"Nikah kak, pacaran mulu." Jaehyun menatap tajam Haruto yang terkekeh pelan lalu memeluk Junkyu erat.

"Iya tau yang udah nikah." Jawab Jaehyun sambil berjalan menuju dapur rumah mereka.

Jaehyun biasa nya menyiapkan sarapan untuk tiga orang jadi dirinya selalu bangun pagi sekalian menyiapkan sarapan untuk Junkyu dan Haruto.

Junkyu langsung melirik Haruto yang menatap Jaehyun dengan senyuman nya.

"Haru kamu mau ke toko furniture ?" Haruto mengerjap matanya lalu menoleh kearah Junkyu dan menganggukkan kepalanya semangat sambil tersenyum.

"Iya, mau ikut ?" Tanya balik Haruto pada Junkyu membuat Junkyu melipat kedua tangannya di dada dan membuat pose berpikir keras.

Junkyu memikirkan jam kuliahnya hari ini yang lumayan padat dan di mulai dari jam sebelas dan selesai di jam tiga atau jam empat sore.

"Sampe sore ga sih tokonya ?!" Tanya Junkyu sambil menatap lekat Haruto yang sedari tadi memang menatap Junkyu lekat.

"Sampe malem by, aku mau ngisi barang di kamar dulu biar ga kosong-kosong banget, biar furniture yang lainnya gampang lah bisa di cicil." Junkyu menganggukkan kepalanya  setuju.

Karena itu yang paling utama kalau tidak nanti mereka tidur dimana ? Di lantai beralaskan karpet ? Masuk angin iya.

Junkyu langsung mengalungkan tangannya di leher Haruto membuat Haruto mendelik kaget dengan tingkah tiba-tiba dari Junkyu.

"Sekalian isi kamar mandinya."

"Shower sama bathup nya udah ada paling tempat buat sabun aja yang belum ada." Ucap Haruto membuat Junkyu menganggukkan kepalanya mengerti.

Kemarin memang mereka survei apartemen mereka tapi Junkyu sama sekali tidak menghapalkan apa saja yang harus mereka beli untuk kamar mereka.

"Kamu mau di kamar yang sebelah mana ??" Tanya Haruto membuat Junkyu kembali berpikir.

Pagi ini Junkyu sudah banyak menghabiskan waktunya dengan berpikir keras dan bisa di pastikan nanti saat sarapan ia banyak makan demi memulihkan tenaga yang habis karena berpikir keras.

"Kamar pertama, Deket ruang tamu aja kayanya." Haruto mengerjap matanya pelan.

Haruto menerawang sejenak lalu menganggukan kepalanya mengerti.

"Yaudah kamar itu duluan yang aku isiin kasur." Ucap Haruto membuat Junkyu tersenyum lebar dan Haruto langsung menangkup pipi Junkyu sayang.

"Makasi ya haru." Ucap Junkyu membuat Haruto mengecup berkali-kali pipi tembam Junkyu dan mengusapnya pelan.

"Udah tugas aku by, bikin kamu bahagia."

.

.

"Oh baru mau pindah apartemen ?" Tanya Jihoon pada Junkyu yang ada di hadapannya sambil memakan mie goreng .

Mereka sudah di ada di kantin, setelah berpikir keras untuk tugas di kelas pertama dan kedua.

"Iya kan sekarang aku masih tinggal sama mamah." Ucap Junkyu membuat Jihoon menganggukkan kepalanya mengerti dan paham.

Karena kakaknya sendiri pun memilih untuk langsung pisah rumah dengan ibu dan ayahnya setelah menikah tapi yang Jihoon tidak mengerti itu, apa alasannya ?

Toh rumahnya dirinya itu besar kamar kakaknya dan kembarannya pun ada di lantai dua, kamar orang tua mereka ada di lantai dasar jadi mau melakukan apapun tidak akan terdengar.

"Kenapa ga tinggal dirumah mamah aja kyu ?" Tanya Jihoon lagi dan Junkyu menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap Jihoon lekat.

"Biar mandiri lah hun." Jihoon menoleh kearah Hyunsuk yang santai sekali menjawab pertanyaan Jihoon.

Mereka bertiga ada di kantin dengan Junkyu sebagai obat nyamuknya.

Kemarin saat Jihoon dan Hyunsuk masih belum memulai hubungan atau masih dengan status pendekatan, Jihoon tidak gencar mendekati Hyunsuk di sela kelas seperti ini.

Ada waktunya kalau kata Jihoon.

Jadi Junkyu tenang aja tidak pernah terpikirkan kalau dirinya seperti setan yang selalu berada di antara sepasang kekasih yang di mabuk asmara ini.

"Aku ga nanya kamu loh kak." Hyunsuk mendecak pelan dan kembali fokus pada tugas yang ada di laptop.

"Biar fokus sama rumah tangga aja, toh itu apartemen udah kebeli, sayang juga kalo ga di tempatin." Jelas Junkyu masih dengan semangat empat lima nya sambil memakan mie goreng.

"Biar mereka fokus sama anak." Ucap Hyunsuk lagi membuat Jihoon dan Junkyu menatap Hyunsuk lekat.

Tidak bisa di pungkiri kalau memang Hyunsuk itu usianya berada satu tahun di atas Jihoon dan Junkyu jadi bisa di katakan pemikiran nya sudah matang.

Hanya saja kelakuannya yang seperti anak kecil.

"Kalian udah ehemm..." Junkyu dan Hyunsuk menaikan sebelah alisnya bersamaan menatap Jihoon yang menatap Junkyu lekat.

Junkyu hampir saja terbatuk kalau saja ia nekat menjawab pertanyaan Jihoon dengan emosi membara.

Bisa-bisanya Jihoon bertanya dengan santainya.

"Jihoon, nanyanya jangan santai begitu dong." Hyunsuk memukul pundak Jihoon berkali-kali membuat Jihoon mendelik karena pukulan Hyunsuk itu sakitnya tidak main-main.

"Ya kan aku nanya kak."

"Aku gatau kalian ngebahas apa." Jihoon dan Hyunsuk menatap Junkyu yang mengerjap matanya menatap sepasang insan di hadapannya yang saling pukul.

"Kyu.. jangan pura-pura polos." Ucap Hyunsuk membuat Junkyu mengerjap matanya cepat menatap Hyunsuk lekat dan Jihoon terkekeh pelan.

Teman yang di hadapannya ini memang masih polos menurut Jihoon, pacaran hanya satu kali dan itu harus putus karena sang mantan harus kuliah keluar negeri.

Dan Haruto itu bukan pacar, tapi suami Junkyu yang melewati pernikahan tanpa masa pacaran.

Berbeda dengan Jihoon dan Hyunsuk yang baru pacaran tapi mainnya sudah jauh.

"Kak dia emang gatau." Ucap Jihoon membuat Hyunsuk menatap Jihoon dengan kaget dan Jihoon hanya terkekeh pelan.

"Terus kenapa tadi kamu nanya, Park Jihoon." Teriak Hyunsuk sambil memukul-mukul Jihoon yang mengaduh kesakitan pada pundaknya.

"Aku kepo soalnya."

"Kasian Junkyu nya jadi bingung kan tuh, kita ngeributin apaan." Ucap Hyunsuk lagi dan Jihoon hanya terkekeh pelan.

Junkyu hanya menggaruk-garuk kepala menatap keduanya bingung.

"Kalian kenapa sih ??"

.

.

Ini kalo ceritanya aneh maaf kan yaa :))

Chapter selanjutnya bakal aku up kalo votenya udah 80, sampe ga ya ? Pasti sampe kan wkwk

Jangan lupa vote dan komen :)

Terimakasih <3

Nikah Muda Harukyu ver [END]Where stories live. Discover now