Titik

142 37 2
                                    

"Hyuka."

Hyuka menoleh malas ke arah Taehyun.

"Ya?"

"Temenin aku bagiin cokelat-cokelat ini ke gedung anak kelas 12."

Iya, membagikan cokelat. Sekolah ini mempunyai tradisi kelas-kelas 10 dan 11 mengumpulkan cokelat dan kemudian perwakilan dari masing-masing kelas akan membagikannya ke kelas 12, sebagai penyemangat serta doa untuk kakak kelas yang akan menghadapi ujian dan lulus dari sekolah ini.

Tradisi yang bagus, menandakan hubungan antar adik dan kakak kelas yang baik tanpa adanya senioritas. Dan memang, selama Hyuka sekolah di sini seluruh kakak kelas selalu bersikap baik kepada adik kelasㅡwaktu ospek saja, nggak ada tuh acara bentak-bentak atau marah-marah jahilin adik kelas, justru kakak kelas malah mengayomi dan benar-benar melakukan tugasnya dengan baik memperkenalkan sekolah.

"Malas."

Jawab Hyuka singkat.

"Hyuka, aku nggak bisa ngangkat ini sendiri. Dan juga, kelas kita paling telat sendiri buat membagikan cokelat. Besok kakak-kakak kelas udah nggak diwajibkan ke sekolah lagiㅡ

Hyuka mengacak rambutnya,

"Iya deh, iya. Sini aku temani." menjadi jawaban yang terpaksa ia berikan daripada Taehyun tidak berhenti menyerocos.




"Semangat ya, kakak-kakak semuanya!"

"Makasih dek!"
"Dek, makasih!"
"Makasih adeeeekk!"

Hyuka dan Taehyun keluar dari salah satu ruang kelas 12. Masih tersisa banyak cokelat di kedua kardus yang mereka bawa.

"Ini udah kelas berapa?"

"12 IPS 4."

"Masih banyak ya?" Tanya Hyuka sambil menghela nafasnya kasar. Ia berjalan dengan langkah sedikit cepat, merasa jengkel.

"Tinggal 3 kelas doang kok, nggak usah mencak-mencak."

"Kardus ini isinya masih berat, Taehyun."

"Ya sama, punyaku juga berat kaliー

Hyuka, udah sampai."

Taehyun menarik tangan Hyuka, kalau-kalau saja Hyuka kebablasan jalan lurus terus.

Hyuka memandang plakat pintu di depannya.

12 IPA 1.

Mampus.

Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang telah setuju membantu Taehyunーia lupa dengan satu hal;

Kakak kelas yang selalu ia perhatikan kan kelas 12 juga.

"Hyuka, kamu ngapain?"

Hyuka tersadar dari pikirannya sendiri, pintu kelas tersebut sudah terbuka lebar, dan Taehyun sudah berada di depan meja guru di dalam.

"Sini masuk." lanjut Taehyun.

Hyuka berjalan pelanーmenunduk ke dalam kelas.

"Masuk aja deekk"
"Ngga usah maluu"

Ucap kakak-kakak kelas tersebut, menyoraki Hyuka.

Hyuka akhirnya memandang ke depanーmenghadap bangku-bangku kakak kelas, matanya menelisik seluruh sudut ruangan, mencari sosok yang selalu ia perhatikan dari perpus, nihil.

Nggak ada rupanya, Hyuka bernafas lega.

Semuanya berjalan lancar. Mulai dari sesi berdoa bersama, mendoakan kakak-kakak kelas tersebut agar lulus dengan baik, sampai sesi membagi-bagikan cokelatnya.

Saat mau penutupan, tiba-tiba pintu kelas terbuka lagi.

Kali ini Hyuka merasa benar-benar ingin pergi dari sini sesegera mungkin.

Sosok yang tak asing di matanya memasuki kelas dengan kikuk.

"Telat Soobin, udah abis cokelatnya. Kelamaan sih di toilet"
"Soobin abis BAB ya?"

seisi ruang kelas mendadak ricuh menggoda kakak kelas yang baru muncul itu.

Oh, jadi namanya Soobin.

Hyuka tanpa sadar mengangguk-anggukkan kepalanya sendiri.

"Halah, bohong kalian,"

Ini kali pertamanya Hyuka mendengar suara kakak kelas itu dengan jelas.

Tiba-tiba Soobin mendekati Hyuka. Tangan Hyuka semakin erat memeluk box cokelat yang ia bawa.

Soobin menatapnya lama, sebelum akhirnya mengambil salah satu cokelat dari boxnya.

"Orang cokelatnya masih banyak gini, yakali aku nggak kebagian."

Sial, dari dekat gini suaranya makin terdengar manly. Sama gantengnya seperti wajahnya.

Seusai mengambil cokelatnya, Soobin berjalan menjauh dari Hyuka dan duduk di tempat duduknyaㅡkemudian memukuli jidat teman-teman yang menggodanya barusan sebagai balas dendam.

Hyuka bernafas lega.

Kayaknya kakak ituーSoobin, nggak sadar sama dia, atau mungkin sudah lupa.

Taehyun kemudian memberi penutup, mengucapkan salam bersama Hyuka, mereka berdua berpamitan dan mengucapkan semangat kepada kakak-kakak tersebut. Hyuka berjalan mengekori Taehyun di belakang.


"Dek!"

Hyuka dan Taehyun berhenti, sontak keduanya menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil.

"Uh, maksudku adek yang rambutnya gondrong." Ucap kakak bertubuh jangkung yang memanggil tadi.

Taehyun mengangkat bahunya.

Oke,  pikirnya.

Hyuka terdiam di tempat dengan kaku. Sedikit gugup.

"Kenapa ya kak?"

Kak Soobin memanggilnya? Kenapa? Ah, entah kenapa Hyuka merasa was-was.

"Kamu.. udah ngga ke perpus lagi?"

Aduh.

Hyuka memejamkan matanya erat. Kemudian ia memasang senyum dengan paksaーtertawa canggung.

"Haha, memang jarang ke perpus kok, Kak."

"Jarang apanya." Tiba-tiba Taehyun menimpalinya dengan ketus.

Dalam hati, Hyuka sudah memisuhi Taehyun dengan beragam umpatan dalam berbagai bahasa.

"Ngomong apa sih, Taehyun hahaha udah yuk, ke kelas selanjutnya yuk, ini berat banget,"

"Kak, udah ya hehe semangat ujian." pamit Hyuka kepada Soobin, dengan satu tangan yang sibuk mendorong bahu Taehyun paksa menjauh dari sana, sambil sesekali ia menendang kaki Taehyun.

"Sesekali mampir ke perpus lagi yaーkalo bisa sih sore nanti! Semoga kita bisa ketemu lagi di lain kesempatan." Ucap Soobin.

Hyuka menoleh dengan bingung, melihat kakak ituーSoobin, melambaikan tangannya sambil tersenyum, tidak lupa kedua lesung pipit yang terlihat jelas.

Dan hari itu berakhir begitu saja, dengan Hyuka yang langsung pulang karena lelahㅡlupa untuk mampir ke perpustakaan sekolah sore itu.

Perpus. 「Sookai」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang