20

878 79 50
                                    


Sudah hampir 5 bulan, Renjun belum sadar dari komanya. Chanyeol setiap hari juga terus mengunjungi Renjun. Pekerjaannya juga di handel oleh sekertaris nya. Dia benar benar menepati janjinya.

"Paman. Apa sebaiknya kita laporkan Lucas saja? Ini benar benar keterlaluan."

"Kita harus menunggu Renjun. Lagi pula aku sudah menyiapkan sesuatu untuk keluarganya." Balas Chanyeol.

"Maksud paman?"

Chanyeol menggeleng lalu melirik jam tangannya, "paman ada meeting yang harus di hadiri. Tolong jaga Renjun baik baik, paman mungkin akan pulang malam." Jaemin mengangguk.

"Paman pergi dulu."

Setelah itu tersisa Jaemin dan Renjun yang berada di kamar Renjun. Jaemin terus menatap mata Renjun yang tertutup. Jaemin duduk di ranjang yang Renjun tiduri.

"Renjun kau tau? Ryu sebentar lagi akan melahirkan. Eummm, dalam hitungan Minggu dia akan melahirkan bayi kentang ku." Jaemin memainkan jarinya sambil mengayun ngayunkan kakinya.

"Aku mau bayi kentang ku melihat pamannya yang tampan ini. Aku ingin membuat bayi kentang ku menjadi laki laki yang kuat sepertimu."

"Kemarin saat Ryu tes USG ternyata bayi ku kembar laki-laki. Aku ingin bayi perempuan taukk. Ah tapi tidak apa, setelah bayiku berumur 1 tahun, aku akan membuat lagi. Aku yakin akan menghasilkan bayi perempuan."

Jaemin tertawa miris. Entah apa yang di pikirkan. Jaemin tau kalau Renjun tidak akan membalas ucapannya. Jaemin sebenarnya juga sedikit muak. Dia terus mendengar suara monitor detak jantung milik Renjun, dia ingin mendengar suara Renjun lagi.

"Cepatlah sadar Renjun. Agar Lucas cepat cepat di tangkap. Kata pengacara paman Huang kita butuh kau. Bukti dari Mark dan Jeno saja tidak cukup."

"Ayolah bangun–!"

Titttttt!

Mata Jaemin membola, "tidak tidak Renjun! Bertahan sebentar!"

Jaemin mengguncang tubuh Renjun sambil memencet tombol di samping ranjang Renjun.

"Dokter sialan cepat datang brengsek!!"

Air mata sudah menggenang di mata Jaemin.

"Maaf tuan, anda harus menunggu di luar." Perlahan Jaemin melangkah mundur.

Tangannya merogoh sakunya mengambil handphone,

"P-paman."

"Ya kenapa Jaemin?"

"R-renjun, d-dia–hiks!"

"Ada apa dengan Renjun? Katakan dengan jelas Jaemin!!"

"H-hilang, hiks! Detak jantungnya-"

"Aku akan ke sana sekarang!"
















Chanyeol sudah sampai di sebuah perusahaan,

Wong company

"Selamat datang, tuan Huang." Sambut tuan Wong.

Chanyeol berjabat tangan dengan,

Wong Jakson

Lalu Chanyeol duduk di hadapan Jakson.

"Jadi, ada apa tuan Huang sampai datang ke perusahaan ku? Apa tuan ingin bekerja sama dengan perusahaan ini?"

Chanyeol tersenyum sambil mengangguk, "jika kita berkerja sama, ini akan saling menguntungkan. Dan ku dengar, perusahaan mu ini ada dimana dimana ya?"

𝐒𝐚𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬 [✓]Where stories live. Discover now