Dua Zyena

718 8 0
                                    

Tik.. tok.. tik.. tok..

Seorang wanita yang sedang duduk di sofa hitam itu mengetuk-ketuk jarinya seraya jam berdetak. Ekspresinya masam dan tak bersahabat. Bagaimana tidak? Sudah tiga hari ini dia hanya diam di rumah, tak boleh keluar tanpa alasan yang jelas.

"Aah!" Suaranya memecah keheningan. Dilemparnya buku yang sedari tadi dibiarkannya tertutup di sampingnya. "Aku ini manusia bukan hewan sirkus yang keluar hanya saat pertunjukkan!" Ia menekankan kata-katanya pada kalimat itu. Hening. Tak ada yang menjawab.

Tik.. tok.. tik.. tok..

"Baiklah. Jadi kalian tidak mau menjawabku, begitu?" Ujarnya sambil melangkah maju. "Kalau kalian tidak mau menjawab, biar aku yang memutuskan jawaban kalian!" Ia melangkah lebih cepat ke arah pintu besar berwarna putih dengan langkah yang berdentum-dentum. Ia hanya tinggal membuka pintu saja saat beberapa derap kaki bergerak panik mendekati dan langsung menahannya.

"Nona, Nona Zyena. Kendalikan diri anda," seseorang segera menenangkan wanita bernama Zyena itu.

"Lepaskan! Aku sudah bosan! Aku mau bebas!!" Zyena menepis tangan-tangan di punggungnya. "Apa-apaan kalian?!"

Orang-orang tadi sekuat tenaga memeganginya, berusaha agar Zyena tidak memberontak. Beberapa lama kemudian kekuatan Zyena berkurang. Semakin lemah dan lemah, hingga ia jatuh pingsan.

***

"Bagaimana keadaannya?" Tanya seseorang wanita paruh baya kepada wanita berjaket putih di depannya.

"Tidak membaik." Ujar wanita itu. "Ia semakin sering kehilangan dirinya. Awalnya hanya satu kali dalam seminggu, lalu 2 kali, lalu 4. Dan sekarang hampir setiap hari!"

Wanita paruh baya Itu menahan nafas khawatir. "Lalu apa yang dapat kita lakukan? Sampai kapan Zyena-ku akan menderita seperti ini?" Tanyanya hampir menangis. Tangannya meremas satu sama lain. Wajahnya pucat dan kerut di dahinya seakan menunjukkan ia kurang tidur.

Wanita yang diajak bicara menggeleng perlahan. "Aku takut tak ada yang bisa dilakukan, orang dengan dua kepribadian sangat langka. Karena itu cara menghilangkannya pun belum ditemukan." ujarnya pelan. "Kalau disembuhkan total mungkin sulit, namun saya rasa ada satu cara yang dapat membantunya."

"Apa itu?" Mata wanita paruh baya itu berbinar penuh harapan.

"Dengan menemukan seseorang di mana ia bisa merasa menjadi dirinya sendiri, dengan satu kepribadian saja."

Soul's Medicine // IndonesianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang