• sa(d)turdate •

2.8K 327 25
                                        


Slight ; Luren

——•

Renjun telah selesai menata rambut merah muda nya dengan rapi, mengenakan kemeja terbaiknya dan memakai parfum dengan harga termahal diantara koleksi parfum lain miliknya.

Renjun melirik jam yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Masih ada waktu sepuluh menit sebelum sang pacar tiba dirumahnya. Jadi, ia hanya menunggu di ruang tamu sembari menghela-embuskan napasnya berulang kali demi meredam rasa antusiasnya.

Tin!

Bunyi nyaring klakson mobil terdengar hingga kedalam ruang tamu Renjun. Dengan semangat ia bangkit dari tempat duduknya dan segera berlari ke pekarangan rumah. Karena ia tahu, klakson mobil milik siapa yang berbunyi itu.

"Hei, sorry babe. Lama nunggu?"

"No, Luke. It's fine!" Jawab Renjun dengan ceria, ketika dirinya sudah duduk di kursi penumpang dan memakai safety belt nya.

Luke, atau yang bernama asli Lucas ini adalah pemuda yang sudah menjadi kekasih Renjun selama empat bulan lamanya.  Awal mula kedekatan mereka, adalah karena mereka yang sama-sama suka membaca buku di perpustakaan sekolah saat jam makan siang berlangsung. Sejak itu, Renjun jadi mulai sering mengamati Lucas, begitupun sebaliknya.


Lucas merupakan pemuda yang murah senyum, humoris, memiliki suara berat dan seksi, juga memiliki perawakan yang jauh lebih tinggi darinya. Digandrungi banyak pemuda dan wanita, dan tentu saja, tampan. Maka, ketika Lucas meminta dirinya untuk menjalin hubungan yang lebih serius dari sekedar teman, mana mungkin Renjun sanggup untuk menolak.


Sayangnya, seminggu setelah mereka jadian, Lucas harus pindah sekolah mengikuti sang Ayah yang pekerjaannya dipindah tugaskan ke Daegu. Sehingga, mau tidak mau mereka harus rela menjalani hubungan jarak jauh. Bertemu hanya dua minggu sekali karena masalah jarak dan biaya Daegu - Seoul yang tidaklah murah.

Awalnya.

Hanya satu bulan pertama. Bulan berikutnya, Lucas belum pernah mengunjungi Renjun lagi. Sibuk untuk mempersiapkan ujian kelulusan, katanya. Dan Renjun tidak mempermasalahkan hal itu, selama Lucas masih rajin menghubunginya lewat telepon maupun video call.

Dan, setelah berbulan-bulan ia hanya berhubungan lewat ponsel, hari ini Lucas kembali ke Seoul. Mengajaknya untuk pergi kencan ke wahana bermain berdua setelah sekian lamanya. Bagaimana Renjun tidak senang?


Sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan hanya dipenuhi oleh gelak tawa keduanya, terutama Renjun. Ia tertawa hingga menangis karena lelucon-lelucon receh yang dilontarkan oleh Lucas.


"Udah Luke, udah! Astaga aku bisa jadi gila beneran lama-lama karena kebanyakan ketawa!" Kata Renjun sembari mengusap air mata yang keluar dari kedua pelupuk matanya.

"Serius! Aku baru sadar kalo kamu sereceh ini ya, babe?"

"Hahaha kurang ajar!"


Tanpa sadar, mereka telah sampai di tempat tujuan. Bertepatan dengan Lucas yang telah berhasil memarkirkan mobilnya dengan rapi, ponselnya berdering. Menampilkan sebuah nama pada ponselnya. Membuat Lucas bergidik kaku seketika.

Renjun mengernyit, "Siapa? Kenapa gak kamu angkat, Luke?"

"A-ah, iya. Ini mau aku angkat kok. Kamu beli tiketnya dulu aja ya, nanti aku nyusul." Jawab Lucas agak gugup, mengalihkan percakapan.

Renjun yang memang dasarnya sedang sangat gembira, tidak mau ambil pusing. Ia segera keluar dari mobil dan berlari ke arah loket untuk membeli dua tiket masuk ke wahana bermain. Diikuti oleh Lucas yang menyusul dibelakangnya kala selesai mengangkat telepon.


hyuckren playlist ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt