11 APHP
Gumam seorang lelaki ketika melihat sebuah tulisan yang berada di atas pintu di depannya.
"Udahlah mana ada maling yang mau ngaku!" ujar gadis tersebut.
Sementara di sisi lain terlihat jelas seorang gadis sedang memegang erat hijab ia pakai.
"Vin, aku udah bilang bukan aku yang ambil uang kamu, aku pun ga tau kenapa tiba-tiba uang kamu ada di tas aku,"
"Udah deh ga usah ngelak lagi, lo kan orang susah jadi mungkin lo mau beli sesuatu gitu ya jadi lo ambil uang gue kan!" nada bicaranya meninggi.
"Ada apa ini!" sontak seisi ruang kelas melihat ke arah pintu.
"Ini buk ada maling tapi ga mau ngaku," ujar Vina.
Nima, masih terdiam sambil menundukkan kepalanya karena sedari tadi tidak ada satupun orang yang percaya akan omongannya.
"Nima? benar kamu yang ambil?" guru itupun bertanya.
"Engga buk, bukan saya."
"Yaudah deh buk ga apa-apa, uangnya juga udah ketemu," ucap Vina sambil tersenyum manis. "Didalam tasnya Nima Argenia."
"Yaudah kalo gitu sekarang kalian duduk semua, ibu mau ngasih tau kalo guru bahasa Indonesia belum datang dan satu lagi, ini ada siswa baru yang akan menjadi teman kalian," ucap Buk Ayu selaku guru Bk.
"Fajri sini, ayo kenalkan diri," sambungnya.
Sesosok lelaki memasuki ruang kelas itu.
"Baik buk, perkenalkan nama saya Muhammad Fajri Ardian bisa dipanggil Fajri."
Vin, ganteng banget yaa.
Iya Vin, si Marco kalah ganteng tuh.
Bakal pindah gebetan nih kayaknya si Vina.
"Betul juga ucapan kalian." Balas perempuan itu.
"Fajri kamu silahkan duduk disebelah Agil dan kalian jangan ribut, awas!" ucap guru yang menuju keluar kelas.
Vina yang melihat Buk Ayu telah keluar kelas, langsung menghampiri Fajri.
"Hello Fajri, kenalin gue Vina murid paling populer di SMK Cendikia Palembang," Ucap Vina sembari menyodorkan tangannya di depan cowok itu.
"Oh hai." Jawab Fajri yang tidak membalas uluran tangan Vina.
"Sombong banget sih lo!" Vina kembali berucap. "Siswa-siswa disini aja kalo ketemu gue mau pada pegang tangan gue, lah elo? hah!"
Vina beranjak pergi dari bangku yang diduduki Fajri dan Fajri masih diam dengan senyumnya.
"Vinaaaaaaa!" suara gadis itu terdengar jelas. "Lo apain Nima hah?"
Lalu gadis itu bejalan mendekati Nima dan melihat dibelakang Nima ada sesosok cowok yang asing baginya namun tidak terlalu dihiraukan olehnya.
"Temen lo kan emang suka maling," jawab Vina sombong.
"Lo tuh ya! apa-apa selalu nyalahin Nima!" gadis itu kembali berucap.
"Udah ya Isya, nanti buk Ayu datang lho." Nima menyabarkan temannya yang satu ini.
"Ga bisa gitu dong Ma, orang kayak gini emang harus dihajar kayaknya,"
"Halah, banyak omong lo!" celetuk Isni temannya Vina.
Aisya, temannya Aima mulai beranjak dari bangku yang didudukinya dan hendak berjalan mendekati Isni namun tangannya ditahan oleh Aima.
"Isya kan cantik ga boleh marah-marah ya, kita ambil wudhu ya supaya hati Isya adem?" suara lembut itu melunakan hati Isya.
"Untung banget temen gue itu Aima bukan sesosok Jin yang duduk dibangku belakang pojok kanan!"
"Hoi! maksud lo apa hah! ngatain gue lo?" ucap Vina yang merasa bahwa itu dirinya.
Haloooo, kembali lagi sama ceritakuu. Semoga bahagia selalu ya kalian. Kalo menurut kalian cerita ini bagus jangan lupa divote yaaa.
Salam sayang dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aima
RomanceSesosok gadis berjalan di area pemakaman. "Yah, Aima janji bakal selalu jagain ibu dan Aima bakal berusaha buat selalu bahagiain ayah sama ibu. Semoga ayah tenang ya disana. Aima rindu ayah." Ucapnya sambil beranjak pergi dari sana.
