미친 놈 (crazy guy)

1K 116 157
                                    

From : Naya
| I'll be there in 15 minutes.
| Please wait for me

Aku tidak bisa menyembunyikan senyumku ketika membaca sederet pesan yang baru saja dikirimkan oleh Naya. Sudah lama sejak terakhir kali dia mengirimkan pesan serupa dan aku merindukannya. Merindukan saat-saat dimana aku merasa waktu berjalan lebih lambat setelah menerima pesan-pesan itu karena terlalu tidak sabar untuk bertemu dengannya.

Seminggu yang lalu, Naya memang mengabari jika dia akan datang berkunjung ke studioku. Di satu sisi, aku merasa sangat senang. Namun di sisi yang lain, aku tahu jika dia datang hanya untuk menyampaikan sesuatu yang kuyakini tidak ingin kudengar seumur hidupku. Tetapi aku tak memiliki pilihan selain menerima kedatangannya karena jika boleh jujur, aku tak yakin akan memiliki kesempatan lain untuk bertemu Naya jika aku menolak kedatangannya hari ini.

Bagaimanapun juga, aku lebih dari paham jika aku tidak bisa lagi selalu memintanya datang menemuiku setiap kali aku membutuhkan dirinya seperti dahulu. Segalanya sudah berubah dan aku cukup tahu diri untuk tidak menganggu kehidupannya yang sekarang sudah sempurna.

Setelah membalas pesan Naya, aku kembali meletakkan ponsel di atas meja kemudian meraih cangkir dan menyesap cairan hitam pekat yang ada di dalamnya sedikit demi sedikit. Cangkir bergambar lambang zodiak leo itu adalah hadiah dari Naya beberapa tahun silam. Warnanya sudah mulai pudar karena terlalu sering digunakan. Tetapi aku tidak peduli. Bahkan jika suatu hari nanti cangkir itu akan sempurna kehilangan warnanya, aku akan tetap menyimpan benda itu bersama dengan kenangan dari pemberinya yang juga masih kusimpan rapi di sudut memori.

Tanganku terulur memegang mouse komputer dan mengarahkan kursornya untuk memainkan sebuah lagu yang baru selesai kubuat beberapa hari yang lalu. Lagu ini adalah sebuah lagu dengan irama sederhana yang menceritakan penyesalan seseorang setelah meninggalkan kekasihnya.

Ya, lagu ini adalah tentangku dan Naya. Tentang seluruh penyesalan yang kurasakan setelah menyadari jika aku baru saja melakukan hal bodoh dengan melepaskan seseorang yang sangat berharga dalam hidupku.

Karena Naya adalah satu-satunya orang yang mau mendengarkan segala keluh kesahku meski aku terkadang tidak memiliki waktu sama banyak untuk mendengar seluruh ceritanya. Dia adalah satu-satunya orang yang mau mencurahkan seluruh perhatian yang dimilikinya untukku meski aku terkadang tak memiliki perhatian sama banyak hanya untuk menanyakan bagaimana harinya berjalan.

Aku tahu, aku memang egois. Bahkan menjadi lebih egois lagi saat kuputuskan untuk menyudahi hubungan kami tanpa lebih dulu mendengarkan penjelasannya.

Kini, aku menyesal. Sangat menyesal hingga berakhir memilih untuk tidak memperbaiki segala yang sudah terjadi karena tak ingin menyakiti Naya lebih jauh lagi. Sudah cukup luka yang kuberikan kepadanya, dia berhak bahagia meski bukan denganku.

Satu hembusan nafas panjang lolos ketika lagu itu mulai terputar. Studio tempatku bekerja yang semula hanya diisi keheningan seketika dipenuhi alunan musik lembut dari speaker yang berada di samping kanan dan kiri layar komputer.

Aku memejamkan mata. Meresapi setiap liriknya yang kutulis dengan air mata sembari kembali membuka luka lama yang bahkan tak pernah sembuh seutuhnya.

'Nada bicara kita menjadi sangat dingin.'
'Hari itu kita menguap lebih sering dari biasanya.'

'Kesibukan seringkali dijadikan alasan.'
'Sehingga perasaanku yang sudah hilang terlihat sangat jelas.'

'Aku meninggalkanmu hanya dengan satu kata maaf'
'Tanganku gemetar saat menuliskan akhir kisah kita yang menyedihkan.'

미친 놈. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang