" Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu mengingatnya kembali.” Ucapnya sambil tersenyum minta maaf.

Setelah 'insiden' kecil tadi, percakapan digantikan dengan gosip - gosip terbaru sekolah. Sesekali aku menanggapi tanpa benar - benar memperdulikan. Sampai Akhirnya bel peringatan jam ke 5 berbunyi.

Aku segera membereskan barangku. Ingin segera keluar dari kantin berbau apak ini dengan dalih ingin ke kamar kecil dahulu sebelum jam pelajaran dimulai. Mereka semua percaya dan mengatakan akan bertemu denganku di kelas drama. Dimana, kebetulan kami semua satu kelas kecuali Griffon.

Terima kasih pada ingatan fotografiku, aku sudah hafal peta sekolah yang tadi diberikan kepadaku. Dan untungnya, kamar mandi hanya berjarak dua ruangan dari kelas drama.

Aku menjadi yang pertama masuk. Tak lama kemudian diikuti seorang wanita berambut jerami, berwajah bulat yang kuyakini pasti Ms. Harp, guru drama kami. Aku segera mengambil slip murid baruku dan memberikannya kepada Ms. Harp. Dia tersenyum ramah sambil menandatangani slipku.

" Kuharap kau sudah punya teman disini, Ms. Delcour. Karena tugas berikutnya, kalian diharuskan untuk berkelompok."

" Terima kasih atau perhatianmu, Ms. Harp. Untungnya teman - temanku semuanya mengambil kelas drama." Jawabku tulus sembari mengambil slip murid baruku.

Tak lama kemudian, bel pelajaran ke 5 berbunyi dan murid - murid lainnya mulai memasuki kelas. Aku melambaikan tanganku saat kelompok teman baruku memasuki kelas.

Tidak banyak hal yang terjadi selama kelas drama. Hanya perkenalan biasa dan penjelasan tugas berikutnya yang mengharuskan kami untuk berkelompok antara 7 sampai 8 orang untuk membuat drama singkat dengan durasi kurang lebih 15 menit.

Well, berhubung aku masuk kelas ini hanya karena aku tidak berminat mengulang kelas jermanku, aku tidak punya banyak pengalaman untuk membuat naskah. Jadi, tugas itu jatuh pada Evie dan Tessa yang tahu cerita - cerita lama yang biasa didramakan. Sementara sisanya hanya bertugas menghafalkan dan mencari aksesoris nanti.

Oh, aku belum memperkenalkan Tessa ya? Well, dia teman Evie yang super duper nerd. Dengan kacamata bulan, rambut ikal hitam yang diikat ekor kuda dan dandanan ala kadarnya.Tapi, anehnya bisa masuk ke pembicaraan kami.

Bel pelajaran terakhir berbunyi tepat saat kami selesai menentukan job desk kami. Kami menyampaikan salam perpisahan sebelum akhirnya berpisah ke kelas masing - masing. Dimana jam terakhirku adalah olahraga dengan Coach Jackson.

" Jadi, bagaimana hari pertamamu disini?" Tanya Griffon yang memang sekelas denganku di pelajaran olahraga.

" Tidak terlalu buruk." Jawabku asal sambil mengendikkan bahu.

" Oh ya? Kukira dengan adanya teman di setiap kelasmu, akan membuatnya menjadi sedikit lebih baik."

" Untuk hal itu, aku memang terbantu. Namun, ada hal - hal lain yang membuatnya buruk."

" Seperti?"

" Sekelas dengan sepupu jalangku. Hmmm... Tatapan aneh para siswa." Jawabku tidak peduli.

Sesungguhnya ada 1 hal lagi yang paling mengangguku. Ada seorang cowok yang selalu sekelas denganku kecuali kelas olahraga.
Dia merupakan cowok populer yang berbeda jenis dengan kepopuleran kelompok Griffon.

Dengan rambut hitam acak - acakan, mata sehitam malam, tubuh besar, dandanan dan seringaiannya meneriakkan aura playboy jocks.

Dan benar saja, saat istirahat tadi, dia duduk dengan teman - temannya sesama playboy dimana wanita murahan macam Katty bergelayut menjijikan di lengan mereka.

My Silver Winged DemonWhere stories live. Discover now