asahi menggelengkan kepalanya, "maaf, jaehyuk. waktu perjalanan ke sini, hpnya dimatiin..."

"gue bela-belain kesini semalem buat tau keberadaan lo. berkali-kali juga gue telfon lo, sa. spam chat ke lo, sampe gue hampir enggak tidur demi dapet kabar dari lo."

"maaf—"

"KENAPA SIH LO GAK HUBUNGIN GUE?" bentak jaehyuk.

pertama kali, nada suaranya setinggi itu saat berbicara dengan asahi. namun, dari matanya tidak hanya menyiratkan amarah. sedih, kecewa, dan... takut.

asahi menunduk, sembari menggenggam ponselnya. perlahan, ia menekan tombol untuk menyalakan ponselnya.

"sudah nyala," asahi mengangkat tangannya, menunjukkan ponselnya yang sudah aktif pada jaehyuk, "boleh hubungin jaehyuk sekarang?"

jaehyuk terdiam. tatapannya mendadak melembut, dan mata mereka bertemu. ia menghela nafas panjang, lalu mengambil langkah agar lebih dekat dengan asahi.

mata mereka masih tidak bisa lepas antara satu sama lain. tubuh jaehyuk agak gemetar, diikuti dengan jantungnya yang berdegup kencang.

detik berikutnya, tubuhnya yang gemetar itu langsung mendekap asahi erat; seerat yang ia bisa.

"sa..." gumam jaehyuk, "gue takut kehilangan lo."

suara jaehyuk terdengar sangat dekat, membuat asahi yang masih terkejut semakin membeku di tempatnya. hampir dalam satu waktu, asahi melihat dua sisi jaehyuk; sisi kerasnya dan sisi rapuhnya, seperti sekarang.

mereka sama-sama terdiam beberapa saat, hingga akhirnya asahi melingkarkan kedua tangannya pada tubuh jaehyuk, memeluknya, seperti yang jaehyuk lakukan.

"sa,"

"iya?"

jaehyuk mengusap punggung asahi pelan, "jangan pergi, jangan ilang."

asahi mengangguk pelan, "maaf, nggak angkat telfon jaehyuk. nggak balas chatnya jaehyuk juga."

"jangan ilang tanpa kabar sa," jaehyuk menghela nafasnya, "gue nggak bisa— kalo ditinggal kayak gitu lagi."

"iya, jaehyuk. asahi di sini." asahi tersenyum tipis.

untuk beberapa saat jaehyuk menahan pelukannya, asahi pun juga tidak protes soal itu; ia benar-benar tidak masalah. asahi— cukup nyaman.

"ehmm, jaehyuk...?" panggil asahi pelan.

"oh—" jaehyuk tiba-tiba melepas pelukannya dan salah tingkah. ia mengusap tengkuknya dan tidak berani melihat ke arah asahi.

"sa," kata jaehyuk, "maaf..."

asahi mengerutkan dahinya, "emangnya jaehyuk minta maaf soal apa?"

"tadi, gue bentak lo sa. gue minta maaf," jaehyuk menggigit bibir bawahnya. ia cukup malu dan merasa sangat bersalah.

"oh. nggak papa kok, jae."

"yang barusan juga, maaf."

"barusan?"

"i-iya, barusan. sorry, gue langsung... itu..."

asahi kembali menyunggingkan senyum manisnya, "nggak papa juga kok!"

"hmm, kalo gitu, mungkin gue balik sekarang aja sa. liat lo pulang dan baik-baik aja udah bikin gue lega kok." kata jaehyuk, berusaha mengalihkan salah tingkahnya.

yang meluk duluan siapa, yang salting siapa. aigoo. . . .

"jaehyuk tidur dulu!" balas asahi.

"hm?"

"tadi katanya hampir nggak tidur? jadi, jaehyuk tidur dulu ya!"

jaehyuk tertawa kecil mendengar nada bicara asahi yang cukup menggemaskan baginya, "iya, sa. gue pulang langsung tidur kok."

"kenapa nggak di sini?"

"...."

"jaehyuk tidur di kamar aja dulu, nanti kalau sudah istirahat baru pulang. biar nggak capek."

"...."

"j-jaehyuk? kenapa diem?"

"oh? i-iya, sa. gak ngerepotin?"

asahi menggeleng, "sini."







\



peluk dulu.

peluk dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
error   /   jaesahiWhere stories live. Discover now