"Taeyong, keputusan Daddy sudah bulat. Dan Jaehyun adalah pengawal barumu." ucap Donghae dengan tegas.
"Aku hanya butuh Pak Ko untuk mengantarku kemana-mana. Aku tak butuh pengawal, Daddy~" rengek Taeyong sembari mengguncangkan lengan Donghae.
"Pak Ko adalah supir Daddy, Taeyongie. Kau membutuhkan pengawal untuk selalu menemanimu kemanapun kau pergi." Donghae menghela nafas ketika Taeyong tak mau berhenti mengguncangkan lengannya.
"Tidak mau! Taeyongie pokoknya sangat tidak mau!" Taeyong melepaskan lengan Donghae, lalu menyilangkan tangannya sembari membuang wajahnya karena kesal dengan Ayahnya.
Jaehyun mengernyit sejenak lalu tersenyum, ahh dia ingat orang ini. Kembali menatap Taeyong dengan lekat sambil tersenyum tipis. Sementara itu, Taeyong melirik sinis pada Jaehyun, tetapi setelah melihat senyum tipis Jaehyun serta tatapan lekat yang ditujukan padanya membuat Taeyong mengerjapkan matanya lalu membuang wajahnya ke arah lain.
"Kau harus mau. Jika tidak mau, seluruh fasilitasmu serta black cardmu Daddy sita." ucap Donghae dengan santai. Sedangkan Taeyong sudah memelas sekarang.
"Daddy jahat~ Taeyongie tidak suka!" rengek Taeyong mendengar ancaman Ayahnya.
"Dad, aku tidak suka dia! Wajahnya seperti mafia bandar narkoba! Bagaimana bisa aku mempercayainya!" Jaehyun menganga mendengar ucapan Taeyong kepadanya, sungguh 30 tahun Jaehyun hidup baru kali ini ada orang yang menghina wajah tampannya. Bukannya Jaehyun sombong, tapi itu fakta.
Oh lihatlah wajah si cantik yang merengut serta mata yang menatapnya seolah menusuknya. Astaga Jaehyun salah apa?
"Diam atau Daddy lakban mulutmu. Memangnya kapan kau pernah menyukai manusia di dunia ini?" Donghae mencubit bibir Taeyong yang mengerucut sebal kepadanya.
Donghae mengalihkan tatapannya pada Jaehyun, "Kau harus berada selama 24 jam didekat Taeyong. Oh iya, kamarmu disebelah kamar Taeyong sudah disiapkan."
"WHAT?!!!"
*****
Ten berjalan menuju sofa tempat kekasihnya duduk sambil berkutat dengan tabletnya. Mendudukkan dirinya disamping Johnny lalu memeluk tubuh kekar itu, merasakan pelukan itu Johnny melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Ten tanpa mengalihkan pandangannya dari tabletnya.
"Aku penasaran bagaimana reaksi Jaehyun ketika bertemu dengan Lee Taeyong." gumam Ten, tapi masih bisa didengar oleh Johnny.
"Kenapa jadi penasaran, hm?" Johnny mengelus pinggang ramping itu dengan pelan.
"Entahlah, kupikir-pikir mereka terlihat cocok bersama." ucap Ten, matanya menatap datar siaran yang ditampilkan di tvnya.
Johnny terkekeh pelan, "Jaehyun bukan orang yang mudah jatuh cinta, Sayang. Bahkan aku tidak pernah melihatnya jatuh cinta, lagipula Jaehyun juga orang yang Professional. Dia tidak pernah mau mencampur antara urusan pribadi dengan pekerjaannya."
"Hei, kita tidak tau kedepannya akan bagaimana. Siapa tau Jaehyun yang akan jatuh hati pada Taeyong." Ten menepuk pelan perut Johnny.
"Dan aku cukup yakin dia tidak. Dia bahkan pernah menolak primadona di kampus. Kurasa Jaehyun itu aseksual."
Ten mencubit pinggang Johnny kesal, membuat pria tampan itu mengaduh. "Jangan sembarangan! Kenapa kau begitu yakinnya bahwa Jaehyun tidak akan jatuh cinta pada Taeyong?"
"Aku dan Yuta sudah berteman dengannya hampir 12 tahun lebih. Jaehyun orang yang tak tersentuh, dia orang yang tertutup bahkan dengan kami berdua. Jadi kurasa si Lee Taeyong itu tidak akan bisa meluluhkan hati beku itu." ucap Johnny, dirinya sudah mengalihkan sepenuhnya perhatian kepada Ten. Meletakkan tabletnya diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (JAEYONG) ✔️
Romance{COMPLETE} {SUDAH DIBUKUKAN} {PART LENGKAP} "Stay with me and protect me forever, My Bodyguard." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
PART 2
Mulai dari awal
