"hari ini, kim junkyu."

"hahaha oke. kesepian ya lo?"

tuuut— jaehyuk memutus panggilan.

"anak dakjal." gumam jaehyuk.





tepat pukul 11, jaehyuk sudah sampai di twelve cafe sesuai dengan janji.

dan seperti yang jaehyuk katakan, suasana cafe masih cukup sepi. hanya ada beberapa orang di lantai bawah.

meskipun begitu, jaehyuk memutuskan untuk pergi ke lantai 2 yang terlihat masih kosong. hanya ada barista yang sedang bercengkrama santai, sebelum akhirnya mereka kembali bertugas saat jaehyuk datang.

lantai 2 cafe tersebut memang lebih dikhususkan untuk minuman saja. jadi, bagi jaehyuk akan lebih santai jika berada di lantai 2.

jaehyuk duduk di kursi dekat kaca setelah membawa dua minuman di tangannya. iced mocha, yang tentunya untuk asahi, serta vanilla latte untuk dirinya sendiri.

baru saja ia mengirim pesan untuk asahi dan junkyu, mengabarkan kalau ia menunggu di lantai 2; tidak sampai 5 menit, asahi datang.

"jaehyuk," sapa asahi, lalu duduk berhadapan dengan jaehyuk.

jaehyuk sedikit mengulas senyumnya dan menyodorkan iced mocha pada asahi.

"cobain."

raut wajah asahi cukup kebingungan, "berapa?"

"gue traktir lo, kok."

"mahal ya?"

"udah, cobain aja dulu."

asahi meraih gelas iced mochanya dengan ragu. tapi, akhirnya ia hanya bisa menuruti kata-kata jaehyuk. ia meneguk minumannya dan langsung tersenyum.

"enak banget." kata asahi, kemudian ia kembali meneguk minumannya.

jaehyuk cukup lega, setidaknya pilihannya tidak salah.

"jae!" tiba-tiba seseorang memanggilnya. siapa lagi kalau bukan junkyu.

"gila. untung gue ngajak mashi." kata junkyu pelan tepat di samping jaehyuk, saat ia hendak meletakkan tasnya di meja.

maklum, ajakan jaehyuk ke junkyu dadakan. junkyu tidak tau kalau asahi juga datang.

setelah memesan minuman, junkyu dan mashiho kembali ke meja.

"tumben, jae." kata junkyu membuka pembicaraan.

"apanya?"

"ngajakin nongkrong."

"ya gapapa."

mashiho menatap jaehyuk dan asahi bergantian, "emang aslinya mau ngedat—"

"hah?" jaehyuk langsung memotong pembicaraan mashi dan menengok ke arahnya, "mabok coklat ya lo? sembarangan kalo ngomong."

"maap maap. galak dih."

di tengah pembicaraan itu, asahi tidak menanggapi apapun. serius, pendiem banget. tapi yang jelas, ia sambil menikmati iced mochanya.

"latte ya, jae?" tanya junkyu sembari menunjuk minuman jaehyuk. jaehyuk hanya mengangguk sebagai jawaban.

"lah. choco banana abis? biasanya kan lo pesen itu dulu kalo di sini." tanya junkyu lagi.

"lo banyak tanya ya kayak pembantu baru." balas jaehyuk.

"sabar sabar." mashi tertawa kecil. sebenernya semenjak jihoon 'hilang', mashi udah biasa mendengar jaehyuk dan junkyu berisik kayak gini.

"oh— favorit jihoon ya?"

jaehyuk melirik ke arah junkyu dan menghela nafas, "apaan dah. lagi pengen aja." kata jaehyuk.

"halah, jae—"

"kyu, beliin cheesecake." mashi memotong kalimat junkyu. "CEPET SEKARANG GA PAKE LAMA."

"DIH"

"maaf ya, sa." kata jaehyuk, setelah junkyu beranjak sambil mewek gara-gara dibentakin mashiho.

"kenapa?"

"berisik juga ternyata ada junkyu."

"nggak papa, jaehyuk." balas asahi, lalu meneguk iced mochanya lagi; seperti anak kecil. ia bahkan memegang gelasnya dengan kedua tangan, seakan minumannya bisa dicuri sewaktu-waktu.

seiring berjalannya waktu, mereka habiskan untuk banyak bercerita. tapi, tentu saja asahi tim listening alias cuma dengerin doang. ia hanya akan menanggapi kalau ditanya, selebihnya cuma ngangguk-ngangguk kayak rapper.

hingga akhirnya, jaehyuk mendapati asahi sesekali melirik jam tangannya.

"ada acara?" tanya jaehyuk.

asahi mendongakkan kepalanya dan menatap jaehyuk, "oh, nggak."

"mau pulang?"

"mungkin."

"mau dianter?"

"nggak perlu, kok." asahi tersenyum. kemudian dengan agak ragu, ia beranjak dari tempatnya. tidak lupa dengan iced mochanya yang masih sisa.

iya, asahi minumnya dikit-dikit daritadi.

"emang naik apa, sa?" tanya mashi.

"taksi."

"kalo deket dianter jaehyuk aja," timpal junkyu. padahal sudah jelas-jelas tadi tawaran jaehyuk ditolak.

asahi menggeleng dan segera pamit pulang. sementara jaehyuk, junkyu, dan mashi masih stay di cafe. dan... kim junkyu; langsung menghujani jaehyuk dengan banyak pertanyaan.

"lo lagi pdkt ya? beneran?"

"gak, jangan ngadi-ngadi."

"masa sih?"

"kalo gue pdkt, gue gak akan ngajak lo, kyu. ngerepotin."

junkyu mewek, "kurang ajar."

"trus? karena jihoon?" mashi menengok ke arah jaehyuk yang langsung mengalihkan pandangannya ke kaca di dekatnya.

jaehyuk hanya bisa membuang muka, menatap jalanan di luar tanpa menjawab pertanyaan mashi.

"bener tuh," kata junkyu, "lagian ini cafe baru buka setelah renov beberapa bulan. lo pasti kangen kesini soalnya dulu sering kesini sama jihoon, ya kan? apalagi lo pesen vanilla latte."

"kyu." jaehyuk tiba-tiba langsung menatap junkyu, "udah, asumsi lo terlalu berlebihan."

junkyu terdiam sesaat, hingga membuka suara lagi dengan pertanyaan.

"jae, lo suka sama jihoon?"

jaehyuk menghela nafasnya, "gue udah pernah bilang, jihoon kayak kakak gue sendiri. dia yang ngajarin gue buat bertahan di saat gue ngerasa kesepian, meskipun lo tau juga... kalo dia pun hidup sendiri. paham kan lo, rasa sayang kayak gimana yang gue rasain ke jihoon?"

junkyu kicep. ia memilih untuk tidak menanggapi, karena raut wajah jaehyuk juga tidak mendukung alias sudah terlihat sedih.

"tapi, ya... lo ada benernya juga sih. gue kesini emang kangen tempat ini... sama kangen jihoon."







\

error   /   jaesahiWhere stories live. Discover now