First Date

169 31 5
                                    

Seperti di judul, hari ini adalah pertama kalinya Hyunjin dan Seungmin pergi berkencan di kota yang akan mereka tinggali untuk beberapa tahun ke depan. Dua hari yang lalu, mereka tiba dan langsung tepar karena perjalanan lumayan panjang. Kegiatannya benar-benar hanya mandi, kemudian berbaring di tempat tidur berdua. Begitu saja, hingga keesokan hari tiba. 

Besok harinya, alias kemarin, keduanya berburu warung makan di dekat apartemen. Siapa tahu Seungmin tetap bisa memenuhi hasratnya akan batagor. Ternyata betulan ada. Sepulang mereka sarapan di warung pecel yang berjarak sekitar satu kilometer dari apartemen, mereka menemukan akang batagor yang menurut Seungmin rasanya enak, seenak batagor di kantin SMA mereka. Seungmin senang bukan main hari itu. 

Mereka beli batagor, kemudian pulang ke rumah untuk bongkar muatan. Tugasnya dibagi. Seungmin menata baju di lemari yang ada di kamar, sementara Hyunjin bertugas untuk menata barang lain, seperti buku-buku, majalah, dan album mereka. 

"Min, ternyata album kita banyak," komentar Hyunjin ketika melihat bagian atas rak buku yang menjadi pembatas antar dapur dan ruang tengah sudah penuh oleh album. 

"Kamu emang semua versi dibeli," kata Seungmin dari dalam kamar. 

"Kamu juga. Malah apa ini, ada yang 3 biji," kata Hyunjin, mengambil satu dari tiga album DAY6. 

"Apa yang tiga? Gravity?" sahut Seungmin, tetap dari dalam kamar. 

Membolak-balikkan halaman, Hyunjin mendecak kagum, "iya, Gravity. Aku kira kamus biologi keselip di kardus album."

"Dih, penistaan kamu!" seru Seungmin, masih dari dalam kamar. Keduanya berbincang dengan suara lantang. Tidak sampai teriak, sih, tapi tetap saja. 

Setelah menata novel dan album, Hyunjin beranjak untuk memerhatikan kekosongan yang terasa di dalam apartemen keduanya. 

"Yayang," panggil Hyunjin sambil bersandar di kusen pintu kamar.

Seungmin bergidik dengan panggilan Hyunjin, tapi menoleh saja tanpa berkomentar apa-apa. "Hm?"

"Belum punya piring, wajan, dan lain-lain. Cuma ada pemanas air sama microwave," kata Hyunjin. 

Seungmin mengangguk sambil berkedip. "Yaudah. Beli." Kemudian nyengir, menampilkan senyuman manis. 

Hyunjin ikut mengangguk. "Ayo," ajaknya. 

Hari itu, keduanya memutuskan untuk belanja perlengkapan kecil seperti piring dan wajan, kemudian beberapa kaktus untuk menghijaukan ruangan, sekalian makan di luar. 

Hyunjin dan Seungmin tidak menganggap kegiatan hari itu sebagai kencan, by the way. Mereka menganggap apa yang dijalani kemarin adalah rutinitas. Rutinitas yang menyenangkan. Sebabnya adalah mereka punya tujuan untuk membeli barang. Kalau kencan itu, tidak boleh ada tujuannya. Mereka keluar hanya untuk mesra-mesraan dan bersantai. Nggak tahu, emang itu berdua punya pemikiran yang aneh yang mereka setujui sendiri. 

Dan kemarin malam sekalian, jadwal berkencan telah diputuskan. Yang adalah. 

Hari ini. 

Angin sedang berhembus lumayan kencang di luar, jadi Seungmin disuruh memakai pakaian yang agak tebal agar tidak masuk angin. Setelah mengunci pintu, tangan Seungmin disambut dan digenggam erat oleh Hyunjin. Keduanya sepakat untuk berjalan kaki saja berkeliling kota kecil ini. Mobilnya dibiarkan terparkir nyaman di basement apartemen. 

"Beneran nggak ada tujuannya?" tanya Hyunjin lagi. 

Seungmin menggeleng. "Mau gandengan aja sambil kemana gitu, terserah. Coba kesitu yuk," kata Seungmin sambil menunjuk ke arah kanan. Ada gang kecil di sana. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐤𝐚𝐫𝐞𝐬𝐡𝐢. // SeungjinWhere stories live. Discover now