****

"Makan dulu Na, nanti perut lo sakit!"

"Enggak,"

"Ck, badan udah kayak lidi bernyawa aja masih songong gak mau makan." Lawan bicaraku berdecak kesal.

"Masih kenyang!" Ujarku malas, sambil membersihkan sisa make up yang menempel pada wajahku.

"Gue jauh jauh kesini buat nyuapin lo, masa masih gak mau makan sih?" Kesal lawan bicaraku ini.

Aku berbalik, menatap wajah tampan berbalut kemeja batik tersebut.

"Lo kesini mau ngehadirin acara nikahan gue yang sialnya malah gagal. Kalau enggak gagal, lo gak bakal bujuk gue gini Jun." Sewotku.

Ajun tersenyum tipis, sambil merogoh sesuatu dari balik saku celana bahan miliknya.

"Niatnya sih mau dikasih buat kado pernikahan, eh tapi--"

"Gak usah nyinyir deh lo, pening kepala gue Jun!" Ketusku.

Dia tersenyum tipis, lalu berucap kembali. "Sensi amat mbak, PMS ya?"

Aku tidak merespon, moodku memang ambyar hari ini. Rasanya benar benar seperti nano-nano. Tidak menentu dan memuakkan.

"Udah, jangan dipikirin. Mungkin dia bukan jodoh lo Na. Masih untuk kejadian ini ketahuan pas kalian belum nikah, kalau udah gimana coba?"

Aku masih kukuh pada pendirianku, menatap Ajun yang menemaniku sejak siang tadi tajam.

"Gue seenggaknya bersyukur, cewek baik baik kayak lo gak jatuh ke tangan lelaki plinplan kayak calon lo." Imbuh Ajun sambil terkekeh.

Ajun memang rencananya datang kesini untuk menghadiri pernikahanku. Karena pernikahan urung terlaksana, jadilah dirinya digusur-gusur untuk membantu menenangkan diriku. Sedangkan Doyyeng dan Cika sedang sibuk mebantu membereskan kekacauan yang terjadi karena gagalnya pernikahan hari ini.

"Setidaknya dengan ini, lo bisa dapet lelaki yang lebih baik dari Bakos lo itu!"

Aku mengangguk tipis, setidaknya memang ada segi positifnya yang bisa diambil dari kejadian hari ini.

"Nih, kalau lo ruwet sama keadaan disini. Gue siapin ini udah dari lama, khusus buat adek bontot gue."

Ajun menyodorkan sebuah tiket kepadaku. Tiket liburan entah kemana, yang tentunya aku tidak bèrminat meliriknya.

"Dipikirin aja dulu, lo bisa ajak siapa aja buat nemenin lo. Sayang kalau gak dipake, gue udah siapin ini buat lo." Ujar Ajun sambil beranjak dari duduknya.

"Makan ya, lo nanti sakit."

Akhirnya, setelah membujuk diriku lebih dari puluh menit yang lalu. Aku mau mengisi sesikit makanan ke dalam perutku. Setidaknya, aku tidak ingin membuat banyak orang tambah iba juga khawatir karena keadaanku. Karena aku memang pribadi yang sungkan diberi rasa iba oleh siapapun, seberat apapun insiden buruk yang menimpa diriku.

Gagalnya acara pernikahanku, membuat banyak kekacauan disana sini. Makanan dari cetering yang sudah dibayar menjadi terbengkalai. Para tamu undangan yang berdatangan hadir harus kembali pulang, juga para kerabat yang ikut terundung malu dan terkena imbas karena gagalnya pernikahanku.

Hingga detik ini, belum ada yang mau menjelaskan kenapa pernikahanku bisa gagal. Aku belum tahu pasti, apa yang pihak Afka lakukan hingga membuat pernikahan kami gagal terlaksana. Apakah benar karena terungkapnya hubungan Afka dengan Aleena?

Entahlah, yang pasti semua orang masih urung menjelaskanya kepadaku. Yang jelas, kegagalan ini meninggalkan kekecewaan yang amat kentara dihatiku. Karena pada akhirnya, saat satu langkah lebih jauh akan kupijak, aku kembali harus mengalami kegagalan.

"Mbak, kata ibu sudah makan belum?"

Adikku--Arinda datang sambil membawa baju kebaya yang pagi tadi sempat dikenakanya.

Aku mengangguk samar sebagai jawaban dari pertanyaanya.

"Ya sudah, mbak istirahat aja. Hari ini mbak pasti letih banget." Ujarnya sambil tersenyum tipis kepadaku.

"Ya sudah, aku ke depan dulu mbak."
Arinda berbalik, hendak menutup pintu kembali.

"Dek?"

"Iya, kenapa mbak?"

Aku harus bertanya kenapa dan apa alasanya yang membuat pernikahan ini gagal terlaksana.

"Boleh mbak tanya?"

"Tanya apa mbak?" Bingung adikku.

"Dek, tadi ada siapa yang dateng?"

Arinda terdiam sejenak, seperti menimang nimang kata yang tepat untuk diutarakanya. "Hm, itu mbak--" Jawabnya ragu ragu.

"Jawab aja Dek, mbak mau tahu."

"I--itu, tadi pagi ada mas mas ganteng gitu." Ujarnya memulai mengutarakan. "Katanya, si masnya itu saudaranya mas Afka."

"Arez?" Tebakku.

"Apanya mbak?"

"Namanya?"

"Bukan, namanya Mas Altar."

"Altar?"

'Siapa?' Bingungku.

"Katanya dia kakaknya mas Afka."

Ah aku ingat, pria tinggi tegap ber-aura tak kalah kuat seperti Afka. Pria yang pernah aku temui dalam keadaan topless saat bermain di rumah tante Anita kala itu.

"Kakaknya?"

"Iya, katanya dia kakaknya. Datang sama cowok ganteng juga sih, tapi namanya gak tahu."

Pasti Arez.

"Mereka ngapain?"

"Mmm, mereka--"

"Kenapa?" Desakku.

"Nganterin cincin yang nantinya bakal buat nikahan mbak."

"Hah?"

"Iya, katanya hubungan ini gak bisa di lanjutkan lagi."

Deg

"Katanya mas Afka gak bisa bersanding sama mbak."

"Maksudnya?"

"Mereka ngebatalin pernikahan ini, karena gak bisa lanjutin pernikahan ini. Mereka juga meminta maaf sebesar besarnya atas nama mas Afka."

Fix, sudah sampai disini aku mengerti dengan pasti. Mereka membatalkanya karena Afka. Entah soal hubunganya dengan Aleena yang kembali menguap keudara, atau ketakutanya akan komitmen yang kembali menghantui benaknya. Namun pada akhirnya, semua komitmen yang kami bangun sirnah dan sia-sia begitu saja.

Dengan sekali tindakan, dia menghacurkan mimpi dan harapanku soal pernikahan. Memupuk rasa bahagiaku menjadi kekecewaan yang amat kentara. Disetiap detiknya, ada rasa kecewa yang kini terus membayangi, mengitari hati dan menggerayangi sanubari.

Afka sudah menang. Memenangkan cintaku, menarik ulur perasaanku dan pada akhirnya menghancurkan rasaku dengan sekejap mata. Dengan tanpa rasa, ia melimpahkan semua kekecewaan tersebut dengan nyata.

****

TBC

Update lagi yo🎉🎉
Cung yang nungguin update🖑🖑
Maaf ya kalau Aruna jarang update🙏🙏
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentarnya🖑🖑

Gimana, kira kira Afka mau ngapain ya kalau muncul nanti??
Apa dia bakal balikan lagi sama Aleena??
Atau balik lagi ngemis ke Aruna???

Ditunggu aja ya kelanjutanya. Jangan lupa follow NengKarisma atau IG karisma022
Ok👍👍

Jumpa lagi nanti🖑🖑
Sukabumi 31 Agust 2020
Revisi 10 Januari 2021

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن