Chapter 2

209 21 18
                                    


"Aarrrggghhhh......" keluh Daiki sambil mengacak-acak rambutnya. "Sensei, aku tidak mau lagi! Ini melelahkan!!"

"Tuan Muda, anda tidak bisa seperti itu. Ilmu pedang ini memang harus anda kuasai untuk menjaga dirimu sendiri jika suatu saat ada bahaya--" tegas Takaki Yuya, sang guru bela diri muda yang telah menjadi atlet bela diri berbakat sedunia. Kemampuan bertarungnya pun sudah tidak perlu diragukan lagi.

"Untuk apa aku punya butler dan bodyguard kalau begitu ceritanya?!" Daiki bersikeras agar dia tidak perlu melanjutkan latihannya itu. Dia anak yang cukup keras kepala. Hanya sedikit orang yang mampu menanganinya apabila dia sudah berkata tidak suka pada sesuatu.

"Permisi---" Ryosuke memasuki ruang latihan, tapi nampaknya guru dan murid itu tidak menyadari kedatangannya sama sekali dan terus saja berdebat.

"Mereka tidak selamanya bisa melindungimu, Tuan Muda! Bagaimana jika anda diserang saat anda sedang sendirian?!" sang guru berusaha bertindak serasional mungkin walaupun emosinya sudah di ambang batas.

"Huh! Tidak mungkin! Karena Ryosuke tidak akan pernah pergi dari sisiku!" balas Daiki penuh kebanggaan. "Ah... Ryosuke! Kau sudah pulang? Bagaimana pelajaranmu dengan Kei-sensei? Apa yang kau pelajari hari ini?" Daiki akhirnya menyadari kehadiran saudaranya itu di dekatnya sekaligus mencoba mengalihkan pembicaraan.

"T-U-A-N! M-U-D-A! A-R-I-Y-A-M-A! D-A-I-K-I!!!" panggil Takaki-sensei yang sudah mulai hilang kesabaran. "Jangan seenaknya mengalihkan pembicaraan! Ingat anda itu---"

"Urgh...cukup!" sela Daiki seenaknya tanpa peduli apa yang akan dilakukan oleh gurunya tersebut mengingat dia adalah seorang petarung yang handal. Merupakan hal yang terlalu mudah bagi Takaki-sensei jika harus memberi sedikit pelajaran pada muridnya itu. "Ryosuke, lakukan sesuatu padanya. Pokoknya aku tidak mau latihan. Titik!"

"Tapi Tuan Muda---" perkataannya kini kembali disela oleh anak laki-laki yang baru masuk tersebut yang tidak lain adalah adik kembar sang tuan muda.

"Takaki-sensei, biarkan saya yang mengurusnya," tutur Ryosuke dengan tenang. "Anda tidak perlu khawatir. Percayalah," sambungnya lagi sebelum guru itu sempat mendebat lebih lanjut. Setiap kata yang dia ucapkan memang penuh keyakinan. Hal ini ternyata sanggup membuat sang guru lepas tangan.

"Baiklah. Tapi setelah itu tolong laporkan hasilnya padaku."

"Saya mengerti." Ryosuke membungkuk memberi hormat ketika guru tersebut berlalu dan kemudian perlahan sosoknya mulai menjauh dari ruangan tersebut.

"Terima kasih Ryosuke!!!" Seketika Daiki langsung memeluknya karena merasa sangat senang telah terlepas dari hal yang dia benci. Tiba-tiba Ryosuke memulai pembicaraan dengan topik yang tidak pernah diduga oleh Daiki, saudara kembarnya, sekalipun.

"....Maukah anda mengajari butler ini tarian beladiri yang sangat anda sukai itu, Tuan Muda?" pinta Ryosuke dengan sopan.

Ya, demi menyelamatkan mereka berdua, sang ibu mengubah status Ryosuke sebagai butler pribadi Daiki agar mereka bisa tetap bersama. Mereka merahasiakan hal tersebut dengan rapat sehingga hanya mereka berdua dan orang tuanyalah yang mengetahuinya. Daiki yang tidak suka ambil pusing, menerima begitu saja keputusan tersebut selama dia masih bisa bersama saudara kandung kesayangannya itu. Di lain pihak, Ryosuke, orang yang sangat penyayang bersedia melakukan apapun selama itu bisa menyelamatkan semuanya. Dia tidak keberatan untuk menjadi butler atau buruh sekalipun untuk kakaknya sendiri karena dengan begitu dia bisa menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada Daiki dengan menemani dan membantunya setiap saat.

Walaupun kembar, dengan situasi seperti itu, mereka disekolahkan dan diberi pendidikan yang berbeda. Sebagai pewaris takhta, Daiki mendapat pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan tatanan negara, strategi-strategi pembangunan, dan semacamnya. Sedangkan Ryosuke selain mendapat pelatihan segala ilmu bela diri, dia pun mendapatkan pelajaran-pelajaran dasar yang hampir serupa dengan Daiki agar kelak dia bisa membantu Daiki dalam memerintah negeri Vetrina itu. Selain itu, sang ibu pun berusaha untuk membuat mereka tampak berbeda satu sama lain mengingat mereka adalah kembar identik. Daiki selalu tampil dengan rambut lurus coklat tua nan pendeknya itu dan ditata sedemikian rupa sehingga terkesan agak sedikit berantakan. Itu memberi kesan bahwa dirinya adalah pribadi yang bebas tanpa mempedulikan segala aturan dan istiadat yang mengekangnya. Di sisi lain, Ryosuke selalu setia dengan rambut lurus sebahunya yang terikat rapi ke belakang. Hal ini sengaja memberikan kesan bahwa dia adalah pribadi yang berlawanan dengan saudaranya sebagai seorang butler yang selalu taat pada segala peraturan. Kacamata berlensa persegi panjang yang terpasang di wajahnya membuatnya tampak sebagai pribadi yang disiplin dan berdedikasi tinggi. 

Pitiable TwinsOnde histórias criam vida. Descubra agora