana, "Daddy! Benar, aku harus protes dengan Daddy!"

Taeyong berdiri dan memungut jubah tidurnya yang ternyata melayang didekat pintu kamarnya, dirinya melangkah dengan lebar karena ingin menyeterukan haknya sebagai anak.

Tangannya membuka dengan kasar pintu ruang kerja Donghae, membuat Ayah satu anak itu terperanjat. "Astaga jantungku! Bukalah pintu dengan perlahan Taeyongie."

Si pelaku atas berdebarnya jantung Donghae melangkah dengan wajah memerah karena terlalu kesal, "Aku ingin protes tentang Pengawal baru itu."

Donghae melirik sekilas penampilan Putranya yang terlihat seperti gembel cantik sekarang, lalu mengalihkan pandangannya kearah laptopnya. "Apa lagi?"

"Aku tidak mau dia tinggal dirumah ini." ucap Taeyong dengan mantap. Kali ini dia tidak akan menyerah kepada Ayahnya.

"Kenapa? Bagus dia tinggal disini, kau juga akan mempunyai teman." ucap Donghae tanpa mengalihkan pandangannya.

"Teman? Aku tidak butuh teman seperti dia, Dad! Daddy tidak lihat wajahnya seperti penjahat?" ucap Taeyong dengan menggebu-gebu. Donghae menatap datar Putranya yang terlihat sangat heboh saat ini.

"Bagaimana jika dia melakukan hal buruk padaku?! Bagaimana jika dia menggodaku?! Apa Daddy akan membiarkannya?! Wajahnya saja menakutkan!!!" protes Taeyong habis-habisan.

"Matamu itu rabun atau bagaimana? Daddy sudah memilihkan pria tampan untukmu agar kau betah dengannya." ucap Donghae sambil menggelengkan kepalanya.

"Tampan? Ck, Dad. Pria tampan bahkan sekarang lebih menakutkan. Lihat saja dia, aku yakin dia adalah orang yang sangat brengsek!"

"Berarti kau mengakui bahwa Jaehyun tampan, bukan?"

.....

Taeyong mengerjapkan matanya lalu berdehem pelan, menyilangkan tangannya didada. "Tidak! Dia memiliki wajah yang mengerikan, persis seperti Bos Mafia jahat! Intinya aku tidak mau dia tinggal disini dan menjadi Pengawalku, Titik!" Taeyong membuang wajahnya kearah lain.

Donghae menghela nafas pelan, berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekati Taeyong. Tangannya menarik lengan Taeyong untuk duduk bersama disofa yang ada diruang kerjanya.

"Kau tau kenapa alasan utama Daddy selalu menyewakan Pengawal untukmu walau kau terus bertingkah dan berakhir mereka yang mengundurkan diri karena tidak tahan denganmu?" Donghae meraih tangan Taeyong untuk digenggam, tangannya mengelus dengan sayang tangan Putranya.

"Agar aku mempunyai teman?" tanya Taeyong dengan pelan. Donghae menggeleng.

"Tidak, itu semua agar kau selalu aman dimanapun dan kapanpun ketika Daddy tidak bisa menjagamu. Daddy tidak ingin ada seseorang yang ingin melukaimu lagi. Itulah kenapa tidak pernah berhenti untuk terus mencari pengawal untukmu." Taeyong terdiam mendengar ucapan Donghae.

"Tapi aku bisa menjaga diriku sendiri, Dad. Lagipula aku hampir selalu berada dirumah. Jadi tidak perlu menyewa pengawal untukku. Aku bisa melakukan semuanya sendirian." Donghae menatap lekat Taeyong yang sedang menundukkan kepalanya sekarang.

"Dulu kau sangat menyukainya hingga tidak mau menjauh sedikitpun. Sekarang sudah tidak lagi?" pertanyaan Donghae membuat Taeyong mengangkat wajahnya dan mengernyit bingung.

"Kau tidak mengenalinya?" melihat Taeyong yang masih kebingungan membuat Donghae terkekeh lalu mencubit pipi Putranya itu pelan.

"Wajar kalau kau tidak mengenalinya, dia sudah jauh lebih tampan sekarang." ucap Donghae sembari terkekeh.

"Memangnya siapa yang Daddy maksud?" tanya Taeyong dengan bingung. Dia tidak mengerti apa yang baru saja dibicarakan oleh Ayahnya.

"Jung Jaehyun, kau tidak mengenalinya?"

Taeyong mengangkat sebelah alisnya, "Memangnya siapa dia?"

"Jaehyunie Hyungmu dulu."


TBC


Happy Reading💖
Jangan lupa vote dan komen ya~

Love you all!!!❤️❤️❤️

My Bodyguard (JAEYONG) ✔️Where stories live. Discover now