1. Pertemuan Singkat

19 2 0
                                    

Semilir angin pagi di kota Seoul itu menerbangkan beberapa helai anak rambutnya yang tidak terikat. Gadis itu Lee Mijoo, dia sedang melakukan rutinitasnya di pagi hari, sibuk membersihkan balkon di sebuah apartemen sambil menggumamkan lagu apapun yang terpikir di otaknya. Sesekali gadis itu mengangkat wajahnya dengan mata setengah mengantuk, membiarkan sinar mentari pagi menyapanya. Namun saat suara pintu itu terbuka, Mijoo segera berhenti melakukan aktivitasnya itu untuk menoleh ke arah sumber suara. Lantas segera menghampirinya sesaat setelah ia mengetahui siapa yang datang.

"Oh, anda sudah bangun? Hari ini jadwal anda dimulai pukul–" gadis itu mengumpat didalam hatinya karena orang itu selalu bersikap seenaknya, dia tak pernah membiarkan dirinya menyelesaikan apa yang ingin disampaikan. Seperti dugaannya, sebelum berhasil menyelesaikan perkataannya seseorang tadi malah pergi dari hadapannya begitu saja, membuat Mijoo menghela napas berat sambil membuat raut wajah kesal.

***

Ini dimulai saat aku merasakan sedikit perasaan tak nyaman, perasaan itu selalu datang kapanpun tanpa permisi. Cukup menyiksa parahnya sampai membuatku sulit untuk bernapas.

***

Nam Woohyun menghembuskan napas lelahnya saat musik yang semula memenuhi ruang latihannya itu berhenti. Pria itu merebahkan tubuh di lantai ruangan tersebut. Saat merasakan seseorang menepuk bahunya, dia segera membuka mata dan saat itu pula dia melihat Sunggyu duduk disebelahnya.

"Kau bekerja dengan baik, Woohyun. Bagaimana kabarnya?" tanya Sunggyu. Woohyun menatap langit-langit ruangan tersebut sambil berpikir. Otaknya refleks memikirkan seseorang yang ditanyakan oleh Sunggyu barusan.

Ada helaan napas sebelum Woohyun dapat menjawabnya, "Baik. Kau menyukainya, hyung?"

"Aku—"

"Kalau kau menyukainya, maka kau harus menemui dia dan berhenti menanyainya kepadaku, Sunggyu hyung. Aku hanya kasihan dan merasa bersalah kepadanya, tidak tertarik, tidak sama sekali. Jadi aku jarang memperhatikan dia. Tidak pernah." Woohyun memotong ucapan Sunggyu membuat Sunggyu terkesiap.

"Aku tidak menyukainya. Hanya saja aku penasaran."

***

Suara berisik dari sepatu yang saling beradu dengan lantai itu membangunkan Mijoo yang tengah berbaring di sofa. Ketika dia mendengar satu suara lagi, yaitu sebuah suara tombol kode password pintu yang ditekan oleh seseorang, dia segera mendudukan dirinya dan merapikan rambutnya karena sedikit berantakan. Beberapa detik kemudian gadis itu bergegas ke dapur berniat membawa segelas air untuknya.

"Woohyun-ssi–" Lagi-lagi Mijoo tidak dapat menyelesaikan ucapannya saat merasakan bahwa orang itu sama sekali tidak menggubrisnya sejak tadi. Kadang Mijoo ingin bertanya 'Aku salah apa?' tapi gadis itu sadar bahwa kesalahan terbesarnya yaitu hadir di kehidupan seorang Nam Woohyun. Sabar, aku akan segera pergi dari sini saat aku sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Pikirnya.

Sedangkan pria bernama Nam Woohyun itu memejamkan matanya. Benar kata Mijoo, dia sama sekali tidak perduli dengan kehadirannya. Mijoo kini hanya berdiri mematung sambil membawa segelas air putih ditangannya. Woohyun menyimpan lengannya diatas kepala, memejamkan matanya.

"Woohyun-ssi, saya pikir anda harus tidur di kamar. Tidur disini akan menyakiti punggungmu atau lehermu." yang dipanggil hanya berdeham pelan sebelum membuka matanya lagi, sekilas Woohyun menatap gadis yang masih mematung dengan segelas air di tangannya itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Little by Little.Where stories live. Discover now