"Kenapa ga bilang ?"

"Aku kira kamu inget." Jawab Haruto pelan sambil memasuki kamar mandinya.

"Aku malah lupa Haruto." Jawab Junkyu keras membuat Junkyu mendengar suara tawa keras dari dalam kamar mandi.

"Yaudah lusa aja belanjaannya." Jawab Haruto di dalam kamar mandi membuat Junkyu mendecak.

Bagaimana bisa mereka membeli barang sedangkan bentuk apartemen nya saja mereka tidak tahu.

"Ke apartemen dulu liat bentuknya." Jawab Junkyu tak kalah keras dengan nafas tersengal-sengal.

"Iya nanti abis pulang kampus mampir kesana sebentar, udah aku ga mulai-mulai ini mandinya."

.

.

Junkyu menatap Haruto yang muncul di parkiran dengan paperbag di tangannya dan di belakang ada gerombolan mahasiswi yang mengikuti langkah Haruto.

Haruto yang melihat Junkyu menatap belakangnya ikut menoleh lalu mendelik melihat beberapa Kaka tingkat nya ternyata mengikuti sampai parkiran mobil.

"Ruto mau pulang ya ?" Ucap Kakak tingkat nya membuat Haruto menatap Junkyu yang sudah mengadahkan tangan nya meminta kunci mobilnya.

"Iya kak." Jawab Haruto sambil tersenyum sedikit membuat para kakak tingkat itu berteriak heboh dan Haruto memberikan kunci mobil nya pada Junkyu.

Junkyu berjalan menuju mobil nya mengabaikan Haruto membuat Haruto menghela nafasnya pelan.

"Hati-hati di jalan ya Ruto." Ucap Kakak tingkat itu membuat Haruto tersenyum dan membuka pintu penumpang di samping kemudi.

Junkyu memasang wajah kesal membuat Haruto mengerjap matanya cepat.

"By, kamu yang mau bawa ?" Tanya Haruto saat mendudukan dirinya di bangku penumpang tapi tak membuat Junkyu menjawab pertanyaan nya.

Junkyu menginjak gas dengan keras membuat Haruto membulatkan matanya kaget.

"By ?"

"Bisa-bisa nya godain suami orang." Haruto mendelik lalu meringis pelan sambil menggenggam tangan Junkyu yang berada di stir mobilnya.

"Iya mereka gatau."

"Kamu ga ngomong ??" Tanya Junkyu kesal sambil menoleh cepat kearah Haruto membuat Haruto mendelik pelan.

Haruto menangkup pipi Junkyu lalu mengusapnya lembut membuat Junkyu mendengus dan Haruto terkekeh pelan, baru kali ini Haruto melihat Junkyu dengan wajah memerah dengan menahan emosi, biasa nya Haruto melihat wajah Junkyu memerah karena malu.

"Iya mereka ga nanya, nanti kalo mereka nanya ya aku kasih tau kok by, mana bisa aku diem-diem kalo kamunya galak." Junkyu menatap Haruto kesal membuat Haruto menangkup pipi Junkyu sambil mengusap nya pelan.

"Tapi gemesin dan aku sayang." Ucap Haruto lagi membuat Junkyu mendelik dan mendorong Haruto menjauhi dirinya sambil mendecak pelan.

"Aku marah ya."

"Jangan marah, nanti aku gabisa cium kalo kamu marah." Ucap Haruto membuat Junkyu makin mendengus kasar.

"Jauh-jauh sana."

.

.

Junkyu langsung mengatur password apartemen mereka membuat Haruto yang berada di sebelahnya menatap sekitarnya.

Mereka baru pertama kali mendatangi apartemen itu dan ternyata lebih dari perkiraan karena termasuk mewah dan Haruto pusing sendiri memikirkan betapa harga yang di bayarkan ayah nya untuk apartemen itu.

Mereka langsung melihat-lihat dan Junkyu tak henti-hentinya berwah ria karena termasuk besar untuk ukuran yang akan di tinggali oleh dua orang.

Ada tiga kamar, di setiap kamar ada kamar mandi, ada ruang tamu, dapur yang bersebelahan dengan ruang makan yang cukup untuk empat sampai enam orang.

Lalu kamar mandi di sebelah dapur, lalu sebelah nya lagi ada ruang cuci sekalian untuk menjemur pakaian, belum lagi balkon yang tidak terlalu luas tapi bisa untuk duduk santai bertiga.

Junkyu langsung menoleh kearah Haruto yang memikirkan kenapa sudah ada televisi besar di ruang tamu mereka.

"Ini televisi siapa ??" Tanya Haruto membuat Junkyu mengerjap matanya lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Karena Junkyu juga tidak tahu, mungkin maksudnya biar tahu dimana posisi ruang tamu dan yang lain-lainnya.

"Apa bisa belanja barang terus di tata selama satu Minggu ??" Tanya Junkyu dan Haruto mengedikan bahunya tidak mengerti juga.

Mungkin nanti ia akan meminta pendapat ibunya dirumah mengenai beberapa barang yang sama sekali tidak Haruto mengerti.

"Bisa ayo by, aku bantuin."

"Bantuin ngeribetin ya ?" Haruto tertawa pelan lalu menggelengkan kepalanya pelan menatap Junkyu yang berjalan menuju balkon kamarnya.

"Serius ini kalo menjelang sore pasti bagus." Ucap Junkyu sambil menopang dagunya menatap ke arah langit.

Haruto muncul langsung memeluk Junkyu dari belakang dan menjatuhkan dagunya pada kepala Junkyu sambil tersenyum.

"Sayangnya kita sore masih di kampus by." Ucap Haruto membuat Junkyu menganggukkan kepalanya pelan.

"Besok pasti cape banget nih aku." Ucap Junkyu masih menopang dagunya sambil menatap langit yang di penuhi bintang-bintang.

"Kalo emang gabisa langsung semua ya ga usah semua, nanti aku minta bantuin mamah ya." Ucap Haruto sambil mengeratkan pelukannya pada Junkyu.

Junkyu tersenyum manis lalu mengangguk kan kepalanya mengerti.

Toh yang akan tinggal dirumah itu berdua dengan Haruto.

"Tapi aku izin bawa PS aku sekalian ya."

"Ini bukan kostan ya haru."

"Gada yang bilang kostan juga sayang."

.

.

.

Ada yang nungguin book ini ??

Pasti gadaa, hehe

Huhu maaf yaa, setelah berpikir beberapa jam akhirnya aku memberanikan diri buat up lagi, setelah berbulan-bulan.

Jangan lupa vote dan komen yaa.

Add ke library kalian yaa biar tau kalo aku update soalnya ini update beneraan suka-suka aku.

Walaupun ceritanya aneh, wkwkwk

Terimakasih :))

Nikah Muda Harukyu ver [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang